3 Cara Menghadapi Anak yang Tidak Naik Kelas
“Perasaan sedih dan marah dapat timbul saat mengetahui anak tidak naik kelas. Namun, hal yang paling penting dilakukan adalah respons ibu terhadap hal ini. Sebagai orangtua, perlu tahu cara yang paling tepat untuk menyikapi anak yang tidak naik kelas. Hati-hati, respon yang salah bisa membuat anak semakin terpuruk.”
Halodoc, Jakarta – Saat pembagian raport dan anak ibu dinyatakan tidak naik kelas, tentu perasaan menjadi bercampur aduk dan bingung harus memberikan respon seperti apa. Rasa kecewa mungkin ada, namun pahamilah bahwa anak tidak naik kelas banyak sekali faktornya.
Setelah mengetahui kabar anak tidak naik kelas, pasti ibu juga tidak tahu harus memulai dari mana untuk berbicara dengan anak. Nah, pada artikel ini akan dibahas tentang cara menghadapi anak yang tidak naik kelas. Simak ulasan selengkapnya!
Baca juga: Anak Mendadak Pendiam Sepulang dari Sekolah, Bisa Jadi 5 Ini Alasannya
Saat Anak Tidak Naik Kelas, Tetap Berikan Rasa Percaya
Memang tidak mudah untuk mengambil sikap untuk menghadapi kenyataan jika anak ibu tidak naik kelas. Namun di sisi lain, Si Kecil mungkin sudah menilai jika dirinya dengan sesuatu yang negatif, seperti anggapan jika dirinya bodoh. Padahal, ada banyak faktor yang dapat memengaruhi kondisi anak sehingga tidak naik kelas.
Nah, peran orangtua penting untuk mendorong anak agar kembali bersemangat dan mengetahui sumber masalah yang ada. Hal yang tidak kalah pentingnya perlu dilakukan adalah kontrol emosi dalam situasi seperti ini.
Melalui bahasa, nada, dan sikap yang tepat dalam melalui keputusan rumit ini sangat membantu anak untuk memiliki masa depan yang positif. Anak tidak naik kelas bukan berarti ia bodoh, atau bukan berarti ia malas belajar. Sekali lagi, banyak faktor yang mendasari dan setiap anak bisa berbeda penyebabnya.
Lalu, apa saja yang harus ibu lakukan saat anak tidak naik kelas? Berikut hal yang perlu diperhatikan:
1. Dengarkan dengan Empati
Anak tentu merasakan banyak sekali emosi tentang keputusan tidak naik kelas ini. Ia dapat merasa campuran perasaan antara sedih, marah, bingung, hingga takut.
Nah, hal yang paling penting dapat ibu lakukan adalah mendengarkannya. Berikan dirinya kesempatan untuk melampiaskan semua amarahnya. Pastikan mendengarkannya dengan penuh empati sehingga ibu tahu apa yang anak rasakan. Dengarkan dengan baik, tanpa perlu memberikan menyanggah apa yang ia sedang diluapkannya.
Baca juga: Apa Pola Asuh Terbaik untuk Anak yang Alami ADHD?
2. Arahkan ke Kegiatan Positif
Jika waktunya sudah dirasa tepat setelah emosinya hilang, cobalah untuk berbagi hal positif tentang keputusan ini. Tanyakan padanya tentang semua hal yang ia sukai selama bersekolah satu tahun ke belakang.
Mintalah anak untuk membuat daftar dari semua hal positif yang ia pikirkan. Pastikan untuk fokus pada semua hal positif yang pernah dilakukan di sekolah. Selalu ucapkan padanya, anak tidak naik kelas bukan akhir dari segalanya.
Ibu juga dapat mengumpulkan nama tokoh-tokoh yang sukses dan pernah mengalami tidak naik kelas. Ajarkan pada anak jika tinggal kelas belum tentu sejalan dengan tingkat kesuksesan seseorang. Jika anak mempunyai kebutuhan khusus, jangan pernah bahas hal tersebut. Pastikan juga untuk menjawab dengan jujur semua pertanyaan yang anak ajukan.
3. Perkuat Rasa Percayanya
Meskipun anak tidak naik kelas, pastikan untuk tetap menaruh kepercayaan pada anak. Ibu harus benar-benar percaya jika dirinya masih memiliki harapan dan masa depan. Terus berikan dorongan yang positif agar anak mampu melewati semua masalah ini. Anak mungkin tidak bertindak seolah-olah percaya, tetapi dirinya tetap mendengarkan.
Itulah beberapa cara yang dapat ibu lakukan untuk menghadapi anak tidak naik kelas. Cara kekerasan tidak akan menyelesaikan masalah dan mungkin saja memperburuk keadaan yang ada saat anak tidak naik kelas. Bicarakan dari hati ke hati dengan anak tentang semua masalah ini dan bagaimana caranya bisa terjadi.
Baca juga: Mendorong Anak yang Pemalu untuk Tampil Ke Depan
Jika ibu kesulitan untuk menangani masalah ini, ada baiknya untuk meminta bantuan dari profesional, seperti psikolog. Nah, ibu dapat melakukan interaksi dengan psikolog dari Halodoc hanya melalui smartphone. Cukup dengan download aplikasi Halodoc, kemudahan ini bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja. Unduh aplikasinya sekarang juga!
Referensi:
Honestly Adoption. Diakses pada 2021. How To Help Your Child Cope With Being Held Back A Grade In School.
Mental Help. Diakses pada 2021. Skipping A Year: When Retention Is Recommended, What Should Parents Do?
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan