Mengidap ARDS, Apakah Bisa Sembuh?
Halodoc, Jakarta – Buat kamu pengidap ARDS atau Acute Respiratory Distress Syndrome, bisa jadi bertanya, adakah kemungkinan sembuh untuk penyakit ini? Nyatanya, penyakit ini tidak bisa sembuh total. Justru memerlukan durasi rehabilitasi panjang untuk masalah pernapasan dan kelemahan ototnya.
Pengidap ARDS bisa saja memulihkan fungsi paru-paru menjadi normal kembali. Namun, bisa jadi sebagian paru-paru tetap mengalami kerusakan atau kelemahan otot permanen. Tidak perlu khawatir, penanganan dan perawatan yang tepat dapat mengembalikan kualitas hidup pengidapnya. Baca uraian lebih lanjut di sini.
Risiko Pengembangan ARDS
Acute respiratory distress syndrome (ARDS) terjadi ketika cairan menumpuk di kantong udara elastis kecil (alveoli) di paru-paru. Kondisi ini dapat membuat organ di dalam tubuh kekurangan oksigen, sehingga membuatnya gagal berfungsi.
ARDS biasanya terjadi pada orang yang sudah sakit kritis atau yang memiliki cedera signifikan. Umumnya, gejala utama ARDS adalah napas pendek yang parah dan biasanya berkembang dalam beberapa jam hingga beberapa hari setelah cedera atau infeksi yang terjadi.
Baca juga: Kenali Gejala dari Acute Respiratory Distress Syndrome
Banyak orang dengan ARDS tidak bertahan hidup. Risiko kematian meningkat seiring bertambahnya usia dan parahnya penyakit. Di antara orang-orang yang selamat dari ARDS, beberapa pulih sepenuhnya sementara yang lain mengalami kerusakan paru-paru.
Sejumlah faktor risiko bisa terkait dengan pengembangan ARDS, yaitu:
-
Sepsis (adanya berbagai mikroorganisme patogen, atau toksinnya, dalam darah atau jaringan);
-
Cedera traumatis yang parah (terutama fraktur multipel), cedera kepala parah, dan cedera dada;
-
Fraktur tulang panjang;
-
Transfusi beberapa unit darah;
-
Pankreatitis akut;
-
Overdosis obat;
-
Masuknya benda asing ke saluran pernapasan;
-
Pneumonia virus;
-
Pneumonia bakteri dan jamur;
-
Hampir tenggelam; dan
-
Menghirup racun.
ARDS dapat mengembangkan masalah medis lainnya saat berada di rumah sakit. Masalah yang paling umum adalah:
Baca juga: Waspada, Ini Komplikasi Berbahaya dari ARD Syndrome
-
Gumpalan Darah
Berbaring diam di rumah sakit saat menggunakan ventilator dapat meningkatkan risiko mengalami pembekuan darah, terutama di pembuluh darah yang dalam di kaki. Jika gumpalan terbentuk di kaki, sebagian darinya dapat pecah dan berpindah ke satu atau kedua paru-paru (emboli paru), tempat penyumbatan aliran darah.
-
Paru-Paru yang Kolaps (Pneumotoraks)
Dalam kebanyakan kasus ARDS, mesin pernapasan yang disebut ventilator digunakan untuk meningkatkan oksigen dalam tubuh dan memaksa cairan keluar dari paru-paru. Namun, tekanan dan volume udara ventilator dapat memaksa gas melewati lubang kecil di bagian paling luar paru-paru dan menyebabkan paru-paru itu kolaps.
-
Infeksi
Ventilator terpasang langsung ke tabung yang dimasukkan ke dalam batang tenggorok, hal ini memudahkan kuman untuk menginfeksi dan lebih lanjut melukai paru-paru.
-
Jaringan Parut (Fibrosis Paru)
Jaringan parut dan penebalan jaringan di antara kantung udara dapat terjadi dalam beberapa minggu setelah timbulnya ARDS. Ini memperkeras paru-paru, sehingga semakin sulit bagi oksigen untuk mengalir dari kantung udara ke aliran darah.
Berkat perawatan yang lebih baik, lebih banyak orang yang selamat dari ARDS. Namun, banyak juga yang selamat berakhir dengan efek yang berpotensi serius seperti:
-
Mengalami Masalah Pernapasan
Banyak orang dengan ARDS memulihkan sebagian besar fungsi paru-paru mereka dalam beberapa bulan hingga dua tahun, tetapi yang lain mungkin memiliki masalah pernapasan selama sisa hidup mereka.
Baca juga: Kecanduan Alkohol Sebabkan Acute Respiratory Distress Syndrome
Bahkan, orang yang sehat biasanya mengalami sesak napas dan kelelahan dan mungkin membutuhkan oksigen tambahan di rumah selama beberapa bulan.
-
Depresi
Sebagian besar penyintas ARDS juga melaporkan mengalami masa depresi, yang membutuhkan perawatan dan terapi.
Kalau kamu salah satu yang mengalami kondisi psikologi down karena masalah pernapasan ini bisa langsung tanyakan ke Halodoc. Dokter ataupun psikolog yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.
-
Masalah dengan ingatan dan berpikir jernih
Obat penenang dan kadar oksigen yang rendah dalam darah dapat menyebabkan hilangnya memori dan masalah kognitif setelah ARDS. Dalam beberapa kasus, efeknya mungkin berkurang seiring waktu, tetapi pada kasus lain, kerusakannya mungkin permanen.
-
Kelelahan dan kelemahan otot
Berada di rumah sakit dan menggunakan ventilator dapat menyebabkan otot melemah dan kemungkinan merasa sangat lelah setelah perawatan.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan