10 Faktor Risiko Seseorang Terkena Stomatitis
Halodoc, Jakarta – Stomatitis atau yang biasa dikenal dengan sariawan merupakan masalah kesehatan yang dianggap sangat mengganggu. Bagaimana tidak, stomatitis membuat mulut terasa perih dan tidak nyaman, apalagi saat menyantap makanan.
Stomatitis sebenarnya bisa terjadi pada siapa saja dari segala usia. Namun, ada beberapa faktor yang bisa membuat risiko seseorang terkena stomatitis lebih tinggi. Dengan mengenali faktor risiko stomatitis, kamu pun juga bisa mencegah penyakit ini terjadi. Yuk, cari tahu lebih lanjut di sini.
Mengenal Stomatitis
Stomatitis adalah peradangan yang terjadi pada mukosa mulut, yaitu bagian membran lendir halus yang melapisi mulut. Jadi, penyakit ini bisa timbul di bagian mana saja di dalam mulut, seperti bibir bagian dalam, lidah, gusi, langit, langit mulut, sampai pipi bagian dalam. Stomatitis bisa muncul secara tunggal maupun berkelompok.
Ada dua jenis stomatitis, yaitu stomatitis herpes dan stomatitis aftosa. Nah, stomatitis aftosa inilah yang dikenal juga dengan sariawan.
Baca juga: Waspada, Ini Penyakit di Balik Sariawan di Bibir
Penyebab dan Faktor Risiko Stomatitis
Penyebab stomatitis herpes adalah virus herpes simpleks 1 (HSV-1) yang bisa ditularkan lewat air liur. Jenis stomatitis ini biasanya terjadi pada anak-anak berusia 6 bulan sampai 5 tahun. Meski begitu, stomatitis juga bisa dialami orang dewasa. Sedangkan stomatitis aftosa, penyebabnya masih belum diketahui secara pasti sampai saat ini. Namun, stomatitis aftosa tidak menular.
Berikut ini beberapa faktor risiko yang bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami stomatitis aftosa:
-
Tidak menjaga kebersihan gigi dan mulut dengan baik.
-
Menggosok gigi terlalu keras atau kencang atau luka karena tidak sengaja tergigit.
-
Pemakaian alat ortodontik atau gigi tiruan yang longgar.
-
Respons alergi terhadap bahan tertentu yang terkandung di dalam pasta gigi, obat kumur, atau bahan tambalan pada gigi.
-
Pengaruh hormon, yang biasanya terjadi pada wanita yang sedang menstruasi.
-
Kekurangan vitamin B12, zat besi, dan asam folat.
-
Konsumsi obat-obatan tertentu.
-
Infeksi jamur atau bakteri di dalam mulut.
-
Adanya penyakit sistemik
-
Stres
Baca juga: 6 Makanan untuk Mencegah Terjadinya Stomatitis
Ciri dan Gejala Stomatitis
Stomatitis herpes biasanya bisa dikenali dari ciri-cirinya yang khas, yaitu luka yang berkelompok di dalam rongga mulut. Kondisi ini juga bisa disertai demam tinggi. Luka di dalam mulut akibat stomatitis herpes bisa terasa nyeri, sehingga menyebabkan pengidapnya merasa tidak nyaman.
Bila terjadi pada anak, ia bisa jadi lebih rewel dari biasanya dan susah makan atau minum. Keluhan ini biasanya berlangsung selama 7-10 hari. Namun, bila penyakit ini tidak segera diobati dengan cara yang tepat, maka infeksi sekunder bisa terjadi.
Sedang stomatitis aftosa memiliki ciri-ciri berupa luka berbentuk bulat atau oval dengan warna putih kekuningan dan disertai warna merah pada bagian tepinya akibat peradangan. Luka ini juga menimbulkan rasa nyeri, sehingga tidak jarang membuat pengidapnya sulit untuk makan dan minum.
Sariawan yang berukuran kecil biasanya akan hilang dengan sendirinya dalam waktu 1–2 minggu, sedangkan sariawan yang besar bisa bertahan hingga 6 minggu dan akan meninggalkan bekas luka.
Cara Mengatasi Stomatitis
Obat antivirus, seperti acyclovir bisa ampuh untuk mengatasi stomatitis herpes, dan menyembuhkan infeksi lebih cepat. Meskipun mulut terasa nyeri dan sakit saat makan dan minum, kamu yang terkena stomatitis herpes tetap dianjurkan untuk mengonsumsi cairan dan nutrisi yang cukup agar tidak mengalami dehidrasi.
Sedangkan stomatitis aftosa tidak memerlukan pengobatan khusus, karena penyakit ini bisa hilang dengan sendirinya. Namun, untuk meredakan rasa sakitnya, kamu bisa berkumur dengan air garam hangat.
Baca juga: Miliki Efek Samping Untuk Sariawan, BPOM Bekukan Izin Edar Albothyl
Kalau kamu ingin membeli obat sariawan, gunakan saja aplikasi Halodoc. Caranya sangat mudah, tinggal order saja lewat fitur Buy medicines dan pesananmu akan tiba dalam waktu satu jam. Ayo, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.