2 Tes untuk Mendeteksi HIV AIDS dalam Tubuh
Halodoc, Jakarta - HIV atau human immunodeficiency virus sudah menghantui populasi dunia lebih dari tiga dekade ke belakang. Virus penyebab penyakit acquired deficiency syndrome (AIDS) ini diperkirakan telah memakan hampir 33 juta jiwa. Kabar terbaru, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), bahwa pada akhir tahun 2019 lalu, diperkirakan sekitar 38 juta orang hidup dengan HIV.
Ketika masuk ke dalam tubuh virus jahat ini akan merusak sistem imun, dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4 (sel-T). Sel ini adalah jenis sel darah putih yang berperan penting dalam sistem kekebalan tubuh kita.
Semakin banyaknya darah putih yang dihancurkan, maka sistem kekebalan tubuh semakin lemah. Alhasil, risiko terserang berbagai penyakit semakin meningkat. Lalu, bagaimana cara mendeteksi HIV di dalam tubuh? Seperti apa gejala yang umumnya dialami pengidapnya?
Baca juga: Inilah Cara Penularan HIV yang Perlu Diwaspadai
Tetap Sehat Meski Terinfeksi
Sebelum mengetahui cara mendeteksi HIV, sebaiknya berkenalan terlebih dahulu dengan gejalanya. Gejala HIV cukup beragam. Namun, seseorang yang terinfeksi HIV akut (saat seseorang pertama kali terinfeksi) biasanya mengalami gejala seperti flu atau infeksi virus lainnya, seperti:
- Demam dan nyeri otot.
- Sakit kepala.
- Sakit tenggorokan.
- Berkeringat pada malam.
- Sariawan, termasuk infeksi jamur (sariawan).
- Pembengkakan kelenjar getah bening membengkak.
- Diare.
Meski begitu, ada pula orang yang tidak menunjukkan gejala ketika pertama kali terinfeksi HIV. Infeksi HIV akut berkembang selama beberapa minggu sampai bulan, dan menjadi infeksi HIV tanpa gejala. Fase ini bisa bertahan 10 tahun atau lebih.
Nah, selama periode ini pengidapnya mungkin tidak memiliki alasan untuk mencurigai dirinya mengidap HIV, tetapi mereka dapat menularkan virusnya ke orang lain.
Masalahnya tak hanya terhenti di situ saja. Andaikan HIV dibiarkan tanpa penanganan, kemungkinan besar mengembangkan penyakit AIDS akan semakin meningkat. Ada beberapa orang yang mengembangkan AIDS dalam beberapa tahun setelah terinfeksi HIV. Namun, ada pula yang tetap sehat sepenuhnya setelah 10 atau bahkan 20 tahun.
Baca juga: Inilah 4 Cara untuk Cegah HIV/AIDS
Kembali ke tajuk utama, bagaimana cara mendeteksi HIV di dalam tubuh?
Tes Skrining dan Konfirmasi
Ingat, HIV menyerang tanpa pandang bulu, bahkan virusnya bisa berdiam diri selama beberapa tahun di dalam tubuh tanpa menimbulkan keluhan.
Oleh sebab itu, tes HIV sebaiknya dilakukan oleh tiap individu, terutama di usia 13-64 tahun, sebagai bagian dari pemeriksaan kesehatan secara rutin. Di samping itu, tes ini juga dianjurkan pada beberapa kelompok, seperti:
- Mereka yang memiliki gejala HIV atau didiagnosis mengalami penyakit tertentu seperti penyakit menular seksual.
- Sering berganti pasangan dalam berhubungan seksual.
- Wanita hamil atau menyusui.
- Bayi yang dilahirkan dari ibu pengidap HIV.
- Menggunakan obat-obatan suntik secara bergantian atau berbagi alat suntik.
Lalu, seperti apa cara mendiagnosis HIV? Menurut National Institutes of Health, terdapat dua tes umumnya yang biasanya dilakukan, yaitu tes skrining dan tes lanjutan.
1.Tes Skrining
Pada tes skrining (tes antibodi atau antigen), dokter atau petugas kesehatan akan mengambil darah atau cairan mulut. Selanjutnya mereka akan memeriksa antibodi atau antigen terhadap virus HIV, atau keduanya. Beberapa tes skrining dapat memberikan hasil dalam 30 menit atau kurang.
Bagaimana dengan tes konfirmasi? Nah, tes ini sering dilakukan ketika tes skrining menunjukkan hasil positif.
Baca juga: Cari Tahu 5 Hal Mengenai HIV AIDS
2.Tes Konfirmasi
Ada berbagai macam tes konfirmasi, salah satunya tes hitung sel CD4 (CD4 T cell count). Seperti penjelasan di atas, C4 adalah bagian dari sel darah putih yang dihancurkan oleh HIV. Semakin sedikit jumlah CD4, maka semakin besar pula kemungkinannya seseorang terserang AIDS.
Dalam kondisi normal jumlah CD4 berkisar 500-1400 sel per milimeter kubik darah. Namun, seseorang yang terinfeksi HIV yang berkembang menjadi AIDS, hasilnya jauh di bawah normal, berkisar di bawah 200 sel per milimeter kubik darah.
Mau tahu lebih jauh mengenai HIV dan cara mengatasinya? Atau memiliki keluhan kesehatan lainnya? Kamu bisa kok bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Tidak perlu keluar rumah, kamu bisa menghubungi dokter ahli kapan saja dan di mana saja. Praktis, kan?
Referensi:
WHO. Diakses pada 2020. HIV/AIDS - Key Facts
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Diseases and Conditions. HIV/AIDS.
National Institutes of Health - MedlinePlus. Diakses pada 2020. HIV/AIDS
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan