4 Hal yang Perlu Diketahui tentang Diabetes pada Ibu Hamil
Halodoc, Jakarta - Diabetes pada ibu hamil, atau yang dikenal dengan istilah diabetes gestasional merupakan gangguan kesehatan yang tidak bisa disepelekan saja, karena dapat berdampak fatal bagi ibu dan juga janin. Diabetes gestasional ini sama dengan diabetes lainnya yang ditandai dari tingginya kadar gula dalam darah. Gangguan ini bukan hanya dialami ibu saja, tetapi juga janin dalam kandungan. Untuk mencegah diabetes pada ibu hamil, berikut ini beberapa hal yang perlu diketahui:
Baca juga: Tips Berhubungan Intim Sesuai Trimester Kehamilan
1. Umum Terjadi di Minggu ke-24–28 Kehamilan
Diabetes gestasional ini terjadi jika kadar gula darah dalam tubuh di atas normal. Batasan normal kadar gula darah dalam tubuh sendiri adalah kurang dari 100 mg/dL sebelum makan dan kurang dari 140 mg/dL sesudah makan. Gangguan kesehatan yang satu ini umum terjadi pada kehamilan di usia 24–28 minggu, dan tidak menunjukkan gejala apapun.
Jika gejala muncul, hal tersebut bisa saja terjadi, tetapi dalam kasus yang sangat jarang. Pada sebagian pengidap yang mengalami gejala, gangguan kesehatan yang satu ini ditandai dengan beberapa hal berikut ini:
- Sering merasa haus;
- Mudah kelelahan;
- Sering merasa lapar;
- Banyak makan;
- Sering buang air kecil;
- Penglihatan kabur;
- Mulut kering.
2. Belum Diketahui Apa yang Menjadi Penyebab Pasti
Sejauh ini, belum diketahui apa yang menjadi penyebab pasti diabetes pada ibu hamil. Namun, selama kehamilan, plasenta menghasilkan lebih banyak hormon tingkat penangkal insulin. Insulin sendiri berfungsi untuk memindahkan glukosa dari darah ke dalam sel sebagai energi atau cadangan energi. Namun jika kadarnya berlebihan, hormon tersebut dapat merusak kinerja insulin, sehingga menyebabkan penumpukan glukosa dan meningkatkan kadar gula darah, yang menjadi penyebab diabetes. Selain kehamilan, berikut ini beberapa faktor pemicunya:
- Obesitas.
- Berusia di atas 25 tahun.
- Tingginya kadar gula darah.
- Tekanan darah tinggi.
- Memiliki riwayat diabetes.
- Memiliki riwayat diabetes gestasional.
- Melahirkan bayi di atas 4,5 kilogram.
- Bayi meninggal setelah lahir.
- Bayi cacat setelah lahir.
3. Dampak yang Ditimbulkan
Diabetes yang terjadi selama masa kehamilan bukan hanya memengaruhi kesehatan ibu saja, tetapi juga janin dalam kandungan. Berikut ini beberapa dampak yang ditimbulkan:
- Berat badan janin berlebihan, sehingga berisiko mengalami cedera saat proses kelahiran normal atau membutuhkan operasi caesar.
- Mengalami kelahiran prematur.
- Mengalami gangguan pernapasan akut.
- Bayi lahir dengan gula darah rendah (hipoglikemia), yang dapat menyebabkan kejang pada bayi.
- Obesitas dan diabetes tipe 2 pada bayi di kemudian hari.
- Kematian bayi sebelum atau sesaat setelah lahir.
Pada ibu, mereka berisiko terkena tekanan darah tinggi dan preeklamsia di kemudian hari. Preeklamsia sendiri merupakan peningkatan tekanan darah disertai dengan adanya protein dalam urine. Penyakit tersebut berisiko tinggi dialami di kehamilan selanjutnya.
Baca juga: Penting Dilakukan, Ini 3 Tes di Kehamilan Trimester Kedua
4. Terapkan Pola Hidup Sehat untuk Mencegahnya
Bila ibu belum pernah mengalami diabetes gestasional, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk menurunkan risiko terjadinya penyakit. Berikut ini beberapa di antaranya:
- Konsumsi makanan berserat tinggi.
- Konsumsi makanan rendah lemak.
- Berolahraga secara teratur.
Baca juga: 5 Hal Ini Menunjukan Tanda Kehamilan yang Sehat
Selain menerapkan beberapa langkah tersebut, mencegah diabetes pada ibu hamil bisa dilakukan dengan menjaga daya tahan tubuh agar tetap sehat. Beberapa langkah yang telah disebutkan dapat dibarengi dengan mengonsumsi suplemen atau multivitamin tambahan sesuai dengan rekomendasi dokter. Untuk mendapatkannya, ibu bisa menggunakan fitur “beli obat” di aplikasi Halodoc.