4 Kebiasaan yang Ternyata Bisa Jadi Pemicu Biduran
Halodoc, Jakarta - Gangguan kulit biduran terjadi sebagai reaksi kulit yang menyebabkannya muncul bilur berwarna merah atau putih. Kemunculan bilur juga disertai dengan rasa gatal. Pada mulanya, bilur timbul hanya di satu bagian tubuh, lama-kelamaan bilur menyebar. Salah satu penyebab umumnya adalah alergi dan kebiasaan tertentu.
Saat seseorang mengalami biduran, maka tidak menutup kemungkinan dirinya akan mengalami angioedema, yaitu pembengkakan pada lapisan kulit yang lebih dalam. Pembengkakan ini umumnya terjadi pada bagian mata, bibir, dan alat kelamin. Biduran juga dapat terjadi karena reaksi alergi terhadap beberapa pemicu.
Baca juga: Adakah Makanan yang Harus Dihindari Saat Biduran?
Kebiasaan yang Dapat Memicu Biduran
Beberapa pemicu terjadinya biduran yaitu jika seseorang melakukan kontak dengan hewan peliharaan, serbuk sari, atau lateks. Saat terkena zat alergen, tubuh melepaskan histamin dan bahan kimia ke dalam darah sehingga menyebabkan gatal, bengkak, dan gejala lainnya.
1. Makan Makanan Pemicu
Salah satu pemicu biduran yaitu jika seseorang makan atau minuman tertentu yang menyebabkan alergi. Beberapa makanan yang umum jadi alergen yaitu telur, kerang, kacang tanah, atau buah beri. Bentol merah akibat biduran dapat langsung muncul sesaat setelah makan makanan pemicu alergi, hanya saja ada juga yang membutuhkan waktu beberapa jam sebelum muncul gejala.
Di samping itu, biduran juga dipicu oleh beberapa bahan makanan tambahan, termasuk zat pewarna buatan dan pengawet. Apabila kamu termasuk yang mudah alergi, sebaiknya hindari makanan pemicu. Jika sudah terlanjur mengalami biduran, segera bicarakan pada dokter melalui aplikasi Halodoc untuk penanganan yang tepat.
Baca juga: Biduran Pada Anak? Ini Faktor Penyebabnya
2. Sering Berada Di Luar Ruangan
Timbulnya bentol-bentol atau biduran akibat gigitan serangga atau paparan serbuk sari umum terjadi. Hanya saja yang tidak disadari adalah biduran juga dapat disebabkan oleh paparan sinar matahari, suhu dingin, ataupun angin kencang.
Namun, ini bukan berarti kamu alergi terhadap udara luar. Bisa saja lebih kepada kondisi kulit yang sangat sensitif dengan berbagai cuaca di luar ruangan. Maka itu sebaiknya hindari pemicu biduran jika diakibatkan oleh perubahan cuaca atau suhu.
3. Melakukan Aktifitas yang Membuat Tubuh Berkeringat
Keringat pada tubuh pada dasarnya tidak menyebabkan gatal. Hanya saja tubuh yang berkeringat menandakan tubuh sedang mengalami kenaikan suhu. Pada beberapa orang, kenaikan suhu tubuh, baik karena olahraga ataupun mandi air panas, akan memicu munculnya gatal-gatal.
Ketika berkeringat, tubuh memproduksi asetilkolin, yang merupakan bahan kimia penghambat pecahnya sel. Asetilkolin ini dapat mengganggu perkembangan sel-sel kulit hingga kulit jadi iritasi dan memicu munculnya ruam.
Baca juga: Kunyit Ampuh untuk Usir Biduran, Apa Kata Dokter?
4. Sering Mengalami Stres
Stres merupakan faktor pemicu yang menyebabkan berbagai penyakit fisik dan mental, termasuk biduran. Jika terjadi stres berlebihan, maka dapat menyebabkan sistem kekebalan tubuh menurun sehingga lebih rentan mengalami masalah kulit, termasuk biduran.
Jika kamu mengalami urtikaria kronis atau biduran yang muncul berkali-kali selama lebih dari enam minggu, stres, dan amarah dapat membuat tubuh melepaskan histamin. Pada akhirnya, tubuh memberikan respons peradangan dengan menimbulkan bentol merah seperti biduran.
Jika kamu mengalami gangguan urtikaria kronis akibat suhu panas atau penyakit, maka sebaiknya segera bicarakan pada dokter untuk penanganan lebih tepat. Jika biduran disebabkan oleh kondisi stres, kelola stres dengan beberapa cara seperti berolahraga, latihan pernapasan, atau meditasi akan membantu.
Itulah beberapa kebiasaan yang sebaiknya kamu hindari jika tidak ingin mengalami masalah biduran pada kulit.
Referensi:
Everyday Health. Diakses pada 2020. 7 Surprising Triggers of Chronic Hives.
Health. Diakses pada 2020. 5 Causes of Hives You Wouldn’t Expect.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan