4 Fakta tentang Air Ketuban yang Perlu untuk Diketahui
“Bayi minum air ketuban bukanlah hal yang berbahaya karena di air ketuban inilah janin mengapung, bernapas, dan bergerak. Terdapat beberapa fakta terkait air ketuban salah satunya adalah pecahnya air ketuban merupakan sebuah pertanda.”.
Halodoc, Jakarta – Air ketuban merupakan cairan yang melindungi bayi yang belum lahir (janin) saat mereka berada di dalam rahim. Air ketuban sendiri biasanya berwarna bening atau kekuningan dan tidak berbau. Air ketuban diproduksi setelah kantung ketuban terbentuk atau sekitar 12 hari setelah pembuahan.
Selain itu, di dalam air ketuban inilah janin mengapung, bernapas, dan bergerak. Biasanya janin juga menelan air ketuban, mengeluarkannya sebagai urine, kemudian menelannya lagi. Hal ini bertujuan untuk menjaga kestabilan volume air ketuban. Volume air ketuban yang terlalu banyak atau terlalu sedikit dapat membahayakan kehamilan.
Fakta terkait air ketuban
1. Air Ketuban Dapat Kapan Saja Pecah
Sekitar 10% wanita akan mengalami apa yang dikenal sebagai pecahnya selaput ketuban secara prematur atau premature rupture of membranes (PROM). Hal ini terjadi ketika kantong ketuban pecah sebelum bayi siap lahir biasanya lebih awal dari 37 minggu.
Selain itu, hal ini juga tidak memengaruhi persalinan. Ibu hamil dapat mengalami kontraksi dalam beberapa jam, bahkan mungkin akan mengambil waktu lebih lama dan membuat ibu hamil menunggu selama 12 jam atau lebih sehingga berapa lama harus menunggu persalinan tergantung pada beberapa faktor, seperti posisi bayi, prosedur medis, dan lain sebagainya.
2. Air Ketuban Pecah Merupakan Tanda Peringatan
Jika air ketuban pecah sebelum persalinan dimulai, biasanya ini merupakan pertanda berupa peringatan, seperti kram ringan yang mirip seperti haid. Selain itu, pecahnya air ketuban juga merupakan pertanda bahwa seorang ibu harus segera melahirkan.
Perlu diketahui bahwa paru-paru bayi bisa mencapai titik kematangan tertentu, yang dapat memicu proses kompleks untuk memberitahu tubuh ibu hamil agar segera melahirkan, salah satu tandanya adalah dengan pecahnya ketuban. Sebagian besar wanita dapat melahirkan setelah menggunakan metode induksi alami, itu pun karena tubuh mereka sudah siap pada kondisi pra persalinan.
3. Air Ketuban Tidak Dapat Meningkatkan Keputihan
Air ketuban tidak dapat meningkatkan keputihan sampai menjelang akhir kehamilan, biasanya hal ini terjadi karena adanya sumbatan lendir yang mulai keluar saat serviks mulai matang.
4. Air Ketuban Pecah Tidak Dapat Membuat Kelahiran Kering
Jika air ketuban pecah beberapa hari atau minggu sebelum persalinan dimulai, semua cairan secara otomatis akan hilang dan bayi akan mengalami kelahiran kering. Namun, perlu diketahui bahwa bayi sehat dapat mengisi kantung ketubannya dengan sendiri meski sudah pecah.
Segera hubungi dokter atau bidan saat air ketuban pecah. Hal ini dilakukan untuk memastikan semua kondisi baik-baik saja dan mengetahui jika ada perubahan yang terjadi. Cobalah beristirahat atau meringkuk di sofa dan menonton film sejenak. Setelah kontraksi reda, lalu pergilah ke rumah sakit. Jika membutuhkan hal lain seperti obat ataupun vitamin kamu bisa cek kebutuhan obat atau vitamin. Informasi lebih lanjut dapat diakses melalui aplikasi Halodoc, download Halodoc.