Apakah Penyakit Skleroderma Itu Menular?
Halodoc, Jakarta – Banyak penyakit yang disebabkan oleh masalah autoimun, salah satunya gangguan kesehatan kulit skleroderma. Penyakit skleroderma adalah kondisi gangguan pada kulit yang ditandai dengan adanya pengerasan dan penebalan pada beberapa bagian kulit. Penebalan dan pengerasan kulit terjadi karena sistem imun yang dimiliki menyerang jaringan ikat dari bagian kulit yang masih sehat. Selain itu, penyakit ini juga mengganggu kesehatan organ dalam tubuh pengidapnya.
Biasanya, dampak pada organ dalam terjadi karena adanya penebalan pada jaringan di bagian paru-paru maupun ginjal sehingga fungsi organ tubuh berkurang dan mengalami gangguan. Jaringan pembuluh darah dapat terkena dampaknya sehingga pengidap berisiko mengalami masalah tekanan darah tinggi dan kerusakan jaringan pada bagian tubuh lainnya.
Terkadang penyakit skleroderma mendapatkan stigma negatif dari masyarakat. Padahal, penyakit ini merupakan salah satu penyakit yang tidak menular, bersifat non kanker dan tidak menginfeksi. Awalnya, penyakit ini merupakan penyakit yang ringan namun penyakit skleroderma bisa berubah menjadi penyakit yang serius. Penyakit ini dapat menyebabkan kematian jika tidak ditangani dengan baik.
Skleroderma banyak muncul pada orang-orang dewasa dengan usia 20 hingga 50 tahun. Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan seseorang mengalami penyakit autoimun ini. Kelainan gen dan faktor lingkungan yang kurang baik dinilai bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami penyakit skleroderma.
Gejala Penyakit Skleroderma
Gejala dan tanda penyakit skleroderma pada tiap pengidap bervariasi dan berbeda-beda. Hal ini dikarenakan penyakit skleroderma bisa menyerang pada sebagian kulit saja dan gejala sistemik yang menyerang kulit, organ dalam, dan sirkulasi darah.
Ketika pengidap mengalami gejala skleroderma yang terlokalisasi di bagian kulit tertentu, ditandai dengan munculnya bercak putih pada kulit yang cukup keras. Bercak putih ini berbentuk oval namun berbeda dengan penyakit panu. Kondisi skleroderma yang terlokalisasi ini biasanya ditandai dengan permukaan yang tidak ditumbuhi bulu, terasa gatal, dan dapat tumbuh di bagian kulit mana saja. Biasanya tidak membahayakan karena hanya menyerang bagian kulit.
Berbeda dengan skleroderma sistemik. Kondisi ini menyerang organ dalam dan pembuluh darah penderita. Pengerasan kulit yang terjadi dapat berdampak pada otot maupun tulang yang berada di bawah kulit. Jika menyerang anak-anak, tentu dapat mengganggu tumbuh kembang anak. Sebaiknya segera tangani ketika mengalami skleroderma sistemik.
Selain gejala di atas, kamu perlu perhatikan gejala umum lainnya seperti nyeri pada bagian ulu hati, mata, dan mulut yang selalu terasa kering, diare, penurunan berat badan, dan adanya edema atau pembengkakan pada bagian jari dan tangan.
Mengatasi Gejala dan Dampak Skleroderma
Saat ini penyakit skleroderma baru bisa ditangani untuk mengatasi gejala dan dampak yang muncul pada kesehatan kulit kamu. Sebaiknya, selalu menjaga kebersihan diri dan lakukan perawatan pada kulit yang mengalami skleroderma. Perawatan yang baik membuat penyakit ini tidak mudah muncul dan mengganggu kesehatan. Sebaiknya segera atasi organ tubuh yang terganggu akibat adanya penyakit skleroderma agar kesehatan tetap terjaga dan tidak menimbulkan komplikasi penyakit lain. Jangan lupa untuk tetap menerapkan gaya hidup sehat dan konsumsi makanan sehat agar daya tahan tubuh tetap optimal.
Kamu bisa bertanya pada dokter mengenai masalah kesehatan kulit kamu melalui aplikasi Halodoc. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga melalui App Store maupun Google Play!
Baca juga:
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan