5 Dampak Keguguran pada Mental yang Harus Ditangani
“Keguguran pada wanita dapat menyebabkan gangguan mental dan perlu mendapatkan penanganan segera. Salah satu dampak buruk dari keguguran yang bisa terjadi adalah depresi.”
Halodoc, Jakarta – Setiap wanita bereaksi berbeda terhadap keguguran, tergantung dengan keadaan mereka sendiri. Kebanyakan dari mereka mengalami kesedihan dan rasa bersalah.
Namun, pengalaman rumit ini mungkin sulit untuk dipahami sepenuhnya karena ditambah dengan rasa syok. Pengalaman ini juga dipersulit oleh kadar hormon yang berubah secara alami.
Oleh karena itu, membaca tentang emosi yang biasanya dirasakan, serta berkonsultasi dengan para ahli bisa berguna dalam memahami pengalaman pribadi dengan lebih baik.
Emosi yang Biasanya Dirasakan Pasca Keguguran
Emosi yang biasanya dirasakan pasca mengalami keguguran, yaitu:
- Syok: Diikuti dengan rasa kebingungan, syok merupakan respon normal setelah mengalami keguguran – terutama jika terjadi di luar dugaan.
- Kesedihan: Berduka atas kehilangan bayi sangat membawa kesedihan. Menangis tanpa pemicu yang jelas pasca keguguran adalah hal yang biasa dialami.
- Kehampaan: Dalam proses kehamilan, wanita mempersiapkan diri secara fisik dan mental untuk menjadi seorang ibu. Jadi, kehilangan bayi menimbulkan perasaan hampa secara fisik serta emosional, sehingga berujung pada mati rasa terhadap semua hal dalam kehidupan.
- Marah & Cemburu: Perasaan cemburu bisa muncul saat melihat orang lain mengumumkan kehamilan atau kelahiran anaknya. Ada juga kemarahan yang ditujukan terhadap orang yang terlibat dalam peristiwa keguguran seperti dokter dan perawat, atau sekadar pada nasib.
- Rasa Bersalah & Kegagalan: Keguguran jarang terjadi karena tindakan oleh Ibu selama kehamilan. Namun, banyak wanita masih merasa bersalah dan berpikir bahwa sesuatu yang mereka lakukan menyebabkannya, entah itu makanan yang mereka konsumsi selama kehamilan, atau bahkan perasaan mereka terhadap bayinya.
- Takut: Setelah mengalami keguguran, kemungkinan terjadinya keguguran lagi atau komplikasi selama kehamilan memicu ketakutan. Ketakutan ini muncul karena tidak mengetahui penyebab keguguran, sehingga menimbulkan rasa kehilangan kendali atas hidup sendiri.
- Kesepian: Jika orang-orang terdekat Ibu tidak mengetahui tentang kehamilan dan keguguran tersebut, atau mereka tidak memahaminya, mungkin Ibu merasa sedang melaluinya sendirian. Berbicara dengan anggota keluarga atau teman bisa membantu meringankan perasaan ini.
Efek Terhadap Kesehatan Mental
Emosi tersebut kemudian dapat berujung pada kondisi kesehatan mental berikut jika tidak ditangani dengan baik:
1. Citra Diri yang Buruk
Salah satu dampak buruk dari keguguran bagi mental adalah membuat wanita menanamkan citra diri yang buruk pada diri sendiri. Hal ini dirinya merasa tidak mampu menjadi seorang wanita yang utuh, akibat tidak dapat melahirkan bayi yang utuh.
Keguguran pada kehamilan pertama dapat meningkatkan kecemasan yang cukup besar terkait kesuburan di masa depan. Meskipun pada kenyataannya, wanita yang pernah mengalami keguguran tetap bisa mendapatkan kehamilan lagi.
2. Perasaan Bersalah
Wanita yang mengalami keguguran juga dapat merasa bersalah, sebab menggambarkan ketidakmampuan dirinya dalam menjaga janin yang dikandungnya.
Bahkan, beberapa wanita juga merasa jika kegagalan melahirkan ini sebagai hukuman. Seseorang dalam kondisi ini terus mencari jawaban atas kejadian ini, meski seringkali tidak menemukan jawaban yang diinginkan.
3. Post Traumatic Stress Disorder
PTSD juga termasuk dampak buruk yang terjadi akibat keguguran. Bahkan, wanita yang pernah melewati keguguran sebelumnya memiliki risiko lebih tinggi alami masalah ini. Mengetahui penyebab keguguran bisa saja tidak mengurangi risiko alami kondisi stres akibat trauma ini.
Pandangan buruk tentang dunia yang berada di sekitarnya dan memiliki harga diri yang buruk juga dapat meningkatkan risiko terjadinya PTSD. Bahkan, ada kekhawatiran jika kejadian traumatis ini dapat memberikan dampak negatif pada anak yang lahir setelahnya.
4. Depresi
Menurut penelitian, 43% kasus keguguran wanita dapat menyebabkan seseorang yang mengalaminya terserang depresi.
Maka dari itu, wanita pasca keguguran perlu mendapatkan perhatian khusus atau bahkan penanganan dari psikolog, apabila dirasa butuh. Terapi perilaku kognitif juga terbukti dapat membantu jika dilakukan segera setelah kehilangan.
5. Melukai Diri Sendiri
Saat gangguan mental yang dialami oleh wanita pascakeguguran tidak mendapat penanganan, risiko adalah melukai diri sendiri.
Tidak jarang juga bisa membuat seseorang memiliki pikiran untuk bunuh diri. Hal ini disebabkan perasaan gagal mempertahankan janin yang dikandungnya.
Maka dari itu, setiap ibu yang baru saja mengalami keguguran, sebaiknya mendapatkan pemeriksaan mental meskipun merasa baik-baik saja. Wanita pasca keguguran bisa meluapkan segala perasaan yang timbul, sehingga psikolog dapat menilai perlu atau tidaknya mendapatkan pengobatan.
Jika membutuhkan konseling pasca keguguran, kamu bisa menghubungi psikolog atau psikiater yang ada di Halodoc, tersedia 24 jam dan akan menemanimu selama masa pemulihan.
Referensi:
Open Doors. Diakses pada 2022. Emotional and psychological effects of Miscarriage.
Wikipedia. Diakses pada 2022. Miscarriage and mental illness.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan