4 Kelainan Darah yang Perlu Diwaspadai Ibu Hamil
Halodoc, Jakarta – Kelainan darah saat hamil bukan hanya berdampak pada kondisi ibu, tapi janin di dalam kandungan. Itu sebabnya para ibu hamil perlu mewaspadai kelainan darah yang bisa terjadi saat kehamilan. Agar lebih waspada, kenali kelainan darah dan dampaknya pada ibu hamil di sini.
Baca Juga: 4 Macam Kelainan dalam Kehamilan
-
Anemia
Anemia adalah kelainan darah yang paling rentan dialami ibu hamil. Pasalnya saat hamil, tubuh membutuhkan pasokan darah segar dua kali lipat lebih banyak dibanding sebelumnya. Anemia terjadi ketika kebutuhan darah tidak tercukupi.
Terdapat tiga jenis anemia pada ibu hamil berdasarkan penyebabnya yang perlu diwaspadai, yaitu anemia defisiensi zat besi, anemia defisiensi folat, dan anemia defisiensi vitamin B12. Secara umum, gejala anemia ditandai dengan tubuh ibu hamil yang mudah lemas, letih, lesu, pusing, sesak napas, detak jantung cepat atau tidak teratur, nyeri dada, tangan dan kaki dingin, sulit konsentrasi, serta warna kulit, bibir, dan kuku menjadi pucat.
Lantas, seberapa bahaya anemia pada ibu hamil? Janin rentan kekurangan gizi dan oksigen yang berpotensi menghambat tumbuh kembang, termasuk meningkatkan risiko terjadinya lahir prematur, berat bayi lahir rendah (BBLR), keguguran janin, hingga kematian ibu.
Baca Juga: Mengenal Jenis-Jenis Kelainan Darah Thalassemia
-
Thalassemia
Thalassemia adalah penyakit kelainan darah yang terjadi karena faktor genetik. Artinya, kondisi ini terjadi sebelum kehamilan. Thalassemia membuat membuat hemoglobin dalam sel darah merah tidak dapat bekerja, sehingga tidak dapat mengikat oksigen. Pada ibu hamil, kondisi ini tentu berpotensi membahayakan janin.
Ibu hamil dengan thalassemia perlu mendapat transfusi darah secara rutin. Jika tidak, tubuhnya sulit menghasilkan hemoglobin yang membawa oksigen dan nutrisi penting bagi tumbuh kembang janin. Janin dari ibu hamil dengan thalassemia rentan mengalami berat badan lahir rendah (BBLR), lahir cacat, dan spina bifida.
-
Hemofilia
Sama seperti thalassemia, hemofilia termasuk kelainan darah yang terjadi karena faktor genetik. Hal yang membedakan adalah hemofilia menyebabkan masalah pada pembekuan darah sehingga mengganggu proses penyembuhan luka.
Pada ibu hamil, hemofilia meningkatkan risiko terjadinya abrupsio plasenta, perdarahan saat bersalin, dan membuat anak berisiko mengalami kondisi serupa. Sebaiknya ibu hamil dengan kelainan darah bicara pada dokter ahli sebelum merencanakan kehamilan. Tujuannya untuk mengurangi risiko yang tidak diinginkan, baik pada ibu hamil maupun janin.
Ibu bisa menggunakan fitur Tanya Dokter di aplikasi Halodoc untuk berbicara pada dokter kapan saja dan di mana saja. Bila perlu, ibu membuat janji dengan dokter secara online di rumah sakit pilihan di sini.
-
Leukemia
Leukemia pada ibu hamil termasuk kasus yang jarang dijumpai. Namun, bukan berarti ibu hamil tidak bisa divonis mengidap kanker darah saat hamil. Meski leukemia saat hamil tidak berdampak pada janin, pengobatan yang dijalani ibu hamil berpotensi mengganggu tumbuh kembangnya.
Baca Juga: Ini Sebabnya Orang Bisa Kena Thalassemia
Pengobatan leukemia saat hamil bisa menekan tulang belakang, sehingga membuat jumlah sel darah merah, trombosit, dan sel darah putih bayi menjadi rendah. Perawatan kanker darah juga bisa memicu cacat lahir, berat bayi lahir rendah (BBLR), fungsi neurologis abnormal, lahir mati, dan meningkatkan risiko kanker pada anak saat tumbuh dewasa.