4 Cara Deteksi Dini Kanker Kolorektal
Halodoc, Jakarta - Kanker kolorektal mungkin masih terasa asing di telinga masyarakat umum. Kanker jenis ini merupakan kanker yang tumbuh pada kolon (usus besar) bagian bawah yang terhubung ke rektum (anus). Kanker kolorektal sendiri punya nama lain, yaitu kanker rektum atau kanker kolon, tergantung pada lokasi munculnya kanker.
Supaya dapat ditangani dengan baik, sebaiknya kanker ini dideteksi sejak dini. Sebelum terlambat, ketahui cara deteksi dini kanker kolorektal dengan metode berikut.
Baca juga: 9 Jenis Tes untuk Memastikan Diagnosis Kanker Usus Besar
Beberapa Cara Deteksi Dini Kanker Kolorektal
Kanker ini memang dapat dideteksi dini melalui serangkaian pemeriksaan. Namun, seseorang yang beranjak lansia disarankan untuk melakukan pemeriksaan rutin guna menghindari adanya sejumlah penyakit yang muncul seiring dengan bertambahnya usia. Beberapa macam pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk mendeteksi adanya kanker kolorektal, antara lain:
Pemeriksaan Sigmoidoskopi
Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara memasukkan selang tipis yang dilengkapi dengan sigmoidoskopi (kamera kecil) dan lampu yang dimasukkan melalui anus menuju usus besar bagian bawah. Sigmoidoskopi sendiri dilakukan untuk melihat adanya kanker atau polip yang dilengkapi dengan alat untuk mengambil sampel jaringan yang akan diperiksa di bawah mikroskop.
Pemeriksaan CT Kolonografi
Pemeriksaan ini dilakukan dengan menggunakan CT scan untuk menampilkan gambar usus secara keseluruhan dengan jelas, agar mudah untuk dianalisis. Kemudian, setelah dipastikan bahwa peserta mengidap kanker kolorektal, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjut guna menentukan tahapan (stadium) kanker. Beberapa pemeriksaan penunjang yang dilakukan setelah melakukan CT scan, antara lain PET scan, rontgen dada, dan MRI.
Baca juga: 5 Faktor yang Memicu Munculnya Kanker Usus Besar
Pemeriksaan Feses
Pemeriksaan feses ini akan meliputi beberapa pemeriksaan, di antaranya:
-
Pemeriksaan FIT atau FIT-DNA. Pemeriksaan yang satu ini dilakukan dengan menggabungkan beberapa pemeriksaan guna mendeteksi adanya perubahan DNA pada feses yang tidak bisa dilihat hanya dengan menggunakan mikroskop.
-
Pemeriksaan darah samar atau fecal occult blood test (FOBT). Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui adanya kandungan darah yang terdapat pada feses. Pemeriksaan ini terbagi dalam dua jenis, yaitu:
-
Fetal immunochemical test (FIT), yaitu pemeriksaan yang dilakukan dengan mencampurkan feses dengan cairan khusus ke dalam mesin yang mengandung antibodi guna memeriksa adanya kandungan darah pada feses.
-
Guaiac FOBT, yaitu pemeriksaan yang dilakukan dengan menempatkan feses pada kartu khusus yang diberi bahan kimia. Jika feses positif mengandung darah, kartu akan berubah warna.
Pemeriksaan Kolonoskopi
Pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan yang hampir mirip dengan sigmoidoskopi, tetapi menggunakan selang yang lebih panjang mencapai keseluruhan bagian usus besar.
Pemeriksaan-pemeriksaan tersebut dilakukan untuk mengetahui stadium kanker dan letak kanker yang sesungguhnya. Selain beberapa metode tersebut, terdapat pemeriksaan lain yang dilakukan, yaitu pemeriksaan kadar CEA dalam darah. Pemeriksaan yang satu ini akan menunjukkan kadar CEA dalam darah pengidap kanker, jika kadar CEA tinggi, maka peserta positif mengidap kanker kolorektal.
Baca juga: Jangan Diabaikan, Kanker Usus Besar Juga Mengintai Anak
Sementara untuk mengantisipasi adanya penyakit lain yang berbahaya, tes darah lengkap juga diperlukan. Tes darah lengkap akan meliputi perhitungan jumlah sel darah merah, sel darah putih, trombosit, serta hemoglobin.
Kamu bisa dengan jelas bertanya pada dokter ahli di aplikasi Halodoc untuk mengetahui langkah-langkah yang harus kamu tempuh sebelum melakukan beberapa pemeriksaan tersebut. Jadi, jangan sampai salah kaprah, ketahui dulu lebih jelasnya sebelum melakukan sejumlah pemeriksaan tersebut, ya!
Referensi:
Medical News Today (Diakses pada 2019). Everything You Need to Know About Colon Cancer.
Emedicine Health (Diakses pada 2019). Colon Cancer.