4 Penyakit yang Dapat Menjadi Penyebab Afasia

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   09 November 2021
4 Penyakit yang Dapat Menjadi Penyebab Afasia4 Penyakit yang Dapat Menjadi Penyebab Afasia

“Kondisi afasia bisa terjadi sebagai akibat dari penyakit yang berkaitan dengan kerusakan otak. Contohnya stroke, tumor otak, hingga cedera otak traumatis. Afasia akan mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berbicara, membaca, hingga memahami. Kesulitan berkomunikasi bisa ditangani dengan terapi bicara.”

Halodoc, Jakarta – Afasia adalah gangguan bahasa atau berkomunikasi yang dapat mempengaruhi penggunaan bahasa seseorang. Kondisi ini dapat memengaruhi kemampuan seseorang untuk berbicara, memahami, membaca, dan menulis. Afasia sering terjadi sebagai akibat dari penyakit stroke

Kondisi afasia dapat terjadi sebagai akibat dari kerusakan otak yang berkaitan dengan penyakit Alzheimer atau stroke. Tantangan yang akan dihadapi pengidap tergantung pada bagian otak mana yang terpengaruh. 

Lantas, penyakit apa saja yang dapat menyebabkan afasia?

Baca juga:  7 Penyebab Stroke Menyerang Usia Muda

Penyakit yang Dapat Menyebabkan Afasia

Afasia terjadi ketika area otak yang mengontrol bicara dan komunikasi rusak atau mengalami gangguan. Kondisi ini bisa terjadi akibat cedera atau trauma yang kuat pada bagian kepala, atau penundaan sementara aliran darah ke otak. Berikut beberapa penyakit yang bisa menyebabkan afasia:

  1. Stroke

Melansir dari Very Well Health, sekitar 25 hingga 40 persen dari semua kasus afasia terjadi setelah stroke. Penyakit stroke terjadi ketika gumpalan darah atau pembuluh yang bocor atau pecah memotong aliran darah ke bagian otak. Sel-sel otak mati ketika mereka tidak menerima  suplai darah, yang membawa oksigen dan nutrisi penting. 

Ada dua jenis stroke:

  • Stroke hemoragik: Stroke yang disebabkan oleh aneurisma atau pendarahan di otak.
  • Stroke iskemik: Stroke yang disebabkan oleh bekuan darah atau gangguan aliran darah ke otak.

Jika ditangani dengan cepat, kerusakan otak akibat stroke dapat diminimalkan. Pada waktunya, terapi dapat membantu memperbaiki masalah bahasa. 

Baca juga: Hati-Hati, 7 Keluhan Ini Bisa Menandai Stroke Ringan

  1. Tumor Otak

Tumor otak mengacu pada kelompok sel atau jaringan yang tumbuh di bagian otak yang bukan tempatnya. Perlu diketahui, tidak ada banyak ruang kosong di otak, sehingga setiap sel atau jaringan tambahan dapat meningkatkan tekanan di otak dan merusak area di sekitarnya. 

Ketika tumor tumbuh, terutama jika tumbuh di atau bagian otak yang mengontrol komunikasi, maka dapat memengaruhi kemampuan tubuh untuk membuat atau memahami ucapan. 

  1. Cedera Otak Traumatis

Cedera otak traumatis adalah kerusakan yang terjadi pada jaringan otak setelah cedera kepala. Cedera kepala yang dapat mengakibatkan kerusakan otak yaitu:

  • Gegar otak.
  • Cedera olahraga.
  • Kecelakaan mobil.
  • Jatuh.

Cedera kepala traumatis dapat menyebabkan pendarahan atau kerusakan jaringan di area otak mana pun. Kondisi ini bisa mempengaruhi kemampuan berbicara, tergantung di mana kerusakan terjadi dan seberapa luas kerusakannya. 

  1. Gangguan Otak

Sejumlah kondisi neurologis dapat menyebabkan kerusakan progresif pada jaringan otak yang mengontrol bicara dan komunikasi, termasuk:

  • Kecanduan alkohol.
  • Sklerosis lateral amiotrofik.
  • Penyakit Alzheimer.
  • Demensia.
  • Penyakit Huntington.
  • Penyakit Parkinson.

Baca juga: Apa Saja Penyebab Stroke? Ini Jawabannya

Bagaimana Penanganan Afasia?

Perawatan untuk orang dengan afasia tergantung pada hal-hal seperti:

  • Penyebab cedera otak.
  • Jenis afasia.
  • Posisi dan ukuran lesi otak.

Misalnya, seseorang dengan afasia mungkin memiliki tumor otak yang mempengaruhi pusat bahasa otak. Pembedahan untuk mengobati tumor otak diharapkan dapat mengatasi masalah afasia. 

Seseorang dengan afasia yang mengalami stroke dapat menjalani terapi dengan ahli patologi wicara-bahasa. Lakukan terapi secara rutin untuk melatih bicara dan komunikasi dengan lebih baik. Ahli patologi juga akan mengajari pengidap mengenai cara berkomunikasi yang tidak melibatkan ucapan. Hal ini akan membantu pengidap meng-kompensasi kesulitan bahasa. 

Berikut beberapa tips dari National Stroke Association untuk pengidap afasia:

  • Gunakan alat peraga untuk membantu menyampaikan pesan.
  • Gambarkan kata-kata atau gambar di atas kertas ketika mencoba untuk berkomunikasi.
  • Bicaralah perlahan, dan tetap tenang saat berbicara.
  • Bawalah tanda pengenal yang memberi tahu orang asing bahwa kamu mengidap afasia dan apa artinya afasia. 

Nah, itulah yang perlu diketahui mengenai penyakit yang bisa menyebabkan afasia. Jika kamu memiliki keluarga terdekat yang menunjukkan gejala mirip afasia, sebaiknya segeralah hubungi dokter melalui aplikasi Halodoc.

Pasalnya, afasia yang dibiarkan tanpa penanganan bisa berdampak pada kehidupan sehari-hari pengidapnya, termasuk dalam hal pekerjaan atau hubungan pribadi. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga!

This image has an empty alt attribute; its file name is HD-RANS-Banner-Web-Artikel_Spouse.jpg
Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2021. Aphasia
WebMD. Diakses pada 2021. Aphasia
Very Well Health. Diakses pada 2021. What Is Aphasia?
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Stroke Prevention.
National Institutes of Health. Diakses pada 2020. Strokes in young adults: epidemiology and prevention.

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan