4 Tips untuk Ibu Jika Bayi Alami Dermatitis Atopik
Halodoc, Jakarta - Masih sangat sensitifnya kulit bayi membuatnya rentan mengalami dermatitis atopik atau eksim. Kondisi ini ditandai dengan munculnya ruam merah dan kadang berupa bruntus-bruntus kecil. Adakah tips untuk ibu jika bayi mengalami kondisi ini?
Dermatitis atopik sebenarnya tidak ada obatnya. Kondisi kulit ini umumnya akan pulih dengan sendirinya, asalkan dikontrol dengan baik. Diskusikan kondisi ini dengan dokter anak agar diagnosis, resep obat, dan saran perawatan bisa didapatkan dengan tepat. Sekarang, diskusi dengan dokter anak juga bisa dilakukan di aplikasi Halodoc, lho. Lewat fitur Talk to a Doctor, kamu bisa obrolkan langsung gejalamu melalui Chat atau Voice/Video Call.
Baca juga: Kulit Bayi Lebih Rentan Dermatitis Atopik, Benarkah?
Biasanya, dokter akan menyarankan beberapa tips sebagai perawatan rumahan yang bisa ibu lakukan, seperti:
-
Gunakan pelembap kulit (misalnya, krim atau salep) secara teratur untuk mengurangi kulit kering dan gatal yang dialami.
-
Mandikan Si Kecil dengan berendam harian dalam air suam-suam kuku. Setelah mandi, bilas dua kali untuk menghilangkan sisa sabun, yang mungkin bisa memicu iritasi. Kemudian gunakan krim atau salep dalam waktu tiga menit setelah keluar dari bak mandi untuk menjaga kelembapan kulitnya.
-
Hindari memakaikan pakaian yang kerap memicu gatal atau iritasi, seperti yang terbuat dari bahan wol.
-
Jika Si Kecil rewel karena gatal, gunakan kompres dingin di beberapa area kulit yang mengalami ruam.
Perlukah Diberi Obat?
Sebenarnya ada cukup banyak jenis krim atau salep untuk mengobati dermatitis atopik pada bayi yang dijual bebas. Namun, sebaiknya tetap konsultasikan terlebih dahulu kondisi si kecil pada dokter anak, agar bisa diberi resep yang tepat.
Lalu, jika dokter meresepkan obat atau salep tertentu, kamu bisa memesannya melalui aplikasi Halodoc, lho. Kapan dan di mana saja, obatmu akan langsung diantar ke rumah dalam waktu satu jam.
Krim atau salep harus digunakan di bawah arahan dokter. Sangat penting untuk terus menggunakan obat selama dokter merekomendasikan menggunakannya. Menghentikan penggunan obat terlalu cepat akan menyebabkan kondisi kambuh.
Baca juga: 5 Penyebab Umum Dermatitis Atopik pada Bayi
Lebih Lanjut tentang Dermatitis Atopik
Dermatitis atopik sering terjadi pada bayi dari keluarga yang memiliki riwayat dermatitis atopik, alergi makanan, dan asma. Meski penyebab pastinya belum jelas, kondisi kulit ini diduga memang memiliki kaitan kuat dengan genetik.
Gejala dermatitis atopik pada kulit bayi biasanya berkembang dalam tiga fase berbeda. Fase pertama terjadi antara usia beberapa minggu dan enam bulan, ditandai dengan gatal, kemerahan, dan munculnya bintil kecil di pipi, dahi, atau kulit kepala. Ruam ini kemudian sering muncul pada wajah dan kulit kepala dan sering menyebar ke lengan atau badan.
Pada anak-anak usia sekolah, dermatitis atopik biasanya terjadi pada siku dan lutut. Bersisik seperti diskrit dan bulat atau kurang jelas. Kulit memerah parah dan sekitarnya pun demikian; disertai remahan kulit mati, lecet, dan luka yang terbuka. Sementara gejala kronis biasanya kulit terlihat bersisik, menggelap, dan menebal.
Baca juga: 10 Tanda Dermatitis Atopik pada Anak dan Orang Dewasa
Tahap kedua masalah kulit ini terjadi paling sering antara usia empat dan sepuluh tahun, dan ditandai oleh keluarnya cairan dari area yang melingkar, sedikit terangkat, gatal, dan bersisik pada wajah atau badan. Kondisi ini kurang berair dan lebih bersisik dari tahap pertama eksim, dan kulit cenderung agak mengental. Lokasi yang paling sering untuk ruam ini berada di lipatan siku, belakang lutut, dan di punggung pergelangan tangan dan pergelangan kaki.
Sementara itu, tahap ketiga ditandai dengan daerah kulit gatal dan kering, penampilan bersisik, dimulai pada sekitar usia dua belas dan kadang-kadang terus di sampai awal dewasa.