4 Fakta Tentang Penyakit Kuning pada Newborn

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   03 September 2020
4 Fakta Tentang Penyakit Kuning pada Newborn4 Fakta Tentang Penyakit Kuning pada Newborn

Halodoc, Jakarta – Banyak bayi yang baru lahir (newborn) mengalami penyakit kuning, suatu kondisi yang membuat kulit dan bagian putih mata berwarna kekuningan. Faktanya, sekitar setengah dari semua bayi baru lahir mengalami penyakit kuning ringan dalam beberapa hari pertama setelah lahir.

Meskipun penyakit kuning adalah kondisi umum pada newborn, bukan berarti boleh disepelekan. Pasalnya, penyakit tersebut juga bisa menyebabkan komplikasi yang berbahaya pada bayi. Penting bagi orangtua untuk memahami lebih jauh tentang penyakit kuning melalui fakta-fakta berikut:

1.Penyakit Kuning Disebabkan Oleh Penumpukan Bilirubin

Dilansir dari Centers for Disease Control and Prevention, penyakit kuning terjadi ketika bahan kimia yang disebut bilirubin menumpuk di dalam darah bayi. Selama kehamilan, hati ibu menghasilkan bilirubin untuk bayi, namun setelah lahir, hati bayi harus membuang bilirubin tersebut.

Pada beberapa bayi, perkembangan organ hati mereka masih belum sempurna, sehingga tidak dapat membuang bilirubin secara efisien. Akibatnya, kadar bilirubin yang semakin meningkat dan menumpuk akan membuat kulit dan bagian putih mata newborn terlihat kuning.

Baca juga: Penyakit Kuning Bisa Disebabkan oleh Penyakit Hati?

2.Faktor yang Membuat Bayi Berisiko Mengalami Penyakit Kuning

Sekitar 60 persen bayi baru lahir atau newborn mengalami penyakit kuning. Namun, beberapa bayi dengan kondisi tertentu lebih berisiko mengalami penyakit kuning yang parah dan kadar bilirubin yang lebih tinggi daripada yang lain. Berikut ini faktor yang meningkatkan risiko seorang bayi mengalami penyakit kuning:

  • Lahir Prematur

Bayi yang lahir sebelum 37 minggu atau hanya 8,5 bulan kehamilan, lebih berisiko mengalami penyakit kuning karena organ hati mereka belum berkembang sepenuhnya.

  • Keturunan Asia Timur atau Mediterania

Bayi yang lahir dari keluarga Asia Timur atau Mediterania berisiko lebih tinggi mengalami penyakit kuning.

  • Memiliki Saudara dengan Penyakit Kuning

Bayi dengan saudara perempuan atau laki-laki yang mengidap penyakit kuning lebih berisiko mengembangkan penyakit kuning.

  • Lahir dari Ibu Bergolongan Darah O

Wanita dengan golongan darah O atau faktor darah Rh negatif mungkin dapat melahirkan bayi dengan kadar bilirubin yang lebih tinggi. 

3.Gejala Penyakit Kuning Biasanya Dimulai Dari Wajah

Gejala penyakit kuning biasanya muncul pertama kali di wajah dan kemudian dapat berpindah ke dada, perut, lengan, dan kaki saat kadar bilirubin semakin tinggi. Bagian putih mata pun juga bisa berubah menjadi kekuningan. Penyakit kuning mungkin lebih sulit terlihat pada bayi dengan warna kulit yang lebih gelap. Namun, dokter atau perawat dapat menguji seberapa banyak kadar bilirubin dalam darah bayi untuk mendeteksi penyakit tersebut.

Karena banyak ibu dan bayi yang meninggalkan rumah sakit tidak lama setelah melahirkan, penyakit kuning biasanya baru muncul setelah bayi berada di rumah. Itulah mengapa dokter biasanya menjadwalkan pemeriksaan bayi baru lahir selama beberapa hari pertama setelah pulang untuk mendeteksi penyakit kuning.

Segera temui dokter pada hari yang sama bila ibu melihat gejala penyakit kuning berikut pada bayi:

  • Perubahan warna kulit dan bagian putih mata yang menjadi sangat kuning atau jingga.
  • Bayi sulit untuk bangun atau tidak mau tidur sama sekali.
  • Bayi tidak menyusui atau mengisap dari botol dengan baik.
  • Bayi sangat rewel.
  • Popok bayi jarang basah atau kotor.

Baca juga: Ibu Perlu Tahu, Penanganan Tepat Penyakit Kuning pada Bayi

4.Penyakit Kuning yang Tidak Diobati Bisa Menyebabkan Komplikasi

Bila bayi yang baru lahir menunjukkan gejala penyakit kuning, sebaiknya segera bawa ke dokter untuk mendapatkan penanganan. Pasalnya, penyakit kuning yang tidak diobati terlalu lama dapat berkembang semakin parah dan menyebabkan kondisi yang disebut kernikterus

Kernikterus adalah jenis kerusakan otak pada bayi yang disebabkan oleh tingginya kadar bilirubin dalam darah. Kondisi tersebut dapat menyebabkan kelumpuhan serebral athetoid dan gangguan pendengaran. Kernikterus juga menyebabkan masalah pada penglihatan dan gigi, serta kadang-kadang menyebabkan cacat intelektual. Itulah mengapa deteksi dan penanganan dini penyakit kuning sangat penting untuk mencegah terjadinya kernikterus.

Baca juga: Bayi Idap Kernikterus, Kenali 7 Gejalanya

Itulah fakta-fakta tentang penyakit kuning pada newborn yang perlu diketahui orangtua. Bila ibu ingin mengetahui lebih lanjut seputar penyakit kuning pada bayi, jangan ragu untuk menghubungi dokter melalui aplikasi Halodoc. Melalui Video/Voice Call dan Chat, ibu bisa bertanya apa saja seputar kesehatan pada dokter terpercaya. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga.

Referensi:
Centers for Disease Control and Prevention. Diakses pada 2020. What are Jaundice and Kernicterus?
WebMD. Diakses pada 2020. Understanding Newborn Jaundice -- the Basics