3 Penanganan Anemia Kambuh saat Hamil

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   28 Mei 2020
3 Penanganan Anemia Kambuh saat Hamil 3 Penanganan Anemia Kambuh saat Hamil

Halodoc, Jakarta - Anemia terjadi ketika jumlah sel darah merah yang sehat tidak mencukupi, sehingga penyebaran oksigen ke jaringan di dalam tubuh terganggu. Ketika jaringan tidak menerima oksigen dalam jumlah yang memadai, fungsi organ tubuh dapat terpengaruh. Anemia yang dialami ibu hamil harus menjadi perhatian karena dikaitkan dengan berat lahir rendah, kelahiran prematur, sampai kematian dalam kasus yang sangat parah.

Sayangnya, ibu hamil adalah kelompok individu yang paling rentan mengalami anemia. Pasalnya, jumlah darah yang diproduksi tubuh akan disisihkan untuk membantu menyediakan nutrisi janin. Ibu tidak perlu khawatir, anemia selama kehamilan mudah diobati jika diketahui sejak dini. 

Baca juga: Kehamilan Bisa Sebabkan Penurunan Hemoglobin

Penanganan Anemia pada Ibu Hamil

Melansir dari American Pregnancy Association, berikut cara menangani anemia pada ibu hamil, yaitu:

  1. Konsumsi Suplemen

Ibu yang mengalami anemia selama kehamilan,  mungkin perlu mengonsumsi suplemen zat besi dan suplemen asam folat sebagai tambahan vitamin prenatal. Cara untuk mengobati kekurangan vitamin B12, dokter biasanya merekomendasikan ibu untuk mengonsumsi suplemen vitamin B12.

  1. Makanan Tinggi Zat Besi dan Folat

Biasanya, dokter menyarankan agar ibu banyak mengonsumsi makanan yang tinggi zat besi dan asam folat. Saat kunjungan pemeriksaan selanjutnya, ibu mungkin diminta untuk menjalani tes darah agar dokter dapat memeriksa apakah kadar hemoglobin dan hematokrit sudah membaik. Dokter juga menyarankan ibu agar lebih banyak mengonsumsi makanan hewani seperti daging, telur atau produk-produk susu. 

  1. Konsumsi Makanan Tinggi Vitamin C

Vitamin C membantu tubuh untuk menyerap zat besi dan folat lebih baik. Oleh sebab itu, pastikan ibu juga mengonsumsi makanan tinggi vitamin C di samping mengonsumsi zat besi dan asam folat.

Jika anemia yang ibu alami cukup serius, dokter kandungan mungkin akan merujuk ibu ke ahli hematologi, seorang dokter yang berspesialisasi dalam masalah anemia. Apabila ibu mengalami tanda-tanda anemia dan berencana memeriksakan diri, ibu bisa membuat janji dengan dokter terlebih dahulu melalui aplikasi Halodoc. Tinggal pilih dokter di rumah sakit yang tepat sesuai dengan kebutuhan ibu lewat aplikasi.

Baca juga: Hati-Hati, Anemia saat Hamil Tingkatkan Risiko Stunting pada Anak

Risiko Anemia pada Kehamilan

Anemia terbagi menjadi beberapa tipe berdasarkan jumlah zat yang tidak memadai. Apabila anemia disebabkan oleh kekurangan zat besi, ibu mungkin berisiko melahirkan prematur atau berat badan lahir rendah.

Selain itu, kekurangan zat besi juga berisiko menimbulkan depresi pasca persalinan dan keterlambatan perkembangan bayi. Sama seperti anemia defisiensi besi, anemia yang disebabkan oleh kekurangan folat juga berisiko menyebabkan bayi lahir prematur atau berat badan lahir rendah dan bayi lahir dengan anemia. 

Tips Mencegah Anemia Selama Kehamilan

Tidak sulit untuk mencegah anemia selama kehamilan. Ibu hanya perlu rutin mengonsumsi makanan yang kaya zat besi dan asam folat setiap harinya. Contoh makanan kaya zat besi adalah:

  • Daging merah dan unggas;
  • Telur;
  • Sayuran hijau gelap dan berdaun, seperti brokoli, kangkung, dan bayam;
  • Kacang-kacangan dan biji-bijian;
  • Kacang, lentil, dan tahu.

Baca juga: Makanan Penambah Darah yang Baik untuk Ibu Hamil

Pastikan ibu mengonsumsi makanan kaya zat besi sebanyak yang disarankan selama kehamilan. Ibu juga bisa mengambil suplemen zat besi yang pastinya harus diresepkan oleh dokter terlebih dahulu. Ibu juga perlu mengonsumsi makanan tinggi vitamin C, seperti jeruk, stroberi, kiwi, tomat, dan paprika. Vitamin C juga membantu tubuh agar menyerap zat besi lebih optimal. 

Referensi :
American Pregnancy Association. Diakses pada 2020. Anemia During Pregnancy.
WebMD. Diakses pada 2020. Anemia in Pregnancy.