4 Pemeriksaan untuk Mendeteksi Penyakit Kuning
Halodoc, Jakarta - Penyakit kuning terjadi saat menguningnya kulit dan bagian putih pada mata (sklera). Kondisi ini sebenarnya bukanlah suatu penyakit, melainkan gejala dari suatu penyakit. Penyebab terjadinya penyakit kuning yaitu menumpuknya zat bernama bilirubin di dalam aliran darah.
Bilirubin terbentuk dari penghancuran sel darah merah. Kadar bilirubin setiap orang berbeda-beda sesuai dengan usianya. Namun, pada kasus tertentu, penyakit kuning dapat disebabkan oleh kelainan empedu atau hati. Seperti abses hepar dan infeksi atau radang kantung empedu.
Baca juga: Ini yang Perlu Diketahui tentang Sakit Kuning
Pemeriksaan untuk Mendeteksi Penyakit Kuning
Dokter akan memeriksa kadar bilirubin melalui tes darah untuk memastikan terjadinya penyakit kuning pada seseorang. Kemudian, untuk mengetahui apa penyebab dasarnya, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan berikut ini:
- Tes Darah. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengukur kadar enzim dan protein yang dihasilkan oleh hati. Dengan melakukan tes ini, dokter akan mengetahui adanya infeksi (seperti malaria atau hepatitis C) atau penyakit autoimun.
- Tes Urine. Pemeriksaan urine dilakukan agar bisa mengukur kadar zat bilirubin yang telah diolah (urobilinogen). Melalui pemeriksaan ini, dokter akan terbantu untuk mengetahui penyebab penyakit kuning, apakah pre-hepatic, intra-hepatic, atau post-hepatic.
- Tes Pemindaian. Pemeriksaan ini dilakukan agar dokter mengetahui kondisi organ hati dan saluran empedu. Jenis pemeriksaan yang akan dilakukan meliputi USG, CT scan, MRI, atau ECRP.
- Biopsi Hati. Pemeriksaan ini dilakukan oleh dokter gastroenterologi dengan mengambil sampel jaringan organ hati untuk diperiksa di bawah mikroskop.
Bilirubin merupakan bahan limbah berwarna kuning yang ada dalam aliran darah setelah zat besi dikeluarkan dari darah. Hati menyaring limbah dari darah. Ketika bilirubin mencapai hati, bahan kimia lain juga menempel pada suatu zat yang disebut hasil bilirubin terkonjugasi.
Baca juga: Serba-Serbi Bayi Kuning, Ini yang Perlu Diketahui
Hati menghasilkan empedu pada proses pencernaan. Bilirubin terkonjugasi memasuki empedu, kemudian meninggalkan tubuh. Jenis bilirubin inilah yang memberi warna cokelat pada feses.Jika bilirubin terlalu banyak, bisa bocor ke jaringan di sekitarnya. Ini dikenal sebagai hiperbilirubinemia, dan menyebabkan warna kuning pada kulit dan mata.
Penyakit kuning biasanya terjadi sebagai akibat dari kelainan mendasar yang menyebabkan produksi terlalu banyak bilirubin atau ketika hati tidak membuang limbah. Kedua hal ini menyebabkan bilirubin diendapkan dalam jaringan. Kondisi yang menyebabkan penyakit kuning meliputi:
- Peradangan akut pada hati. Ini dapat merusak kemampuan hati untuk mengkonjugasi dan mengeluarkan bilirubin, sehingga terjadi penumpukan.
- Peradangan pada saluran empedu. Ini dapat mencegah sekresi empedu dan pengeluaran bilirubin, dan menyebabkan penyakit kuning.
- Obstruksi saluran empedu. Ini mencegah hati membuang bilirubin.
- Anemia hemolitik. Produksi bilirubin meningkat ketika sejumlah besar sel darah merah dipecahkan.
- Sindrom gilbert. Ini adalah kondisi yang diturunkan dan mengganggu kemampuan enzim untuk memproses ekskresi empedu.
- Cholestasis. Ini mengganggu aliran empedu dari hati. Empedu yang mengandung bilirubin terkonjugasi tetap di hati alih-alih diekskresikan.
- Sindrom Crigler-Najjar. Ini adalah kondisi yang diturunkan yang merusak enzim spesifik yang bertanggung jawab untuk memproses bilirubin.
- Sindrom Dubin-Johnson. Ini adalah bentuk penyakit kuning kronis yang diwarisi yang mencegah bilirubin terkonjugasi agar tidak dikeluarkan dari sel-sel hati.
- Pseudojaundice. Ini merupakan bentuk penyakit kuning yang tidak berbahaya. Kulit yang menguning dihasilkan dari kelebihan beta-karoten, bukan dari kelebihan bilirubin. Kondisi ini biasanya muncul akibat terlalu banyak makan wortel, labu, atau melon.
Baca juga: A, B, C, D, atau E, Jenis Hepatitis yang Paling Parah?
Penyakit kuning berhubungan dengan fungsi hati. Maka itu, sangat penting untuk menjaga kesehatan organ vital dengan makan makanan seimbang, berolahraga secara teratur, dan tidak mengonsumsi alkohol secara berlebihan. Jika kamu memiliki faktor risiko, sebaiknya segera diskusikan dengan dokter melalui aplikasi Halodoc untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang!
Referensi:
Medical News Today. Diakses pada 2020. Everything you need to know about jaundice
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Tests and Procedures. Bilirubin Test.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan