4 Penyebab Bayi Mudah Terkena Biang Keringat
Halodoc, Jakarta - Biang keringat, atau yang dikenal dengan istilah miliaria merupakan ruam kecil berwarna merah dan menonjol. Ruam ini berbentuk kecil, terasa gatal, serta menimbulkan rasa perih di kulit. Meskipun bisa dialami oleh siapa saja, bayi memiliki faktor risiko yang lebih besar untuk mengalaminya. Bayi rentan mengalaminya karena pengaturan suhu pada badan belum terbentuk sempurna. Bukan itu saja, kelenjar keringat pada bayi juga belum sepenuhnya berkembang.
Hal tersebut membuat bayi belum mampu mengeluarkan keringat dengan baik. Biang keringat pada bayi biasanya muncul pada area wajah, leher, dan selangkangan. Meskipun tidak berbahaya, kondisi ini akan membuat bayi merasa tidak nyaman dan terus-menerus rewel. Lantas, apa saja penyebab biang keringat pada bayi yang perlu diperhatikan? Yuk, baca selengkapnya di bawah ini.
Baca juga: Biang Keringat pada Newborn, Ini Cara Mengatasinya
Ibu, Ketahui Penyebab Biang Keringat pada Bayi
Biang keringat disebabkan oleh kelenjar keringat yang tersumbat. Kondisi tersebut memicu munculnya ruam dan peradangan pada kulit. Penyebab biang keringat pada bayi hingga kini belum dapat dipastikan. Namun, ada beberapa kondisi yang dapat meningkatkan risiko terjadinya biang keringat. Berikut ini beberapa kondisi yang perlu ibu waspadai:
1.Iklim Tropis
Iklim tropis, serta cuaca panas dan lembab menjadi penyebab biang keringat pada bayi yang utama. Cuaca panas akan memicu bayi merasa kepanasan, sehingga kelenjar keringat dapat tersumbat. Hal tersebut akan memicu sejumlah gejala biang keringat. Selain iklim tropis, menggunakan pakaian tebal atau suhu ruangan yang terlalu panas menjadi penyebab biang keringat pada bayi.
Baca juga: 4 Cara Mudah Tangani Biang Keringat pada Si Kecil
2.Kelenjar Keringat Belum Berkembang
Penyebab biang keringat pada bayi selanjutnya adalah kelenjar keringat yang belum terbentuk sempurna. Kondisi ini akan membuat keringat lebih mudah tertahan dalam kulit. Hal tersebut yang menjadi alasan mengapa biang keringat lebih mudah dialami oleh bayi.
3.Obesitas
Bayi dengan berat badan berlebihan menjadi salah satu faktor pemicu biang keringat. Pada kondisi ini, biang keringat lebih rentan terjadi pada area lipatan, seperti perut, leher, juga selangkangan.
4.Berbaring Terlalu Lama
Meskipun bayi belum bisa mengubah posisi sendiri, sebaiknya ibu tidak membiarkannya berbaring terlalu lama. Posisi ini menjadi pemicu munculnya biang keringat pada area punggung karena berkeringat, lembap, dan panas. Sebaiknya sesekali menggendong bayi, atau mengubah posisinya.
Baca juga: Obat Alami Biang Keringat yang Ada di Rumah
Bagaimana Langkah Pengobatan Biang Keringat pada Bayi?
Meskipun umumnya tidak berbahaya, biang keringat akan menimbulkan rasa tidak nyaman pada bayi. Jika sudah begitu, bayi akan rewel dan terus-menerus menangis. Jika ibu melihat sejumlah tanda dan gejala biang keringat pada bayi, cobalah untuk melakukan langkah penanganan secara mandiri di rumah. Berikut ini beberapa langkah yang bisa dilakukan:
- Kompres dingin sesering mungkin. Setidaknya 20 menit setiap jam.
- Bersihkan ruam dengan air mengalir, dan sabun khusus bayi.
- Taburkan bedak talek guna mengurangi rasa tidak nyaman di kulit.
- Jaga kulit tetap dingin.
- Hindari cuaca panas dan tempat yang lembap.
- Berikan banyak ASI guna mencegah dehidrasi.
- Pakaikan baju yang longgar.
Biang keringat dapat sembuh dengan sendirinya jika ibu menempatkan anak pada ruangan yang sejuk. Namun jika gejalanya semakin mengganggu, ibu disarankan untuk memeriksakan anak di rumah sakit terdekat untuk melakukan langkah penanganan yang tepat.
Referensi:
NHS. Diakses pada 2021. Heat rash (prickly heat).
Healthline. Diakses pada 2021. Prickly Heat (Miliaria Rubra).
What to Expect. Diakses pada 2021. Heat Rash (Miliaria) in Babies.
Medical News Today. Diakses pada 2021. What to know about heat rash in babies.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan