3 Penyebab Batuk Rejan
Halodoc, Jakarta - Pernahkah kamu mengalami atau melihat seseorang mengidap batuk hingga berbulan-bulan? Bisa jadi orang itu terkena penyakit batuk rejan. Batuk rejan atau pertusis adalah infeksi bakteri pada paru-paru dan saluran pernapasan yang mudah menular. Penyakit ini mampu mengancam nyawa jika menyerang lansia dan anak-anak, khususnya bayi yang belum mendapatkan vaksin pertusis.
Batuk rejan adalah salah satu jenis batuk yang disebabkan oleh bakteri bordetella pertussis yang penularannya disebarkan melalui udara. Batuk rejan dapat menyebar dengan cepat dari orang ke orang. Bakteri penyebab batuk rejan biasanya menyebar melalui cairan yang keluar ketika pengidap batuk tersebut batuk atau bersin.
Batuk rejan ditandai dengan batuk parah yang disertai suara tarikan napas dengan nada tinggi. Batuk ini dapat dengan mudah menular, tetapi vaksin seperti DtaP dan Tdap dapat membantu pencegahan bakteri tersebut menyerang anak-anak dan orang dewasa.
Pembengkakan saluran napas adalah salah satu cara tubuh untuk bereaksi terhadap racun yang dilepaskan oleh bakteri. Saluran napas yang membengkak dapat membuat pengidap batuk rejan harus menarik napas dengan kuat melalui mulut karena sulitnya bernapas.
Batuk yang disebabkan bakteri ini dapat membuat pengidapnya kekurangan oksigen di dalam darahnya. Batuk rejan juga dapat menyebabkan berbagai komplikasi seperti pneumonia. Dalam beberapa kasus pun, tulang rusuk dapat mengalami luka akibat batuk yang sangat keras. Selain itu, batuk rejan dapat menimbulkan kematian akibat gagal napas sebagai akibatnya.
Lalu apa penyebab terjadinya batuk rejan? Berikut adalah penyebabnya:
1. Disebabkan Karena Bakteri
Penyebab batuk rejan biasanya disebabkan oleh bakteri bordetella pertussis. Bakteri tersebut menyebar melalui udara, kemudian masuk ke dalam tubuh yang akhirnya akan menyerang pernapasan. Setelah itu bakteri tersebut akan melepaskan racun dan menyerang seseorang, sehingga mengidap penyakit batuk rejan.
2. Alergi
Salah satu penyebab batuk rejan lainnya adalah alergi. Seseorang yang mengidap batuk rejan dikarenakan alergi, biasanya orang tersebut akan mengalami sesak napas, hidung tersumbat, dan juga akhirnya akan semakin parah jika tidak segera diobati. Jika kamu merasakan gejala seperti itu, segeralah periksakan kondisimu pada dokter agar dapat menghindari batuk tersebut semakin parah.
3. Dikarenakan Bronkitis
Seseorang dengan paru-paru yang mengalami bronkitis juga dapat menyebabkan seseorang mengidap penyakit batuk rejan. Bronkitis merupakan infeksi yang terjadi di paru-paru, sehingga mengakibatkan timbulnya peradangan pada saluran paru-paru.
Jika kamu mengidap batuk rejan, kamu harus berhati-hati jika mengonsumsi obat bebas untuk mengobati batuk rejan. Hal itu karena banyak sekali jenis obat yang tidak ampuh untuk mengobati penyakit tersebut. Batuk rejan pada remaja dan orang dewasa dapat ditangani sendiri di rumah atau dengan antibiotik yang sesuai dengan resep dokter.
Antibiotik yang menjadi pilihan untuk pengidap batuk rejan yaitu antibiotik profilaksis. Selain itu, antibiotik lainnya yang dapat dikonsumsi yaitu eritromisin atau antibiotik makrolida yang harus dikonsumsi selama 10 hari. Pengidap batuk rejan juga harus banyak istirahat dan minum banyak cairan, seperti air dan jus.
Selain itu, pengidap batuk rejan harus tetap di udara yang steril untuk mengurangi pemicu batuk, seperti asap rokok dan asap dari perapian. Selain itu, pengidap penyakit tersebut harus menjaga penularan dengan menutup mulut atau menggunakan masker saat batuk dan sering mencuci tangan.
Itulah 3 penyebab batuk rejan. Jika kamu mempunyai masalah dengan batuk yang tak kunjung sembuh, Halodoc menyediakan layanan cek lab di rumah kamu. Caranya hanya dengan download aplikasi Halodoc di Apps Store atau Play Store.
Baca juga:
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan