2 Pemeriksaan Penunjang untuk Diagnosis Ketuban Pecah Dini
“Jika ketuban pecah semakin awal di masa kehamilan, hal tersebut bisa jadi pertanda jika kamu mengalami gangguan kesehatan serius. Kondisi ini perlu mendapat penanganan medis segera guna mencegah komplikasi pada ibu dan janin dalam kandungan”
Halodoc, Jakarta – Ketuban pecah dini atau yang juga bisa disebut dengan PROM (Premature Rupture of Membranes) adalah kondisi saat ketuban pecah sebelum waktu persalinan. PROM dapat terjadi sebelum minggu ke-37 atau sebelum janin matang, maupun setelah janin matang. Jika sudah begitu, kamu harus buru-buru untuk memeriksakan kandungan guna mencegah terjadinya hal-hal berbahaya. Berikut ini sejumlah pemeriksaan penunjang untuk diagnosis ketuban pecah dini.
Baca juga: Macam-macam Metode Melahirkan yang Perlu Ibu Tahu
Ketuban Pecah Dini, Pemeriksaan Apa yang Harus Dilakukan?
Langkah pertama diagnosis dilakukan dengan menanyakan keluhan yang dirasakan, dan dilanjutkan melakukan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan fisik dilakukan dengan memeriksa bagian dalam mulut rahim guna memastikan jika ketuban benar-benar sudah pecah. Jika sudah dapat dipastikan, pemeriksaan akan dilanjutkan dengan beberapa langkah berikut ini:
1. Memasukkan Spekulum ke Dalam Vagina
Pemeriksaan penunjang pertama dilakukan dengan menempatkan spekulum atau yang dikenal dengan sebutan cocor bebek ke dalam vagina. Gunanya adalah untuk memeriksa genangan air ketuban di dalamnya. Kemudian, dokter akan mengambil sampel air ketuban, dan memeriksa ada atau tidaknya infeksi.
2. Melakukan Tes Amnicator
Sampel ketuban yang sudah diambil sebelumnya akan diteliti. Caranya dengan menambahkan pewarna pendeteksi pH nitrazine kuning. Jika cairan bukan air ketuban, maka cairan tersebut tidak akan berubah warna. Sebaliknya, jika cairan tersebut adalah air ketuban, warna akan berubah dari kuning menjadi biru-kuning atau biru tua. Kemudian, dokter akan mengambil langkah yang tepat untuk mengatasi gangguan.
Baca juga: Waktu yang Tepat Menurunkan Berat Badan Setelah Melahirkan
Tanda yang Harus Diwaspadai
Air ketuban yang keluar dari dalam vagina dapat mengalir perlahan atau deras. Keluarnya air ketuban berbeda dengan urine, karena tidak dapat ditahan, sehingga akan terus mengalir hingga stok air ketuban habis. Untuk mengetahuinya sendiri di rumah, kamu bisa mengambil pembalut untuk menyerap air ketuban. Jika memang benar, air ketuban memiliki ciri tidak berbau pesing dan tidak berwarna. Air ketuban cenderung berbau manis.
Bocornya air ketuban bukanlah satu-satunya tanda ketuban pecah dini. Gejala dapat disertai dengan beberapa kondisi berikut ini:
- Keputihan.
- Vagina terasa lebih lembap.
- Panggul terasa seperti ditekan.
- Perdarahan yang keluar dari vagina.
Jika mengalami sejumlah gejalanya, disarankan untuk segera memeriksakan diri di rumah sakit terdekat. Langkah perawatan yang tepat diperlukan guna mencegah terjadinya hal-hal yang membahayakan ibu dan juga janin dalam kandungan.
Baca juga: Anjing Bisa Tahu Kapan Ibu Melahirkan?
Apa yang Jadi Penyebabnya?
Ketuban pecah merupakan kondisi alamiah yang terjadi sesaat sebelum melahirkan. Pecahnya ketuban menjadi tanda jika proses persalinan akan segera dimulai. Namun jika pecah ketuban terjadi saat kehamilan masih terlalu muda, dan tidak diikuti dengan tanda-tanda persalinan, kondisi tersebut membahayakan. Sejauh ini belum diketahui pasti apa yang menjadi penyebab ketuban pecah dini. Namun, beberapa kondisi berikut ini dapat meningkatkan risikonya:
- Pernah mengalami ketuban pecah dini sebelumnya.
- Mengidap infeksi pada rahim, mulut rahim, atau vagina.
- Ibu hamil mengalami perdarahan pada trimester kedua atau ketiga.
- Kantung ketuban meregang berlebihan karena air ketuban yang terlalu banyak atau terlalu sedikit.
- Ibu hamil kekurangan gizi atau berat badan jauh di bawah normal.
- Melahirkan bayi prematur sebelumnya.
- Wanita yang tengah hamil anak kembar.
- Jarak yang singkat antar kehamilan.
- Merokok atau menggunakan narkotika saat hamil.
Untuk mencegah hal-hal yang berbahaya, disarankan untuk memeriksakan kandungan secara rutin selama masa kehamilan. Selain memantau perkembangan janin dalam kandungan, pemeriksaan rutin dapat memberikan tanda peringatan bahaya kehamilan, termasuk masalah pada ketuban. Jika ditemukan adanya masalah, dokter akan melakukan penanganan dini agar ibu dan janin tidak berada dalam situasi yang membahayakan.
Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2021. Water breaking: Understand this sign of labor.
New Health Advisor. Diakses pada 2021. What Breaks Your Water in Pregnancy?
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan