12 Gejala Skizofrenia Katatonik yang Perlu Diwaspadai

4 menit
Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   04 Oktober 2022

"Skizofrenia katatonik ditandai dengan cara bergerak yang ekstrem dan aneh. Pengidapnya bisa mengalami periode ketika bergerak sangat sedikit dan tidak menanggapi instruksi, tapi di sisi lain, juga bisa menunjukkan aktivitas motorik yang berlebihan.”

12 Gejala Skizofrenia Katatonik yang Perlu Diwaspadai12 Gejala Skizofrenia Katatonik yang Perlu Diwaspadai

Halodoc, Jakarta – Skizofrenia katatonik adalah salah satu ciri dari penyakit mental serius yang disebut skizofrenia. Penyakit mental tersebut membuat seseorang tidak bisa membedakan kenyataan dengan yang bukan, suatu keadaan pikiran yang disebut psikosis.

Skizofrenia katatonik memengaruhi cara seseorang bergerak secara ekstrem. Misalnya, pengidap bisa tetap diam atau bisu, dan tidak menanggapi instruksi, atau sebaliknya. Pengidap bisa menjadi hiperaktif tanpa alasan. Yuk, simak gejala skizofrenia katatonik lebih lanjut di sini agar kamu bisa mewaspadainya.

Mengenal Katatonia pada Pengidap Skizofrenia

Jadi, katatonia mengacu pada serangkaian gejala yang mungkin berkembang pada beberapa pasien dengan skizofrenia. Stephen Rush, MD, asisten profesor psikiatri klinis di Departemen Psikiatri dan Ilmu Saraf Perilaku di Universitas Cincinnati, Amerika Serikat, menjelaskan bahwa ada tiga bentuk katatonia. Pertama adalah akinetik, yang juga disebut terbelakang. Kedua adalah katatonia kegembiraan, dan terakhir  katatonia maligna. 

Pada tipe pertama, pasien mungkin membisu, memperlambat gerakan, menolak gerakan bagian tubuh yang satu oleh yang lain, atau memberi respons sebaliknya terhadap permintaan untuk bergerak. Jenis katatonia ini mungkin juga melibatkan mengurangi atau berhenti makan atau minum, inkontinensia urine, dan orang tersebut mungkin tampak dalam keadaan pingsan atau tidak sadarkan diri (stupor). 

Dr. Rush menjelaskan bahwa menggerakkan anggota tubuh mereka bisa terasa seperti menggerakkan lilin yang menekuk perlahan ketika hampir mencapai titik lelehnya. Gejala lain mungkin termasuk menolak untuk mengikuti arahan, menatap, dan mengulangi postur orang lain. 

Pada tipe katatonia yang bersemangat, pasien menjadi gelisah dan cenderung agresif. Hal ini mirip seperti situasi manik di mana seseorang umumnya dalam kegilaan dan sangat impulsif. Pengidap mungkin memutar-mutar lengannya tanpa alasan. Ini dikenal sebagai hiperkinesis dan didefinisikan oleh aktivitas motorik yang berlebihan dan tanpa tujuan di lengan dan kaki, kegelisahan dan gerakan berulang dan tanpa tujuan.

Mau tahu obat-obatan untuk mengatasi skizofrenia yang bisa diresepkan oleh dokter? Baca di artikel ini: “Kenali Jenis Obat Skizofrenia yang Umumnya Dokter Resepkan

Sementara pada ketiga, katatonia maligna, pengidap mungkin memiliki tanda-tanda vital yang tidak stabil dengan pernapasan cepat, dan denyut jantung meningkat. “Demam, delirium, dan kekakuan otot yang parah mungkin juga terlihat,” jelas Rush. 

Jenis katatonia ini bisa terjadi secara tiba-tiba dan berkembang menjadi keadaan yang parah dengan cepat. Dalam keadaan seperti itu, organ tubuh bisa mulai gagal berfungsi. Katatonia maligna bahkan bisa berakibat fatal.

Gejala Skizofrenia Katatonik

Skizofrenia katatonik bisa didominasi oleh setidaknya tiga dari gejala berikut:

1. Stupor 

Ini adalah keadaan ketika pengidap seperti pingsan atau tidak sadarkan diri, yang mencakup tidak menunjukkan aktivitas psikomotorik, dan tidak ada interaksi dengan lingkungan.

2. Katalepsi 

Ini merupakan gejala kejang trans dengan tubuh kaku.

3. Fleksibilitas lilin 

Keadaan ketika anggota badan pengidap tetap pada posisi yang diatur orang lain. Jadi, bila dokter menempatkan lengan pasien dalam suatu posisi, mereka akan mempertahankan posisi tersebut sampai dipindahkan lagi.

4. Mutisme 

Kurangnya respons verbal.

5. Negativisme 

Ketika pengidap sedikit atau tidak ada respons terhadap instruksi atau rangsangan eksternal.

6. Posturing 

Pengidap secara aktif bertahan pada postur yang melawan gravitasi.

7. Manerism 

Melakukan gerakan aneh dan berlebihan.

8. Stereotypy 

Melakukan gerakan berulang tanpa alasan.

9. Agitasi

Ketegangan batin atau kegelisahan.

10. Meringis 

Melakukan gerakan wajah berkerut.

11. Echolalia 

Mengulangi kata-kata orang lain yang tidak berarti.

12. Echopraxia 

Mengulangi gerakan orang lain yang tidak berarti.

Bila tidak diobati dengan tepat, episode katatonik bisa bertahan selama berhari-hari, bahkan berminggu-minggu.

Selain gejala-gejala di atas, pengidap skizofrenia katatonik juga bisa mengalami gejala skizofrenia, seperti:

  • Delusi, yaitu memiliki keyakinan yang salah.
  • Halusinasi, mengalami hal-hal yang tidak konsisten dengan realita, termasuk melihat, mendengar, mencium atau merasa sesuatu yang tidak ada.
  • Gangguan pikiran, menunjukkan pemikiran yang tidak terorganisir yang bisa tercermin dari cara komunikasi yang tidak biasa.
  • Kurangnya motivasi, berhenti atau mengurangi aktivitas sehari-hari, seperti mandi dan memasak.
  • Ekspresi emosional yang buruk. Pengidap mungkin tidak bereaksi terhadap peristiwa bahagia atau sedih, atau bereaksi secara tidak tepat.
  • Penarikan sosial, menarik diri dari kegiatan sosial.
  • Wawasan yang buruk. Pengidap mungkin tidak menyadari penyakitnya.
  • Kesulitan kognitif: konsentrasi, organisasi memori, dan keterampilan perencanaan yang buruk.

Itulah ciri-ciri atau gejala skizofrenia katatonik yang perlu diketahui. Bila ada anggota keluargamu atau orang terdekat yang menunjukkan ciri-ciri masalah kesehatan mental tersebut, sebaiknya segera bawa ia ke rumah sakit untuk diperiksa oleh ahlinya. 

Kamu bisa memeriksakan kesehatan orang terkasih dengan buat janji medis di rumah sakit pilihan melalui aplikasi Halodoc. Yuk, download Halodoc sekarang juga di Apps Store dan Google Play.

Referensi:
Medical News Today. Diakses pada 2022. What is catatonic schizophrenia?.
Healthline. Diakses pada 2022. Catatonic Schizophrenia.
Psycom. Diakses pada 2022. Catatonic Schizophrenia: How to Recognize the Symptoms of a Catatonic State

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan