4 Hal yang Perlu Diketahui Tentang Skleroderma
Halodoc, Jakarta - Jangan salah, penyakit yang berkaitan dengan kulit enggak cuma menyoal kutu air, panu, kurap, atau alergi saja. Pernah mendengar penyakit kulit bernama skleroderma? Awas, penyakit ini bisa membuat kulitmu terasa kencang, bahkan mengeras.
Skleroderma ini berkaitan dengan sistem imun, terjadi ketika sistem imun menyerang jaringan ikat, sehingga kulit jadi tebal dan mengeras. Tak cuma itu saja, skleroderma juga bisa terjadi pada organ dalam tubuh.
Misalnya, timbulnya jaringan parut pada ginjal atau paru-paru. Bahkan, skleroderma juga bisa memicu pengerasan pembuluh darah, sehingga menyebabkan kerusakan jaringan dan tekanan darah tinggi. Cukup mengkhawatirkan, bukan?
Nah, berikut ini beberapa hal yang perlu diketahui mengenai skleroderma.
Baca juga: Mengidap Skleroderma, Ikuti Gaya Hidup Sehat Ini
1. Gejalanya Tak Hanya Menyoal Kulit
Pada stadium awal, skleroderma memang menimbulkan gejala pada kulit. Contohnya, ditandai dengan pengerasan dan penebalan kulit terutama pada bagian mulut, hidung, jari dan kulit yang melapisi tulang.
Namun, ketika skleroderma mulai berkembang, lain lagi ceritanya. Gejalanya juga bisa berkembang, seperti rambut rontok, deposit kalsium di bawah kulit yang ditandai dengan benjolan putih, atau pembuluh darah yang membesar di bawah permukaan kulit. Tak cuma itu saja, ada juga pengidapnya yang mengalami nyeri sendi, sesak napas, batuk kering, diare, konstipasi, kesulitan menelan, dan refluks esophagus.
Nah, bila merasakan gejala-gejala di atas, segeralah tanyakan kepada dokter untuk penanganan lebih lanjut. Kamu bisa kok bertanya langsung kepada dokter melalui aplikasi Halodoc.
2. Gegara Autoimun
Skleroderma tak pandang bulu, penyakit ini bisa menyerang baik pria atau wanita di segala usia. Akan tetapi, umumnya skleroderma diidap oleh mereka yang berusia 30 dan 50 tahun. Lantas, apa sih penyebab skleroderma?
Sebenarnya, penyebab skleroderma tak diketahui pasti. Namun, ada dugaan kuat kalau penyakit ini disebabkan oleh autoimun. Alih-alih melindungi tubuh dari serangan penyakit, sistem imun justru menyerang jaringan tubuh.
Dalam tubuh pengidap skleroderma, sistem imun jadi sangat aktif, sehingga sel jaringan ikat memproduksi protein kolagen terlalu banyak. Alhasil, kulit akan menebal dan timbul jaringan parut pada sebagian organ dalam tubuh.
3. Memiliki Faktor Risiko
Skleroderma merupakan hasil dari kelebihan produksi dan akumulasi kolagen dalam jaringan tubuh. Kolagen sendiri merupakan sejenis protein berserat yang membentuk jaringan ikat tubuh, termasuk kulit.
Nah, selain gangguan sistem imun, ada pula beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko terjadi skleroderma. Misalnya, orang asli Amerika, Afrika-Amerika, perempuan, usia 30–50 tahun, dan penggunaan kemoterapi seperti bleomisin. Di samping itu, paparan terhadap debu silika dan solven organik juga bisa meningkatkan risikonya.
Baca juga: Inilah 5 Cara untuk Mendiagnosis Skleroderma
4. Hanya Perawatan, Bukan Menyembuhkan
Sayangnya hingga kini belum ada obat yang efektif untuk menyembuhkan skleroderma. Penanganan yang diberikan hanya membantu mengendalikan gejala, menekan tingkat keparahan, dan mencegah terjadinya komplikasi.
Perawatan untuk gejala umum dapat melibatkan pemberian kortikosteroid, imunosupresan, seperti methotrexate atau Cytoxan, atau obat antiinflamasi nonsteroid. Di samping itu pemberian antibiotik juga bisa digunakan untuk mencegah infeksi, karena seringkali lesi yang menebal mengelupas dan menyebabkan luka terbuka.
Selain itu, pengobatan skleroderma juga bergantung dengan gejalanya. Pengobatannya juga bisa meliputi
Bergantung pada gejalanya, pengobatan juga bisa meliputi obat tekanan darah, terapi fisik, obat untuk membantu pernapasan hingga terapi cahaya, seperti fototerapi ultraviolet A1.
Mau tahu lebih jauh mengenai masalah di atas? Atau memiliki keluhan kesehatan lainnya? Kamu bisa kok bertanya langsung kepada dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!
Referensi:
Mayo Clinic (2019). Diseases and Conditions. Scleroderma.
WebMD (2019). Scleroderma: Main Types & Top Questions Answered.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan