4 Serba Serbi tentang Gigi Geraham Bungsu
Halodoc, Jakarta - Sudah tak asing kan dengan gigi bungsu atau gigi geraham bungsu? Gigi ini merupakan gigi permanen yang terakhir kali tumbuh. Gigi geraham ketiga ini biasanya tumbuh pada usia 17 sampai 21 tahun. Di antara gigi yang lainnya, gigi geraham adalah gigi yang paling besar dan kuat.
Gigi ini berperan penting dalam mengunyah dan menggiling makanan. Umumnya, orang dewasa memiliki delapan gigi geraham, empat di bagian atas dan empat di bawah. Nah, berikut ini fakta mengenai gigi geraham bungsu.
Baca juga: Apakah Semua Orang Akan Tumbuh Gigi Bungsu?
1.Bisa Mengalami Masalah Ruang
Gigi geraham bungsu bisa mengalami masalah ketika hendak tumbuh. Masalah yang muncul umumnya gigi tidak mendapatkan ruang yang cukup untuk tumbuh dan keluar dari gusi. Di dunia medis, kondisi ini disebut impaksi. Nah, kondisi ini bisa menyebabkan gigi hanya keluar sebagian, atau tidak keluar sama sekali.
Hati-hati, gigi bungsu yang mengalami impaksi ini bisa menyebabkan rasa sakit, kerusakan pada gigi lain, dan masalah gigi lainnya. Pada beberapa kasus, gigi geraham bungsu yang terkena impaksi mungkin tidak mengalami keluhan secara langsung. Namun, gigi tersebut sulit dibersihkan sehingga lebih rentan terhadap kerusakan gigi dan penyakit gusi dibandingkan dengan gigi lainnya.
2.Menimbulkan Beragam Gejala
Gigi bungsu yang mengalami impaksi boleh dibilang umum terjadi. Seseorang yang mengalami kondisi ini biasanya merasakan keluhan, seperti:
- Bau mulut.
- Kesulitan membuka mulut (sesekali).
- Nyeri pada gusi atau tulang rahang.
- Sakit kepala atau sakit rahang yang berkepanjangan.
- Kemerahan dan pembengkakan pada gusi di sekitar gigi yang terkena impaksi.
- Kadang terjadi pembengkakan kelenjar getah bening di leher.
- Rasa nyaman saat menggigit atau dekat area gigi yang mengalami impaksi.
Baca Juga: 4 Tips Atasi Nyeri Saat Gigi Bungsu Tumbuh
3.Dipengaruhi Evolusi dan Genetik
Seperti kebanyakan mamalia, nenek moyang manusia juga memiliki empat set tiga gigi geraham (total 12, dengan enam di rahang atas dan bawah). Gigi ini digunakan untuk membantu mengunyah dan menggiling makanan. Namun, tidak seperti mamalia sebab manusia mengalami periode evolusi di mana ukuran otak berkembang pesat.
Nah, kondisi di atas menciptakan masalah ‘arsitektur’. Dengan ukuran neurocranium (tulang tengkorak yang membungkus otak) yang jauh lebih besar, maka ukuran rahang menjadi lebih sempit agar dapat terhubung ke bagian bawah tengkorak.
Di samping itu, gen yang mengontrol jumlah gigi berevolusi secara ‘independen’ dari gen yang mengontrol perkembangan otak. Hal ini yang menyebabkan ketidaksesuaian, di mana rahang manusia tidak lagi cukup besar untuk memberikan ruang bagi gigi bungsu untuk keluar atau tumbuh melalui gusi.
4.Bisa Menimbulkan Komplikasi
Impaksi gigi geraham bungsu sebenarnya tak bisa dicegah. Meski begitu, untungnya infeksi dan pembusukan gigi akibat impaksi bisa dicegah dengan pemeriksaan dan perawatan gigi rutin. Nah, apa jadinya bila impaksi gigi bungsu dibiarkan? Hati-hati, kondisi ini bisa menimbulkan berbagai komplikasi, seperti:
- Abses pada gigi atau area gusi;
- Ketidaknyamanan kronis di mulut;
- Infeksi;
- Gigi busuk;
- Gigi berlubang;
- Peradangan pada gusi dan gigi bungsi atau perikoronitis.
Tuh, tidak main-main bukan komplikasi dari gigi bungsu?
Baca Juga: 6 Komplikasi yang Bisa Ditimbulkan dari Operasi Gigi Bungsu
Mau tahu lebih jauh mengenai masalah di atas? Atau memiliki keluhan kesehatan lainnya? Kamu bisa kok bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah.
Referensi:
National Institutes of Health - MedlinePlus. Diakses pada 2020.
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Impacted wisdom teeth
Healthline. Diakses pada 2020. Why Do We Have Wisdom Teeth?
Live Science. Diakses pada 2020. Ancient Mutation Explains Missing Wisdom Teeth
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan