Apakah Pengidap Sindrom Klinefelter Akan Mengalami Kemandulan?
Halodoc, Jakarta - Dari banyaknya penyakit genetik langka yang ada, sindrom klinefelter merupakan salah satu kelainan genetik yang bisa dialami pria. Kaum adam yang mengidap sindrom ini dilahirkan dengan kromosom X tambahan.
Kromosom seks sendiri merupakan gen dalam sel yang menentukan jenis kelamin seseorang. Normalnya, pria memiliki kromosom seks XY, sedangkan perempuan XX. Nah, susunan kromosom pengidap sindrom klinefelter akan menjadi XXY, dengan jenis kelamin laki-laki. Nah, karena kromosom X yang ganda ini pengidapnya akan memiliki beberapa karakteristik perempuan.
Menurut ahli, sindrom ini bisa terjadi sekitar 1 dari 400 hingga 1 dari 1000 laki-laki. Nah, oleh karena memiliki beberapa karakteristik perempuan, benarkah sindrom klinefelter berakibat kemandulan?
Amati Gejalanya
Sebelum mencari tahu jawaban di atas, ada baiknya untuk berkenalan dulu dengan gejalanya. Menurut ahli, bagian testis merupakan bagian yang paling khas yang bisa menandai gejala sindrom ini. Pengidapnya akan memiliki ukuran testis yang kecil dan tidak turun ke kantung zakar. Enggak cuma itu saja, pengidapnya juga akan mengalami pembesaran payudara. kok bisa? Hal ini disebabkan karena produksi hormon testosteron (hormon seks pria) yang berkurang.
Nah yang mesti diketahui, bila kondisi ini dibiarkan tanpa pengobatan yang tepat, alhasil bisa menyebabkan pubertas yang tertunda atau tak lengkap. Di samping itu, kondisi ini juga bisa memicu pembesaran payudara dan berkurangnya jumlah rambut di bagian-bagian yang umumnya tumbuh pada pria. Misalnya, jambang, bulu dada, bulu kaki, ketiak, jenggot, dan lainnya.
Gejala sindrom klinefelter juga bisa ditandai dari massa otot. Sebab, massa otot pengidapnya akan lebih rendah ketimbang pria pada umumnya. Hal inilah yang membuat tubuh mereka cenderung lembek. Dalam beberapa kasus, ada pula pria yang bisa mengalami pembesaran pinggul layaknya wanita. Tak hanya itu, adakalanya sindrom ini juga bisa menyebabkan seorang pria memiliki lengan dan kaki yang lebih panjang dibandingkan dengan tubuhnya.
Masih Ada Peluang, Meski Abnormal
Balik ke pertanyaan di atas, benarkah sindrom klinefelter berakibat kemandulan? Pasalnya, pria yang mengidap sindrom ini memiliki beberapa karakteristik perempuan. Faktanya, pengidap sindrom ini memang memiliki testis yang berkembang abnormal.
Selain itu, produksi hormon testosteron yang berkurang juga membuat perkembangan seksual menjadi lambat. Padahal, hormon testosteron sendiri amat berperan dalam produksi sperma. Produksi hormon yang rendah ini akan menyebabkan produksi sel sperma yang rendah atau tidak ada sama sekali. Nah, sudah kebayang kan akibatnya?
Dengan kata lain, pengidap sindrom ini yang ingin memiliki keturunan, kemungkinannya masih ada. Asalkan, mereka memiliki sel sperma yang normal. Namun, jangan pula berpaling dari faktanya, karena sel sperma berjumlah sedikit tentu akan lebih sulit untuk membuahi sel telur perempuan.
Meski begitu, pengidap sindrom klinefelter tak perlu berkecil hati. Dengan perkembangan teknologi yang ada, masih ada berbagai cara yang bisa digunakan untuk membantu memiliki keturunan.
Kesimpulannya, pendapat sindrom klinefelter berakibat kemandulan tidaklah sepenuhnya benar.
Mau tahu lebih jauh mengenai masalah di atas atau ada anggota keluarga yang mengidap sindrom ini? Kamu bisa lho bertanya langsung kepada dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!
Baca juga:
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan