4 Efek Negatif Penggunaan Alat Bantu Sex Berlebihan
“Beberapa orang menggunakan alat bantu sex atau sex toys untuk mendapat kepuasan saat melakukan kegiatan seksual sendiri. Namun, waspadai pemakaian sex toys berlebihan yang bisa meningkatkan risiko infeksi menular seksual.”
Halodoc, Jakarta – Alat bantu sex atau sex toys sebenarnya tidak lagi menjadi benda yang baru bagi seseorang atau pasangan yang ingin melakukan eksplorasi seksualitas. Ahli kesehatan seksual juga menyebutkan, alat tersebut sering menjadi pilihan sebagai opsi lain untuk bisa berfantasi dan mencapai kepuasan seksual.
Namun, apapun jenis alatnya, keamanan dari benda tersebut harus selalu menjadi pertimbangan utama. Terutama, produksi mainan seksual ini tidak berada di bawah pengawasan langsung dari lembaga keamanan pangan dan obat asal Amerika (FDA). Artinya, kamu tidak bisa menjamin apakah memakai alat tersebut aman dari sisi kesehatan.
Efek Negatif Menggunakan Alat Bantu Sex Berlebihan
Kamu perlu tahu kalau infeksi menular seksual masih menjadi masalah kesehatan dengan tingkat penularan yang tinggi. Bahkan, penularan tetap bisa terjadi meski kamu tidak melakukan hubungan intim dengan pasangan secara langsung.
Faktanya, alat bantu sex bisa menjadi media penularan infeksi seksual yang terjadi tanpa sadar.
Ini terutama apabila kamu memakai mainan seks yang tidak terjaga kebersihannya, secara asal, dan bergantian dengan banyak orang.
Beberapa jenis infeksi menular seksual yang sangat mungkin terjadi karena pemakaian alat bantu sex, antara lain:
1. Sifilis
Sifilis adalah infeksi karena bakteri yang bisa menular dari hubungan seksual. Masalah kesehatan ini mulanya hanya berupa luka pada alat kelamin yang tidak terasa sakit.
Penyebaran kelainan ini bisa dari kontak langsung kulit ke kulit atau selaput lendir dengan luka.
Faktanya, memakai mainan seks yang tidak higienis dan bergantian juga bisa meningkatkan risiko penularan penyakit ini. Jika tidak segera mendapat penanganan, sifilis bisa menyebabkan kerusakan pada otak, jantung, dan organ tubuh lainnya.
2. Trikomoniasis
Parasit yang menyebabkan munculnya penyakit trikomoniasis muncul dari hubungan seksual tanpa menggunakan kondom, kerap berganti pasangan seksual, dan berbagi mainan seks pada orang lain.
Risiko terjadinya penularan akan menjadi lebih tinggi apabila salah satu pasangan pernah memiliki riwayat penyakit ini atau jenis penyakit menular seksual lainnya.
3. Klamidia
Klamidia adalah penyakit menular seksual yang terjadi karena bakteri Chlamydia trachomatis. Masalah kesehatan ini umumnya muncul dengan gejala berupa rasa nyeri pada area kelamin dan keluar cairan pada penis atau vagina.
Meski begitu, klamidia juga kerap muncul tanpa adanya gejala. ini berarti, seseorang mungkin tidak menyadari bahwa dirinya telah terinfeksi bakteri penyakit tersebut.
Tetapi jika bergejala, Ini yang Terjadi Pada Tubuh ketika Mengidap Chlamydia.
Klamidia sendiri bisa menyerang anus, mata, serviks, saluran kencing, bahkan tenggorokan. Salah satu cara penyebarannya juga melalui pemakaian alat bantu sex berlebihan dan bergantian.
Perlu diwaspadai juga bahwa penyakit klamidia ini dapat menginfeksi bagian serviks, anus, saluran kencing, mata, dan tenggorokan. Salah satu penyebaran virus penyebab klamidia yaitu lewat penggunaan sex toy yang tidak higienis.
4. Herpes genital
Herpes genital terjadi karena virus herpes simplex atau HSV. Kontak seksual secara langsung menjadi cara termudah penularan dan penyebaran virus ini. Selain itu, kontak dari penggunaan mainan seks juga memiliki risiko penularan yang sama tingginya.
Gejala herpes genital yang paling sering muncul adalah munculnya luka pada area genital yang terasa gatal dan nyeri. Namun, gejala juga bisa tidak muncul sama sekali. Apabila terinfeksi, kamu tetap bisa menularkan virus meski tidak memiliki luka.
Faktanya, herpes genital justru lebih sering terjadi pada wanita daripada pria. Kamu bisa mengetahui alasannya dari artikel Penyebab Wanita Lebih Mudah Alami Herpes Genital.
Dampak Penggunaan Bahan Kimia pada Alat Bantu Sex untuk Kesehatan
Beberapa mainan seks terbuat dari bahan kimia yang bernama senyawa phthalates.
Zat ini sering digunakan untuk pembuatan bahan plastik. Apabila menjadi bahan pembuat benda yang tidak memerlukan kontak langsung dengan manusia, maka efeknya mungkin tidak perlu kamu cemaskan.
Akan tetapi, jika senyawa ini dipakai untuk membuat mainan seks, maka ada beberapa risiko yang mungkin terjadi untuk kesehatan tubuh, antara lain:
- Penyakit kelamin.
- Asma.
- Obesitas.
- Kanker payudara.
- Diabetes tipe 2.
- Masalah perkembangan saraf dan motorik pada anak.
- Gangguan pada perilaku.
- Masalah pada reproduksi dan penurunan tingkat kesuburan.
Kamu perlu tahu kalau risiko penularan infeksi menular seksual akan lebih tinggi jika memakai alat bantu sex secara berlebihan dan bergantian tanpa kamu mencuci dan mensterilkan benda ini setiap kali selesai memakainya. Pastikan kamu mengetahui dengan baik cara merawatnya.
Selain itu, sebaiknya kamu lebih cermat dalam memilih bahan pembuat mainan seks. Daripada senyawa phthalates, cobalah pilih sex toys yang terbuat dari kaca borosilikat, stainless steel, atau silikon.
Cara Membersihkan Alat Bantu Sex
Cara membersihkan alat bantu sex tergantung pada bahannya. Selain itu, ada pula sex toy yang menggunakan baterai sehingga ada bagian yang tidak bisa dicuci. Biasanya, terdapat buku panduan tentang tata cara membersihkan alat ini.
Untuk mainan seks yang bisa kamu gunakan kembali, pastikan mencucinya secara menyeluruh setelah digunakan. Kamu juga harus mencucinya di antara penggunaan pada bagian tubuh yang berbeda, seperti mulut, vagina, dan anus.
Periksa mainan seks secara teratur apakah ada goresan atau kerusakan pada bahan permukaan tempat kuman dapat muncul dan menyebar. Sebab, hal ini dapat meningkatkan risiko infeksi.
Menggunakan pelumas berbasis silikon pada mainan seks silikon dapat menyebabkan beberapa hal, seperti:
- Membuat mainan seks lebih sulit dibersihkan
- Merusak mainan seks dan membuatnya lebih mudah rusak
- Meningkatkan kemungkinan menularkan infeksi
Jika kamu alergi terhadap lateks, jangan gunakan mainan seks yang terbuat dari atau mengandung lateks.
Jika kamu punya pertanyaan lain seputar kondisi ini, jangan ragu untuk menghubungi dokter di Halodoc✔️ yang siap membantu kamu mengatasi permasalahan kesehatan dalam hubungan seksual.
Referensi:
NHS. Diakses pada 2023. Are sex toys safe?
Science Daily. Diakses pada 2023. Vibrator Use Common, Linked To Sexual Health
Mayo Clinic. Diakses pada 2023. Genital herpes
Mayo Clinic. Diakses pada 2023. Syphilis.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan