4 Jenis Operasi Hidung yang Perlu Diketahui
“Di masa kini, operasi hidung umumnya bertujuan untuk memperbaiki citra dan penampilan wajah. Jenisnya beragam, yaitu rhinoplasty, septoplasty, rhinoseptoplasty, dan reduksi konka.”
Halodoc, Jakarta – Operasi hidung adalah prosedur yang bertujuan untuk mengubah bentuk hidung. Alasannya tak hanya memperbaiki penampilan, tetapi juga membantu menunjang fungsi pernapasan.
Hidung terdiri dari tulang pada bagian atas dan tulang rawan pada bagian bawah. Biasanya, dokter melakukan prosedur ini dengan mengubah tulang, tulang rawan, kulit atau ketiganya sekaligus.
Jenis Operasi Hidung dan Manfaatnya
Selama ini, kebanyakan orang mungkin lebih mengenal operasi hidung yang bertujuan untuk meningkatkan proporsi hidung sekaligus keharmonisan wajah. Operasi tersebut populer dengan sebutan rhinoplasty.
Namun, ada juga operasi untuk memperbaiki kelainan bentuk hidung eksternal yang bernama rhinoseptoplasty, juga jenis operasi lainnya. Berikut jenis operasi hidung yang perlu kamu ketahui:
1. Rhinoplasty
Ini adalah jenis operasi untuk memperbaiki penampilan hidung. Prosedurnya dengan mengubah tulang dan tulang rawan hidung guna meningkatkan estetika penampilan. Ada beberapa jenis rhinoplasty, yaitu:
- Reduksi rhinoplasty
Tujuan utama operasi hidung ini adalah mengurangi ukuran hidung. Prosedurnya terkadang berlangsung dengan membentuk kembali bagian hidung. Caranya dengan memasangkan tulang rawan.
- Augmentasi rhinoplasty
Tujuan dari jenis operasi ini adalah meningkatkan proporsi dari hidung. Prosedur biasanya menjadi pilihan seseorang dengan ukuran hidung yang terlalu kecil akibat genetik atau cedera.
Prosedurnya dengan membangun pangkal hidung dengan bantuan pencangkokan jaringan atau tulang. Jika tidak ada cukup jaringan untuk pencangkokan, maka dokter akan menggunakan bahan buatan atau silikon.
Untuk hasil yang lebih baik, pasien tak hanya membutuhkan silikon, tapi juga cangkok kulit. Langkah ini bertujuan untuk mencegah robekan kulit pada bagian ujung hidung sekaligus memberikan hasil akhir yang lebih natural.
- Rhinoplasty pasca-trauma
Seperti namanya, prosedur operasi hidung ini untuk mereka yang pernah mengalami cedera atau kecelakaan yang merusak bentuk hidungnya. Jenis kerusakannya bermacam-macam, seperti patah tulang, tulang rawan rusak, perubahan pada hidung yang terlihat dari luar, septum menyimpang, dan kesulitan bernapas.
- Rhinoplasty korektif
Populer dengan nama operasi hidung rekonstruktif, merupakan prosedur kosmetik untuk membenahi kegagalan pada prosedur sebelumnya. Cakupannya adalah operasi reduksi atau augmentasi. Prosedur ini sangat kompleks, sehingga pasien mungkin harus menjalani beberapa jenis operasi.
Sementara itu, informasi tentang prosedur operasi hidung ini bisa kamu baca dengan klik link artikel berikut → Begini Prosedur untuk Melakukan Operasi Rhinoplasty.
2. Septoplasty
Ini adalah operasi koreksi septum hidung yang menyimpang. Adapun, septum adalah struktur yang terbuat dari tulang dan tulang rawan pada bagian tengah hidung. Bagian ini merupakan pemisah kedua rongga hidung.
Ketika septum menyimpang, seseorang akan mengalami hidung tersumbat. Gangguan ini biasanya terjadi karena cedera atau trauma pada hidung dan kelainan sejak lahir. Selain itu, kondisi tersebut bisa bergerak ke satu sisi hidung dan secara signifikan menghalangi aliran udara yang masuk ke dalam hidung.
Pada septoplasty, ahli bedah menghilangkan potongan tulang atau tulang rawan ekstra atau hanya memindahkan septum yang menyimpang ke posisi yang sesuai. Pasien dengan kondisi bibir sumbing terkadang juga menjalani prosedur ini jika kondisinya mengganggu area hidung.
3. Rhinoseptoplasty
Ini adalah jenis operasi yang menyasar area hidung bagian luar dan septum hidung. Ketimbang jenis operasi hidung lainnya, prosedur ini terbilang lebih rumit.
Selain itu, rhinoseptoplasty bisa juga merupakan gabungan dari prosedur rhinoplasty dan septoplasty. Jadi, metodenya mencakup perbaikan septum yang bengkok sekaligus mengubah penampilan hidung.
Prosedur medis ini kerap menjadi pilihan untuk orang yang mengidap skoliosis hidung, hidung bengkok, hidung pelana atau penyimpangan septum hidung.
4. Reduksi konka
Konka adalah struktur tulang kecil dalam hidung yang membantu membersihkan dan melembapkan udara yang masuk ke rongga hidung. Penyebabnya bisa karena alergi, iritasi atau infeksi yang membuat struktur tulang bisa membengkak dan menyebabkan sumbatan hidung serta produksi lendir.
Salah satu cara menangani gangguan tersebut yaitu melakukan operasi reduksi konka. Caranya menggunakan bantuan frekuensi radio dengan transmisi melalui alat seperti jarum dalam hidung, sehingga konka bisa berkurang. Hal ini memungkinkan pasien pulih lebih cepat tanpa rasa sakit.
Indikasi Operasi Hidung
Berbagai macam prosedur tadi dapat menjadi pilihan pengobatan jika kamu memiliki indikasi sebagai berikut:
- Memiliki ukuran hidung yang besar.
- Mempunyai ukuran cuping hidung yang besar.
- Memiliki ukuran lubang hidung terlalu kecil.
- Ingin mengubah bentuk pangkal atau ujung hidung.
- Berniat untuk mengubah bentuk sudut antara bibir bagian atas dan hidung.
- Memiliki kelainan bentuk hidung akibat cedera atau cacat.
- Mempunyai gangguan yang menyebabkan kesulitan bernapas.
Meski bermanfaat, ada beberapa kondisi ketika seseorang tidak bisa melakukan operasi hidung, yaitu:
- Mengidap gangguan atau ketidakstabilan mental.
- Memiliki gangguan pembekuan darah, salah satunya hemofilia.
- Pernah menjalani operasi hidung dalam waktu setahun terakhir.
- Memiliki kulit hidung yang tebal. Kondisi ini bisa menyebabkan bengkak permanen setelah operasi.
- Berisiko tinggi mengalami komplikasi pasca prosedur.
Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Operasi Hidung
Sebelum kamu menjalani prosedur, sebaiknya konsultasi pada dokter bedah plastik lebih dulu. Dokter selanjutnya akan menjelaskan apa saja manfaat, risiko, efek samping, dan komplikasi yang mungkin terjadi setelah prosedur selesai.
Kemudian, dokter akan meminta kamu mengisi dan menandatangani formulir terkait dengan persetujuan tindakan. Dengan begitu, dokter menganggap kamu memahami semua penjelasan dokter sebelumnya.
Apabila kamu bisa menjalani prosedur, dokter akan melakukan beberapa metode pemeriksaan penunjang, seperti:
- Tes riwayat kesehatan, termasuk riwayat medis, prosedur bedah yang pernah kamu lakukan, dan obat yang sedang atau pernah kamu konsumsi maupun pakai.
- Pemeriksaan fisik, terlebih pada ketebalan kulit, struktur hidung, bagian dalam dan luar hidung, dan tulang rawan pada bagian puncak hidung.
- Mengambil foto hidung dari segala sudut dan menggunakan perangkat lunak komputer guna mengetahui perkiraan bentuk hidung setelah prosedur.
- Tes darah jika memang perlu.
Selain itu, kamu juga perlu memperhatikan beberapa hal berikut ini sebelum menjalani prosedur:
- Hindari mengonsumsi obat pereda nyeri dengan kandungan ibuprofen maupun aspirin setidaknya 2 minggu sebelum dan setelah menjalani prosedur operasi hidung. Sebab, obat ini bisa meningkatkan risiko perdarahan pascaoperasi.
- Tidak merokok sehingga bisa pulih lebih cepat. Pasalnya, rokok dapat membuat proses penyembuhan menjadi lebih lambat.
- Tidak mengonsumsi obat pengencer darah setidaknya 1 minggu sebelum atau atas saran dari dokter.
Sementara itu, hal yang perlu kamu siapkan bisa kamu ketahui dengan klik link artikel berikut → Catat, Ini Persiapan sebelum Melakukan Rhinoplasty
Efek Samping Pasca Prosedur Operasi Hidung
Setiap metode operasi memang memiliki efek samping setelahnya. Risiko yang mungkin saja dialami oleh pasien, meliputi:
- Perdarahan yang berdampak pada kesulitan bernapas.
- Nyeri dan pembengkakan yang tak kunjung membaik.
- Infeksi pada area prosedur.
- Reaksi alergi terhadap obat bius.
- Bentuk hidung yang tidak sesuai keinginan.
- Bekas luka sayatan yang tak kunjung membaik.
- Area hidung dan sekitarnya terasa mati rasa atau kebas.
- implan yang menonjol ke luar dari kulit hidung.
Kamu perlu memeriksakan diri jika mengalami keluhan pasca prosedur operasi. Meski dalam intensitas ringan, mendapat penanganan yang tepat bertujuan untuk mencegah perburukan efek samping.
Tips Pemulihan Pasca Operasi Hidung
Pemulihan bertujuan untuk mencegah terjadinya perdarahan, pembengkakan, serta mempercepat proses pemulihan. Beberapa langkah yang dapat kamu lakukan, antara lain:
- Tidur dengan posisi kepala lebih tinggi dari badan.
- Tidak batuk, tertawa, dan mengejan berlebihan.
- Hindari terkena air saat mandi.
- Kurangi aktivitas.
- Pilih baju yang sesuai dan mudah kamu pakai.
- Gosok gigi pelan-pelan untuk meminimalisir getaran dari sikat gigi.
- Tidak menggunakan kacamata selama empat minggu setelah operasi.
- Hindari aktivitas di bawah paparan sinar matahari langsung.
- Tidak mengompres hidung dengan es batu.
- Membatasi asupan garam guna mencegah pembengkakan.
Itulah beberapa jenis operasi hidung yang perlu kamu ketahui. Bila kamu memiliki masalah dengan bentuk hidung atau sering mengalami kondisi medis yang berkaitan dengan bagian wajah tersebut, sebaiknya tanyakan saja pada dokter.
Cek rekomendasi dokter spesialis terbaik dari aplikasi Halodoc, ya! Klik gambar berikut untuk berbicara dengan dokter:
Referensi:
Pristyn Care. Diakses pada 2023. Types Of Nose Surgery | Different Types Of Nasal Surgeries.
Stanford Health Care. Diakses pada 2023. Types of Nasal Surgery.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan