13 Penyebab Gangguan Bicara Disartria
Halodoc, Jakarta - Terganggunya sistem saraf bisa menimbulkan berbagai macam dampak pada tubuh. Salah satunya disartria, kelainan pada sistem saraf, sehingga memengaruhi otot yang berfungsi untuk bicara. Nah, kondisi inilah yang menjadi penyebab gangguan bicara pada pengidapnya.
Meski tak memengaruhi kecerdasan atau tingkat pemahaman pengidapnya, namun tak menutup kemungkinan pengidap disartria ini bisa memiliki gangguan kedua hal tersebut. Nah, berikut penjelasan lengkap mengenai disartria.
Baca juga:Mengapa Stroke Bisa Sebabkan Gangguan Bicara Disartria?
Menimbulkan Banyak Gejala
Pengidap gangguan bicara ini tak hanya menimbulkan satu-dua gejala saja. Sebab, disartria bisa memunculkan berbagai tanda pada pengidapnya, seperti:
-
Kesulitan dalam menelan (disfagia).
-
Kesulitan menggerakkan lidah atau otot-otot wajah.
-
Gerakan lidah atau rahang minimal saat berbicara.
-
Perubahan suara menjadi serak, sengau, ataupun tegang.
-
Berbicara terlalu cepat atau terlalu lambat, sehingga sulit dimengerti.
-
Nada bicara monoton atau datar tanpa intonasi.
-
Irama berbicara yang tidak biasa.
-
Perubahan volume suara, dapat hanya berupa bisikan atau malah terlalu keras.
-
Berbicara, seperti orang berkumur atau cadel.
Awasi Penyebabnya
Penyebab gangguan bicara disartria terdiri dari banyak hal. Yang perlu dipahami, pengidapnya akan kesulitan dalam mengontrol otot-otot bicaranya. Pasalnya, bagian otak dan saraf yang mengontrol pergerakan otot-otot itu tak berfungsi secara normal. Nah, berikut beberapa kondisi atau penyebab gangguan bicara disartria:
-
Cedera pada lidah.
-
Cedera pada kepala.
-
Penyalahgunaan NAPZA.
-
Bell’s palsy.
-
Stroke.
-
Multiple sclerosis.
-
Distrofi otot.
-
Penyakit Wilson, Parkinson, Lyme, Lou Gehrig, ataupun Huntington.
-
Sindrom Guillain-Barre.
-
Infeksi otak.
-
Tumor otak.
-
Myasthenia gravis.
-
Lumpuh otak.
Baca juga:Si Kecil Mengalami Gangguan Bicara? Awas Bisa Menandai Disartria
Ketahui Melalui Diagnosis
Dokter biasanya akan mendiagnosis penyebab disartria dengan melakukan wawancara medis, pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan penunjang. Sedangkan untuk menentukan kerusakan otak yang terjadi, dokter akan melakukannya dengan:
-
CT-scan otak.
-
MRI otak.
-
Pemeriksaan urine dan darah.
-
Spinal tap.
-
Biopsi otak.
-
Pemeriksaan neuropsikologis.
Pengobatan Disartria
Pengobatan disartria bergantung pada penyebab disartria, tingkat keparahan gejala, serta jenis disartria. Pengobatan ini bertujuan untuk mengatasi penyebab dan memperbaiki proses bicara agar pembicaraan lebih dapat dimengerti.
Pada disartria yang disebabkan oleh kerusakan otak akibat stroke, umumnya sulit untuk disembuhkan. Rehabilitasi cara bicara dapat dilakukan oleh seorang terapis wicara. Mereka akan mengajarkan cara membuat suara lebih jelas dengan melambatkan kecepatan bicara, melatih pengidap mengucapkan huruf demi huruf dengan jelas, dan sebagainya.
Baca juga: Awas, Inilah 4 Gangguan Bicara yang Bisa Dialami Anak
Turunkan Kualitas Hidup
Ketika seseorang mengidap gangguan bicara ini, pastinya mereka juga akan mengalami gangguan kualitas hidup. Misalnya, gangguan dalam interaksi sosial, mengalami perubahan kepribadian, dan gangguan emosi akibat sulit berkomunikasi dengan orang lain.
Disamping itu, gangguan komunikasi ini juga bisa membuat pengidapnya merasa terisolasi. Bahkan, mereka cenderung mendapatkan stigma yang buruk di lingkungan sekitarnya.
Dampak untuk anak-anak tak begitu berbeda. Mereka bisa mengalami frustasi dan perubahan emosi serta perilaku, karena kesulitan berkomunikasi.
Mau tahu lebih jauh mengenai masalah di atas? Atau memiliki keluhan medis lainnya? Kamu bisa kok bertanya langsung kepada dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!