3 Penanganan untuk Redakan Gejala dari Dermatitis Herpetiformis

Ditinjau oleh  dr. Gabriella Florencia   12 Agustus 2019
3 Penanganan untuk Redakan Gejala dari Dermatitis Herpetiformis3 Penanganan untuk Redakan Gejala dari Dermatitis Herpetiformis

Halodoc, Jakarta – Terkadang kulit yang terasa gatal memang bukan menunjukan tanda suatu penyakit yang serius. Namun, jika gatal pada kulit disertai dengan rasa panas seperti terbakar sebaiknya jangan sepelekan kondisi ini. Gejala ini bisa merupakan tanda dari dermatitis herpetiformis.

Baca juga: Kulit Terbakar dan Melepuh, Ini Gejala Dermatitis Herpetiformis

Dermatitis herpetiformis adalah salah satu gangguan pada kulit yang disebabkan karena adanya penyakit autoimun pada tubuh kamu. Sebaiknya ketahui penyakit ini lebih banyak agar kamu bisa melakukan penanganan terhadap penyakit ini.

Ketahui 5 Faktor yang Dapat Meningkatkan Penyakit Dermatitis Herpetiformis

Dermatitis herpetiformis adalah kondisi ruam yang menyebabkan rasa gatal dan berkaitan dengan gluten sensitive enteropathy. Kondisi ini dapat terjadi ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi dengan gluten yang dicerna oleh tubuh. 

Kondisi ini sangat jarang terjadi dan biasanya sering dialami oleh seseorang yang memiliki usia antara 16 hingga 60 tahun. Gejala gatal dan rasa panas pada tubuh dapat muncul pada beberapa bagian tubuh seperti kulit kepala, wajah, siku, lengan bawah, lutut, punggung, dan bokong.

Tidak ada salahnya untuk segera periksakan kondisi kesehatan kulit jika kamu mengalami beberapa gejala yang muncul. Kamu bisa berkunjung pada rumah sakit terdekat untuk memastikan penyebab gejala yang kamu alami.

Nyatanya, penyebab utama dari penyakit dermatitis herpetiformis belum diketahui secara pasti. Namun ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang berisiko mengalami kondisi ini, seperti:

1. Riwayat Keluarga

Seseorang yang memiliki riwayat keluarga dengan penyakit kulit seperti herpes ataupun penyakit celiac akan lebih rentan mengalami kondisi dermatitis herpetiformis.

2. Pengidap Diabetes

Penyakit diabetes berkaitan dengan kondisi dermatitis herpetiformis. Pengidap diabetes rentan dengan penyakit dermatitis herpetiformis.

3. Pengidap Sindrom Turner

Sindrom turner adalah kelainan genetik yang dialami oleh wanita sehingga menyebabkan wanita mengalami gangguan kesuburan dan pertumbuhan pada tubuhnya. Pengidap sindrom turner rentan alami dermatitis herpetiformis.

4. Penyakit Kelenjar Tiroid

Penyakit kelenjar tiroid berkaitan dengan kondisi dermatitis herpetiformis. Tidak ada salahnya untuk melakukan pencegahan terhadap penyakit kelenjar tiroid.

5. Gaya Hidup

Konsumsi gluten memengaruhi kondisi dermatitis herpetiformis. Orang yang menjalankan diet dengan memasukan konsumsi gluten pada pola makannya rentan mengalami kondisi ini. Penyakit ini berhubungan dengan sensitivitas tubuh terhadap gluten.

Baca juga: Adakah Pencegahan untuk Penyakit Dermatitis Herpetiformis?

Lakukan Penanganan untuk Mengatasi Dermatitis Herpetiformis

Sebaiknya lakukan penanganan untuk mengatasi kondisi dermatitis herpetiformis. Penanganan yang dilakukan berbeda dari tingkat keparahan kondisi penyakit. Berikut ini penanganan yang bisa dilakukan untuk mengatasi kondisi dermatitis herpetiformis, yaitu:

1. Penggunaan Obat

Penggunaan obat seperti krim steroid dapat digunakan untuk mengatasi kondisi dermatitis herpetiformis yang masih tergolong ringan. Obat berjenis kalamina dan sulfapyridin ini dapat digunakan untuk mengatasi kondisi ini. Namun, sebaiknya gunakan obat-obatan tersebut sesuai dengan anjuran dokter.

2. Perubahan Gaya Hidup

Melakukan perubahan gaya hidup bisa mengatasi masalah dermatitis herpetiformis berkembang menjadi lebih parah. Tidak ada salahnya mengubah pola makan dengan diet gluten atau menghindari makanan yang memiliki bahan dasar gluten untuk mencegah penyakit semakin berkembang.

3. Jaga Kebersihan Kulit

Cara untuk meringankan penyakit adalah menghindari kegiatan atau aktivitas yang dapat membuat tubuh mengeluarkan keringat berlebih. Jangan lupa untuk jaga kebersihan kulit untuk mengurangi risiko infeksi.

Baca juga: Pola Hidup Sehat untuk Pengidap Dermatitis Herpetiformis

Referensi:
Healthline (2019). Dermatitis Herpetiformis and Gluten Intolerance
Medscape (2019). Dermatitis Herpetiformis