3 Gangguan Kepribadian yang Identik dengan Sikap Menyendiri

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   22 Juli 2020
3 Gangguan Kepribadian yang Identik dengan Sikap Menyendiri3 Gangguan Kepribadian yang Identik dengan Sikap Menyendiri

Halodoc, Jakarta - Suka menyendiri bukan berarti selalu introvert, tapi juga bisa menjadi salah satu tanda dari gangguan kepribadian. Bagi kaum introvert, menyendiri atau mengasingkan diri dari lingkungan sosial yang ramai memberikan kenyamanan tersendiri. Dengan menyendiri, mereka bisa menjadi lebih produktif dan fokus dalam memikirkan ide-ide yang sebelumnya belum terpikirkan.

Namun, tidak selamanya sikap menyendiri identik dengan introvert, lho. Sering menyendiri juga bisa disebabkan oleh adanya gangguan kepribadian. Lantas, apa saja gangguan kepribadian yang identik dengan sikap menyendiri? Berikut gangguan kepribadian suka menyendiri!

Baca juga: Hati-Hati, Suka Menyakiti Diri Sendiri Ganggu Kesehatan Mental

Sejumlah Gangguan Kepribadian Suka Menyendiri

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, suka menyendiri bukan hanya dilakukan oleh golongan introvert saja. Berikut beberapa jenis gangguan kepribadian suka menyendiri:

1.Schizoid

Gangguan kepribadian suka menyendiri yang pertama adalah schizoid. Pengidap kondisi ini memiliki ekspresi emosional yang terbatas, terutama ketika menjalin interaksi dan komunikasi dengan orang lain. Pengidap schizoid cenderung tidak ingin memiliki kedekatan dan hubungan dengan orang lain, termasuk keluarganya sendiri. 

Bukan itu saja, pengidap kondisi ini akan sangat acuh terhadap kritikan, saran, bahkan pujian sekalipun. Mereka akan lebih senang menghindari berbagai macam aktivitas yang melibatkan banyak orang, dan lebih senang untuk melakukan aktivitasnya seorang diri. Pengidap kondisi ini hanya memiliki sedikit teman saja.

2.Schizotypal

Gangguan kepribadian suka menyendiri selanjutnya dikenal dengan istilah schizotypal, yaitu gangguan kepribadian eksentrik. Karena gangguan ini, seseorang memiliki pola pikir dan tindakan yang berbeda dengan orang lain, sehingga cenderung terlihat aneh. Pengidap kondisi ini akan memiliki kepercayaan yang aneh, bahkan dapat memengaruhi cara berpikir dan bertindak, memahami realita, serta mengekspresikan emosi.

Pengidap kondisi ini akan sangat suka menyendiri, selalu salah dalam memahami peristiwa yang terjadi, memiliki perilaku dan pemikiran yang aneh, memiliki kecemasan sosial yang berlebihan, serta respons emosional yang tidak selayaknya karena terlalu berlebihan.

3.Gangguan Kepribadian Menghindar

Gangguan kepribadian suka menyendiri yang terakhir dikenal dengan gangguan kepribadian menghindar atau avoidant personality disorder. Gangguan kepribadian ini ditandai dengan dengan gejala utama menghindari interaksi sosial sosial karena merasa lebih rendah derajatnya ketimbang orang lain. Gangguan kepribadian ini juga ditandai dengan gejala ketidakmampuan bersosialisasi, serta sangat sensitif terhadap penolakan dan kritik.

Saat kamu atau orang terdekatmu merasa terlalu sering ingin menyendiri, terlebih jika disertai dengan gejala yang telah disebutkan, disarankan untuk segera berdiskusi dengan psikolog atau psikiater di aplikasi Halodoc untuk membantu mencari cara untuk mengendalikannya.

Baca juga: Gangguan Cinderella Complex, Perlu Dampingan Psikolog?

Sebenarnya, Apa yang jadi Penyebab Sikap Suka Menyendiri?

Gangguan kepribadian yang identik dengan sikap menyendiri akan menghindari pengidapnya dari interaksi sosial karena merasa rendah diri, serta tidak memiliki kompetensi yang cukup untuk bersaing dengan orang lain. Mereka cenderung sangat sulit untuk mengambil keputusan, karena terlalu takut untuk melangkah dan menyampaikan apa pemikirannya.

Hingga saat ini belum diketahui pasti apa yang menjadi penyebab kondisi tersebut. Meski demikian, ada beberapa faktor yang membuat seseorang berisiko tinggi untuk mengalami gangguan kepribadian tersebut. Salah satunya adalah trauma yang mendalam. Hampir semua pengidap memiliki trauma masa kecil yang sulit dihilangkan, sehingga mereka tumbuh menjadi orang yang tertutup.

Baca juga: Ketahui Gejala yang Menandakan Terjadinya Distimia

Selain itu, mereka juga sering merasa tidak dihargai dalam mengutarakan perasaannya. Mereka merasa tidak diperhatikan, sehingga mereka memiliki pemikiran tidak pantas berbicara atau berinteraksi dengan orang lain. Hal tersebut yang membuat pengidap lebih nyaman menyendiri. 

Referensi:
Psych Central. Diakses pada 2020. Avoidant Personality Disorder.
Psych Central. Diakses pada 2020. Schizoid Personality Disorder.
Psychology Today. Diakses pada 2020. Schizotypal Personality Disorder.