2 Tes untuk Deteksi Dermatitis Numularis

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   16 Oktober 2019
2 Tes untuk Deteksi Dermatitis Numularis2 Tes untuk Deteksi Dermatitis Numularis

Halodoc, Jakarta - Pernah mendengar istilah dermatitis numularis sebelumnya? Kondisi ini merupakan penyakit pada kulit yang ditandai dengan bercak pada kulit yang berbentuk koin. Biasanya, kondisi ini akan terjadi selama beberapa tahun. Jika seseorang menemui gejalanya, berikut 2 tes yang dilakukan guna mendeteksi dermatitis numularis.

Baca juga: 6 Cara Merawat Eksim Atopik

Pemeriksaan Guna Mendeteksi Dermatitis Numularis

Penyakit kulit yang satu ini dapat dengan mudah dideteksi dengan melakukan sejumlah pemeriksaan kulit. Selain pemeriksaan kulit, dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan alergi untuk memeriksa apakah pengidap memiliki sejumlah alergi yang dapat menjadi pemicu terjadinya dermatitis numularis. Beberapa metode pemeriksaan yang dilakukan, meliputi:

  • Swabbing

Pemeriksaan yang satu ini dilakukan dengan mengambil cairan yang keluar pada area kulit yang mengalami dermatitis numularis. Cairan yang dimaksud adalah cairan eksudat. Swabbing merupakan metode yang dilakukan untuk mendeteksi adanya infeksi bakteri pada area dermatitis numularis. Biasanya, Staphylococcus aureus, Helicobacter pylori, dan Giardia spp merupakan bakteri yang umum ditemukan pada area dermatitis numularis.

  • Biopsi Kulit

Biopsi kulit merupakan pemeriksaan yang dilakukan dengan mengambil sampel jaringan kulit yang mengalami dermatitis numularis. Setelah itu, sampel jaringan kulit akan diperiksa dengan menggunakan mikroskop. Pemeriksaan ini akan mengidentifikasi secara pasti apakah pengidap mengalami dermatitis numularis atau penyakit kulit lainnya.

Penyakit yang satu ini belum diketahui pasti apa yang menjadi penyebabnya. Namun, dermatitis numularis rentan dialami oleh seseorang dengan riwayat penyakit alergi, asma, atau dermatitis atopik. Selain itu, dermatitis numularis biasanya akan muncul setelah pengidapnya mengalami cedera pada kulit.

Baca juga: Kenali 4 Jenis Dermatitis dan Cara Mengatasinya

Dermatitis Numularis, Apa Gejala yang Tampak pada Pengidapnya?

Beberapa gejala umum yang dapat menandakan bahwa seseorang tengah mengidap dermatitis numularis, yaitu:

  • Lesi berwarna merah, merah muda, atau coklat pada kulit.

  • Lesi yang muncul akan disertai dengan rasa nyeri dan gatal.

  • Lesi tersebut dapat berukuran 2-10 sentimeter.

  • Lesi akan muncul disertai dengan sensasi rasa terbakar pada area yang terkena.

  • Lesi akan mengeluarkan cairan.

Meskipun rasa gatal dan nyeri ini dapat bertahan di sepanjang hari, rasa gatal ini akan bertambah parah pada malam hari. Jika kamu memiliki salah satu gejalanya, disarankan untuk segera membuat janji dengan dokter di rumah sakit terdekat melalui aplikasi Halodoc untuk melakukan sejumlah pemeriksaan. Pemeriksaan yang dilakukan akan menghindarimu dari komplikasi yang berbahaya.

Baca juga: Ruam Tiba-Tiba pada Bayi, Waspada Dermatitis Atopik

Adakah Langkah Pencegahan Dermatitis Numularis?

Rasa gatal dan nyeri yang muncul akan membuat pengidapnya menjadi tidak nyaman beraktivitas. Sebelum gejala muncul dan mengganggu aktivitas harianmu, berikut beberapa langkah pencegahan yang dapat kamu lakukan:

  • Jangan memakai bahan pakaian yang dapat memicu reaksi alergi. Usahakan untuk memakai pakaian dari bahan yang menyerap keringat.

  • Hindari adanya gesekan, sayatan, serta luka pada kulit.

  • Hindari kulit dari paparan air panas.

  • Hindari memakai senyawa kimia yang dapat memicu terjadinya iritasi kulit, seperti parfum.

  • Gunakan losion agar kulit terhindar dari kekeringan yang dapat menjadi pemicu dari dermatitis numularis.

Jika kamu terbiasanya menggunakan air hangat ketika mandi, jangan lupa untuk menggunakan losion setelah mandi, agar kulit tetap dalam keadaan lembap. Hal yang sama dapat kamu lakukan jika kamu menemui gejala dermatitis numularis pada kulit, untuk mengurangi rasa gatal pada kulit. Jika pencegahan yang kamu lakukan tidak membantu, segera diskusikan dengan dokter, ya!

Referensi:
American Academy of Dermatology. Diakses pada 2019. Nummular Dermatitis. 
Healthline. Diakses pada 2019. Nummular Eczema.