10 Gejala Anosmia yang Mengganggu Kesehatan
"Anosmia menjadi salah satu masalah kesehatan yang terjadi saat seseorang kehilangan kepekaan terhadap bau atau penciuman. Kenali gejala anosmia yang mengganggu kesehatan berikut ini."
Halodoc, Jakarta – Seseorang bisa mengalami hilangnya atau berkurangnya kepekaan terhadap bau. Kondisi ini disebut juga dengan anosmia. Gangguan ini kerap menjadi salah satu gejala yang timbul akibat COVID-19. Meski begitu, kehilangan penciuman bukan hanya gejala anosmia yang dapat timbul. Ketahui beberapa gejala lainnya di sini!
Berbagai Gejala Anosmia yang Dapat Dirasakan
Anosmia adalah gangguan indra penciuman yang menyebabkan pengidapnya menjadi tidak dapat mencium bau. Keadaan ini disebabkan adanya gangguan tertentu di hidung. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang penyakit ini, sebaiknya kita mengenal gejala-gejalanya yang mengganggu kesehatan.
Tanpa berfungsinya indera penciuman, makanan yang kamu konsumsi mungkin saja terasa berbeda. Kamu juga tidak dapat mencium aroma yang ada di sekitar dan bahkan bisa membahayakan diri sendiri tanpa disadari. Contohnya, saat kamu tidak dapat mencium adanya kebocoran gas, bau asap dari api, serta susu yang sudah tidak layak konsumsi. Nah, berikut ini beberapa gejala anosmia yang dapat dirasakan:
- Hilangnya Kepekaan Terhadap Sensasi Bau
Gejala anosmia yang pasti terjadi pada seseorang yang mengalaminya adalah kehilangan kepekaan terhadap bau yang ada di sekitarnya. Ketidakpekaan ini bisa menyebabkan munculnya gangguan atau masalah kesehatan lain. Jika kamu mengalami hal ini dalam beberapa hari, ada baiknya untuk segera memeriksakan diri terkait gangguan COVID-19.
- Sakit Kepala
Gangguan pada saluran pernapasan akibat anosmia menyebabkan si pengidap mengalami sakit kepala. Gejala anosmia ini bisa dikurangi dengan menghindari makanan yang mungkin memicu sakit kepala, seperti kafein dan pisang.
- Suara yang Berubah
Selain sakit kepala, anosmia juga menyebabkan perubahan pada suara. Ini merupakan salah satu yang menjadi gejala ketika seseorang mengalami anosmia.
- Kebiasaan Mendengkur
Akibat gangguan pernapasan oleh anosmia, seseorang yang mengalami penyakit anosmia akan memiliki kebiasaan mendengkur ketika sedang tidur. Kebiasaan mendengkur ini bisa menjadi salah satu gejala dari seseorang yang mengalami penyakit anosmia.
- Wajah Terlihat Membesar
Selain kebiasaan mendengkur, biasanya seseorang yang mengalami anosmia akan memiliki gejala tertentu, seperti wajah cenderung membesar.
- Telinga Cenderung Membesar
Tidak hanya wajah yang cenderung membesar, pada pengidap anosmia, telinga juga cenderung membesar. Hal ini merupakan salah satu gejala mengalami penyakit anosmia.
- Kerusakan Otak
Gejala lainnya dari anosmia adalah adanya kerusakan pada otak. Oleh karena itu, kamu perlu memeriksa riwayat trauma kepala untuk memastikan jika gangguan ini yang menyebabkan anosmia atau tidak.
- Timbulnya Polip
Salah satu gejala anosmia adalah timbulnya polip yang bisa memblokir saluran udara. Kondisi ini dapat memengaruhi sinusitas, sehingga seseorang mengalami penyakit anosmia.
- Rongga Hidung Tersumbat
Rongga hidung yang tersumbat bisa menyebabkan seseorang tidak bisa menggunakan indra penciuman dengan benar. Penyebabnya bisa mulai dari hal paling mudah, seperti influenza. Rongga hidung yang tersumbat merupakan salah satu gejala dari seseorang yang mengalami penyakit anosmia.
- Defisiensi Zinc
Defisiensi atau kekurangan zinc merupakan salah satu gejala anosmia. Zinc merupakan mineral yang dibutuhkan oleh tubuh, karena zinc dapat membantu menjaga sistem kekebalan tubuh manusia. Oleh karena itu, kekurangan zinc dapat menjadi salah satu faktor yang menyebabkan seseorang terkena penyakit tersebut.
Itulah beberapa gejala anosmia yang dapat kamu rasakan saat mengalaminya. Jika kamu mengalami masalah ini, ada baiknya untuk segera memeriksakan diri guna memastikan masalah ini disebabkan oleh penyakit COVID-19 atau tidak. Penanganan dini dapat mencegah penularan pada semua orang yang ada di sekitar, terutama keluarga. Pastikan untuk sesegera mungkin melakukan pemeriksaan.
Kamu dapat melakukan pemesanan untuk pemeriksaan penyakit COVID-19 dengan metode swab antigen atau PCR di klinik atau rumah sakit terdekat melalui aplikasi Halodoc. Cukup dengan download aplikasi Halodoc, lokasi pemeriksaannya dapat kamu pilih sendiri sesuai keinginan dan jam yang lowong. Tunggu apa lagi? Segera unduh aplikasinya untuk mendapatkan kemudahan tersebut.