4 Pemeriksaan untuk Mendeteksi Arthritis
“Arthritis menyebabkan sendi menjadi kaku dan sulit untuk digerakkan. Beberapa prosedur untuk mendeteksi penyakit, antara lain tes darah, pemindaian dan analisis cairan sendi”
Halodoc, Jakarta – Arthritis atau radang sendi bisa menyerang siapa saja. Namun, kondisi ini perlu dipastikan melalui beberapa jenis pemeriksaan. Sebelumnya perlu diketahui, arthritis merupakan penyakit yang terjadi karena adanya inflamasi alias peradangan pada satu atau beberapa sendi. Gejala khas dari kondisi ini adalah nyeri, bengkak, serta kemerahan pada sendi yang mengalami gangguan.
Ada beberapa jenis pemeriksaan yang bisa dilakukan untuk mendeteksi penyakit arthritis. Penyakit ini bisa dideteksi melalui pemeriksaan darah hingga pemindaian. Selain menyebabkan nyeri dan pembengkakan, lokasi yang mengalami peradangan biasanya juga akan merasakan sensasi hangat, kaku, serta sulit untuk digerakkan. Lantas, bagaimana cara pemeriksaan untuk mendeteksi arthritis dilakukan? Simak penjelasannya di bawah ini.
Pemeriksaan untuk Diagnosis Arthritis
Radang sendi bisa terjadi pada siapa saja. Untuk mendiagnosis penyakit ini, ada beberapa jenis pemeriksaan yang bisa dilakukan. Pada awalnya, dokter akan melakukan wawancara seputar keluhan dan riwayat penyakit. Jika muncul tanda dan gejala arthritis, pemeriksaan lanjutan biasanya akan dilakukan untuk mendiagnosis penyakit ini.
Untuk mendiagnosis penyakit arthritis, ada berbagai jenis pemeriksaan yang bisa dilakukan, di antaranya:
1. Tes Darah
Setelah menanyakan gejala, dokter akan melanjutkan pemeriksaan dengan tes darah. Tes ini dilakukan untuk mengetahui penyebab radang sendi. Pasalnya, gangguan sendi ini bisa disebabkan oleh infeksi atau penyakit autoimun.
2. Pemindaian
Selain tes darah, dokter juga akan melakukan pemindaian untuk mengetahui kondisi tulang dan sendi. Pemindaian yang bisa dilakukan untuk mendeteksi peradangan adalah USG, CT scan, Rontgen, dan MRI.
3. Analisis Cairan Sendi
Kondisi sendi juga bisa dicek melalui analisis cairan sendi. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui apakah terjadi peradangan atau infeksi pada sendi.
4. Arthrocentesis
Mendeteksi tanda infeksi pada sendi juga bisa dilakukan dengan pemeriksaan yang disebut dengan arthrocentesis.
Penyakit ini bisa menyerang siapa saja, tetapi risiko arthritis disebut lebih tinggi pada orang yang sudah lanjut usia, mengalami obesitas, serta memiliki riwayat kesehatan tertentu, misalnya riwayat cedera pada sendi. Sebenarnya, ada banyak jenis peradangan sendi yang bisa terjadi, contohnya osteoarthritis, rematik arthritis, dan rheumatoid arthritis.
Kondisi ini tidak boleh dianggap sepele dan bisa mengganggu aktivitas sehari-hari. Selain dengan pengobatan, mengatur pola makan ternyata juga bisa membantu mengatasi masalah radang sendi.
Radang sendi bisa dikenali melalui beberapa gejala, seperti nyeri sendi dan kaku pada sendi, pembengkakan sendi, keterbatasan gerak sendi, kemerahan pada sendi yang sakit, serta penurunan kekuatan pada otot di sekitar sendi. Selain itu, ada beberapa gejala yang juga bisa muncul pada orang yang mengidap penyakit ini.
Arthritis juga bisa memicu muncul demam yang disebabkan infeksi, rasa lelah, dan lemah yang tidak diketahui apa penyebabnya, muncul suara gesekan saat sendi digerakkan, ditemukan benjolan atau tulang tambahan di sekitar sendi yang meradang, serta kesulitan menggerakkan area sendi yang mengalami peradangan.
Cari tahu lebih lanjut seputar penyakit arthritis atau radang sendi lewat fitur tanya dokter di aplikasi Halodoc. Jika kamu membutuhkan informasi lain seputar kesehatan, gaya hidup, dan pola hidup sehat lainnya, silakan download Halodoc sekarang juga!
Referensi
National Health Service UK. Diakses pada 2022. Arthiritis.
Mayo Clinic. Diakses pada 2022. Arthritis.
Centers for Disease Control and Prevention. Diakses pada 2022. About Arthritis.
Healthline. Diakses pada 2022. Arthritis.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan