Halodoc, Jakarta – Anak yang belum mengalami proses pubertas memang tidak diwajibkan untuk menjalani puasa Ramadan. Namun, tidak sedikit juga orang tua yang sudah mengajarkan anak puasa agar nantinya terbiasa. 

Supaya anak semakin semangat menjalani ibadah puasa, orang tua perlu kreatif menyiapkan menu buka puasa untuk Si Kecil. Menu yang tidak hanya enak dan menggiurkan tetapi juga sehat. Simak rekomendasi buka puasa sehat buat anak di sini!

Dari Salad Buah Sampai Roti Alpukat

Nah, saat menyiapkan menu buka puasa dan sahur, orang tua dapat mencoba untuk membuat alternatif makanan ini yang pasti disukai anak. Apa sajakah itu?

1. Salad Buah

Menu ini cocok disajikan saat buka puasa. Kamu dapat memilih buah-buahan antara lain nanas, semangka, stroberi, mangga, atau melon, kemudian campurkan semua bahan dengan campuran yoghurt, skim milk, dan madu.

2. Sup Ayam Sayur

Sup ayam yang berisi banyak sayuran dan disajikan selagi hangat adalah menu yang pasti anak suka. Selain itu, kandungan airnya juga dapat memenuhi asupan cairan tubuh selama puasa.

3. Roti Bakar Alpukat

Menu ini juga pasti disukai oleh anak dan mengandung banyak nutrisi. Ketimbang menggunakan selai instan, kamu dapat menggunakan alpukat atau buah segar lain agar rasanya semakin nikmat.

Nutrisi yang Dibutuhkan Anak saat Puasa

Mengajarkan puasa pada anak sejak dini adalah penting. Namun, orang tua perlu paham kalau anak-anak masih dalam usia pertumbuhan. Meski puasa, kebutuhan nutrisinya tetap harus dipenuhi. 

Selama menjalani masa pertumbuhan, nutrisi yang dibutuhkan orang dewasa dan anak-anak sebetulnya sama saja seperti hari biasa. Sebenarnya konsep puasa hanyalah menggeser waktu makan dan seharusnya tidak mengurangi jumlah asupan nutrisi harian. 

Tadi sudah diberikan rekomendasi menu buka puasa dan sahur yang kreatif dan sehat buat anak. Orang tua bisa menyiapkan menu berbeda lainnya, dengan tetap memenuhi nutrisi-nutrisi berikut ini: 

1. Protein

Protein adalah nutrisi utama yang wajib dipenuhi untuk pertumbuhan anak. Nutrisi ini berfungsi sebagai zat pembangun dan berperan penting dalam pembentukan dan perbaikan jaringan tubuh. Orang tua dapat menyajikan protein dalam dua jenis sumber, yakni sumber protein nabati atau hewani. 

Contoh sumber protein yang pasti disukai anak adalah daging, ayam, telur, susu, tempe, tahu, dan produk olahan susu lainnya. Menurut Angka Kecukupan Gizi 2013, kebutuhan protein anak usia 4–6 tahun adalah 35 gram/hari, sementara anak usia  7–9 tahun adalah 49 gram/hari.

2. Zat Besi

Kekurangan zat besi dapat membuat anak terserang anemia. Kebutuhan zat besi pada anak terbilang lebih tinggi karena volume darah anak akan meningkat seiring dengan periode pertumbuhannya. 

Zat besi sendiri berfungsi mengangkut oksigen ke sel-sel dalam tubuh dan juga untuk perkembangan otak. Orang tua dapat menyajikan daging, ikan, atau ayam yang merupakan sumber zat besi terbaik. Anak usia 4–6 tahun harus dipenuhi asupan zat besinya sebanyak 9 miligram/hari, sementara anak usia 7–9 tahun adalah 10 miligram/hari.

3. Kalsium

Kalsium berfungsi untuk mengoptimalkan pertumbuhan tulang anak. Tidak hanya itu, kalsium juga dibutuhkan untuk mempertahankan detak jantung normal, pembekuan darah, serta fungsi otot dan saraf. Berilah anak makanan yang kaya kalsium, seperti brokoli, keju, susu, atau yoghurt.

4. Vitamin A, C, dan E

Ketiga vitamin ini sangat dibutuhkan untuk mencegah kerusakan sel akibat radikal bebas karena mengandung antioksidan. Orang tua dapat memberikan anak-anak sayuran dan buah-buahan yang bervariasi agar kebutuhan vitamin ini selalu terpenuhi. Setidaknya, anak disarankan untuk mengonsumsi sayuran dan buah sebanyak 5 porsi sehari.

Itulah informasi mengenai rekomendasi menu buka puasa sehat supaya anak semangat menjalankan puasa. Kalau punya pertanyaan seputar kesehatan anak, kontak saja Halodoc. Belum punya aplikasinya? Yuk, download sekarang juga ya!

Referensi:

Harvard School of Public Health. Diakses pada 2022. Kid’s Healthy Eating Plate.

EatingWell. Diakses pada 2022. Healthy Kids Meal Plans.

British Nutrition Foundation. Diakses pada 2022. A Healthy Ramadhan.