3 Cara Bijak Menyikapi Remaja yang Mulai Pacaran
“Ada beberapa cara bijak yang dapat diterapkan oleh orang tua untuk menyikapi remaja yang pacaran. Salah satunya adalah menetapkan aturan dan batasan yang tepat.”
Halodoc, Jakarta – Secara umum, pacaran dapat diartikan sebagai proses perkenalan antara dua individu. Biasanya, perkenalan tersebut menjadi bagian dari rangkaian tahap pencarian kecocokan untuk menikah. Biasanya, seseorang akan mulai berpacaran ketika sudah berusia remaja, karena sudah mengenal ketertarikan terhadap lawan jenis.
Hal ini tentunya dapat membuat sebagian besar orang tua khawatir atau panik. Sebab, Orang tua cenderung memikirkan dampak negatif yang muncul saat anak mulai tertarik dengan lawan jenis. Kendati demikian, remaja yang mulai pacaran merupakan hal yang wajar seiring berjalannya pertumbuhan anak.
Namun, ada beberapa cara bijak yang dapat dilakukan untuk menyikapi remaja yang mulai pacaran. Penasaran apa saja? Yuk, ketahui informasinya di sini!
Cara Bijak Menyikapi Remaja yang Pacaran
Terdapat beberapa cara bijak yang dapat diterapkan oleh orang tua untuk menyikapi anak remaja yang pacaran, antara lain:
1. Menetapkan aturan yang jelas
Cara bijak pertama yang dapat diterapkan oleh orang tua adalah dengan menetapkan aturan dan batasan yang jelas. Nah, aturan yang dimaksud adalah terkait bagaimana orang tua memberikan pedoman untuk anak remaja. Namun, pastikan untuk tidak semata-mata hanya memberikan larangan pada anak. Sebab, hal ini dapat melanggar independensi anak.
Para ahli berpendapat bahwa cara terbaik untuk menetapkan aturan sebagai keluarga adalah dengan melibatkan anak. Bicarakanlah bersama anak terkait usia yang tepat untuk mulai berkencan, atau apakah anak sudah siap untuk berkencan. Kemudian, orang tua dapat membicarakan aturan seputar berpacaran, seperti tempat apa saja yang akan dikunjungi untuk kencan, dan jam berapa anak sudah harus pulang.
2. Tetap mengawasi anak remaja
Cara bijak yang perlu dilakukan orang tua selanjutnya adalah dengan senantiasa mengawasi anak remaja yang mulai berpacaran. Sebab, remaja yang berpacaran berisiko mengalami hal-hal negatif. Sebagai contoh, salah satu risiko negatif yang dapat terjadi adalah kekerasan dalam pacaran. Hal ini dapat melibatkan abuse atau pelecehan pada aspek seksual, fisik, emosional, atau verbal dari pasangan remaja yang berpacaran.
Karena itu, orang tua perlu waspada terkait hubungan yang sedang dijalani oleh anak remaja. Khususnya terhadap beberapa tanda yang dapat mengindikasikan pelecehan selama pacaran, seperti:
- Pasangan yang mencoba mengendalikan pertemanan dan aktivitas anak.
- Menghina atau merendahkan anak.
- Anak menjadi pendiam, mudah marah, atau terlihat sedih berkepanjangan.
Jika anak remaja menunjukkan salah satu atau beberapa tanda tersebut, segeralah ajak anak untuk berdiskusi hati ke hati. Sebab, kebanyakan anak remaja tidak ingin menceritakan hal-hal tidak mengenakan yang mungkin menimpanya.
3. Ajak pasangan anak untuk berkunjung
Tidak ada salahnya untuk mengenal lebih dekat pasangan atau pacar dari anak remaja. Karena itu, orang tua dapat mengajak anak dan pasangannya untuk berkunjung ke rumah, seperti sekadar makan malam bersama. Ketika pacar anak berkunjung, orang tua tidak perlu memperlakukan dirinya selayaknya menantu.
Cukup bersikap ramah, kenali mereka, dan gunakan naluri sebagai orang tua. Selain itu, pastikan juga bahwa selama pacar anak berkunjung, orang tua tidak melakukan hal-hal yang membuat anak dan pasangannya merasa tidak nyaman. Contohnya seperti membuat lelucon tentang pernikahan, atau tentang kehadiran seorang cucu.
Itulah beberapa cara bijak yang dapat dilakukan untuk menyikapi anak remaja yang mulai berpacaran. Mulai dari menetapkan aturan yang jelas, senantiasa mengawasi anak, hingga mengajak pasangan anak untuk berkunjung ke rumah. Jika ibu masih memiliki pertanyaan seputar anak yang mulai pacaran, segeralah hubungi psikolog.
Nah, melalui aplikasi Halodoc, ibu bisa tanya psikolog tepercaya untuk mendapatkan informasi atau saran medis yang dibutuhkan. Tentunya melalui fitur chat/video call secara langsung pada aplikasinya. Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, download Halodoc sekarang juga!
Referensi:
Psychology Today. Diakses pada 2022. 10 Questions for When Your Teen Starts Dating.
WebMD. Diakses pada 2022. When Can a Teenager Start Dating?
Verywell Family. Diakses pada 2022. 6 Truths About Teens and Dating.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan