Apakah Servisitis Penyakit Menular?
Halodoc, Jakarta - Dari banyaknya penyakit yang dapat menyerang organ intim wanita, servisitis merupakan salah satu yang mesti diwaspadai. Servisitis adalah peradangan yang terjadi pada serviks atau leher rahim. Serviks sendiri berada di bagian paling bawah dari rahim yang terhubung dengan Miss V.
Seperti halnya dengan jaringan tubuh lain, serviks juga bisa mengalami peradangan karena berbagai alasan. Misalnya, infeksi (contoh, infeksi menular seksual) dan faktor noninfeksi (contoh, iritasi atau alergi). Nah, peradangan ini bisa ditunjukkan dengan perdarahan dari Miss V di luar masa menstruasi, nyeri saat berhubungan intim atau keluarnya cairan abnormal dari Miss V.
Baca juga: Perbedaan Servisitis dan Kanker Serviks yang Perlu Diketahui
Dalam kebanyakan kasus, masalah pada organ intim wanita ini lebih banyak dialami oleh wanita berusia di bawah 25 tahun. Pertanyaannya, apakah servisitis ini termasuk penyakit menular?
Ditandai Berbagai Gejala
Sebenarnya banyak pengidap servisitis ini tak merasakan gejala apa pun. Mereka baru sadar mengidap penyakit ini setelah menjalani pemeriksaan dokter untuk alasan lain. Tapi, ada sebagian pengidapnya yang mengalami gejala servisitis, seperti:
-
Buang air kecil sering dan menyakitkan.
-
Dispareunia.
-
Keluarnya cairan dari Miss V yang tak biasa dan dalam jumlah banyak. Cairannya bisa berwarna kuning pucat, keabu-abuan yang disertai bau tak sedap.
-
Demam.
-
Sakit punggung.
-
Rasa nyeri pada bagian panggul atau perut.
-
Perdarahan dari Miss V saat berhubungan intim.
-
Miss V terasa nyeri.
-
Panggul terasa tertekan.
Baca juga: Inilah 8 Penyebab Servisitis yang Perlu Diketahui
Awasi Penyebab Servisitis
Biang keladi dari penyakit ini adalah infeksi bakteri atau virus yang terjadi saat berhubungan intim. Misalnya, infeksi yang menyebar dari hubungan intim adalah gonore, trikomoniasis, dan herpes genital. Meski begitu, selain infeksi ada pula beberapa kondisi lainnya yang bisa menyebabkan servisitis. Contohnya:
-
Kanker atau efek samping dari perawatan kanker.
-
Iritasi atau cedera akibat pemakaian tampon.
-
Ketidakseimbangan hormon, di mana kadar estrogen jauh lebih rendah dibandingkan kadar progesteron. Inilah yang mengganggu kemampuan tubuh dalam mempertahankan kesehatan serviks.
-
Reaksi alergi terhadap spermisida atau bahan lateks dari alat-alat kontrasepsi dan produk-produk kewanitaan.
-
Pertumbuhan flora normal (bakteri baik) yang tak terkendali di dalam Miss V.
Yang perlu digarisbawahi, ada pula beberapa faktor yang bisa meningkatkan seseorang terserang servisitis. Seperti, melakukan hubungan intim yang tidak aman, aktif berhubungan intim sejak muda, dan memiliki riwayat servisitis atau penyakit menular seksual.
Lalu, apakah servisitis merupakan penyakit menular? Kesimpulannya, servisitis bukanlah penyakit menular, hanya saja penyakit menular seksual bisa menyebabkan terjadinya servisitis.
Metode Penanganan Servisitis
Pengidap mungkin tidak memerlukan perawatan untuk servisitis bila infeksi menular seksual bukan penyebabnya. Jika penyebab infeksi dicurigai, tujuan utama pengobatan adalah untuk menghilangkan infeksi dan mencegahnya menyebar ke rahim dan saluran telur.
Obat yang diberikan tergantung pada organisme yang menyebabkan infeksi. Antibiotik paling sering diberikan, contohnya infeksi Gonore diberikan obat sistemik Seftriakson, trikomoniasis diberikan metronidazol, dan sebagainya. Obat antijamur dapat diberikan jika kecurigaan mengarah ke penyebab jamur.
Baca juga: Pengidap Servisitis Kronis Apakah Bisa Hamil?
Pasien disarankan untuk tidak berhubungan intim terlebih dahulu hingga akhirnya sembuh, karena dapat memperparah penyakit dan menyebarkan ke pasangan. Perawatan penting pada pasien dengan positif HIV. Ini karena servisitis meningkatkan jumlah virus yang ada dari leher rahim. Jika gejala tetap muncul meskipun sudah diobati, pasien harus segera dievaluasi kembali oleh dokter.
Mau tahu lebih jauh mengenai penyakit di atas? Kamu bisa kok bertanya langsung ke dokter ahli melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!