Muncul Sebelum Serangan Jantung, Apa Itu Angina Pektoris?
Halodoc, Jakarta - Jangan anggap remeh rasa nyeri pada dada yang disertai sesak napas, mual, dan keringat berlebih. Pasalnya, kondisi tersebut bisa menandai angina pektoris (angina) yang sedang menyerang tubuh. Banyak awam menyebut kondisi ini dengan sebutan angin duduk.
Angin duduk atau angina merupakan kondisi yang ditandai dengan nyeri pada dada, akibat otot-otot jantung kurang mendapat pasokan darah. Pasokan darah yang terganggu ini terjadi karena adanya penyempitan atau pengerasan pada pembuluh darah. Yang perlu diingat, angin duduk ini bisa menyerang seseorang secara tiba-tiba.
Baca juga: Ini yang Dimaksud dengan Angin Duduk
Terbagi Dua Jenis
Setidaknya ada dua macam angina, yaitu stabil dan tidak stabil. Biang keladi angina stabil, contohnya stres, masalah pencernaan, kondisi medis yang membuat jantung bekerja lebih keras, atau melakukan olahraga berat.
Nyeri ini biasanya akan pulih dalam jangka waktu lima menit setelah beristirahat atau mengonsumsi obat. Meski umumnya tak berbahaya, tapi angina jenis ini bisa berpotensi menyebabkan serangan jantung bila tak ditangani dengan tepat.
Sedangkan angina tidak stabil lain lagi ceritanya. Obat atau istirahat biasanya tak ampuh untuk mengatasi angina jenis ini. Selain itu, rasa nyerinya juga terbilang lama, kira-kira bisa mencapai 30 menit. Ingat, ini merupakan kondisi darurat yang memerlukan penanganan medis dengan segera.
Bagaimana dengan gejala angina pektoris? Kondisi ini umumnya ditandai dengan rasa nyeri pada dada. Kira-kira, seperti ditekan dan terasa berat. Selain itu, rasa nyeri pada dada ini bisa menyebar ke lengan kiri, leher, rahang, dan punggung.
Dalam kebanyakan kasus, pengidap angina pektoris akan merasakan gejala, seperti sesak napas, gelisah, pusing, mual, keringat berlebih, pusing, mudah lelah, hingga nyeri, misalnya gejala penyakit asam lambung.
Baca juga: Perjalanan Jauh Naik Motor Bisa Sebabkan Angin Duduk?
Awasi Penyebab Angina Pektoris
Pada dasarnya, jantung tentu membutuhkan asupan darah yang kaya oksigen secara cukup untuk bekerja dengan baik. Darah untuk organ ini akan dialirkan melalui dua pembuluh besar. Sebutannya, pembuluh koroner. Nah, angin duduk ini terjadi ketika pembuluh koroner itu mengalami penyempitan atau sumbatan
Penyempitan dan sumbatan ini bisa disebabkan banyak hal. Mulai dari kebiasaan merokok, stres, makan secara berlebihan, timbunan lemak, udara dingin, kolesterol tinggi, hipertensi, diabetes, hingga pembekuan darah yang mengurangi atau menghalangi aliran darah menuju jantung.
Obat-Obatan untuk Mengatasi Angina
Dalam beberapa kasus, angin duduk ini enggak bisa diatasi dengan penerapan gaya hidup sehat. Kalau kondisi seperti itu, biasanya dokter akan meresepkan beberapa obat untuk mengatasi, sekaligus mencegah terjadinya angina di kemudian hari.
Baca juga: Angin Duduk Bisa Sebabkan Kematian Mendadak?
-
Obat-Obatan Nitrat. Obat ini cukup efektif untuk mengatasi gejala angina. Di samping itu, obat ini juga digunakan sebagai metode pencegahan jangka panjang, atau digunakan sebelum melakukan aktivitas yang berpotensi menyebabkan angin duduk.
-
Obat-Obatan Pencegah Pembekuan Darah. Obat ini bermanfaat untuk memisahkan kepingan-kepingan darah dan mencegah penggumpalan. Obat dari golongan ini, contohnya clopidogrel dan ticagrelor.
-
Obat Penghambat Beta. Obat ini bekerja dengan cara menangkal efek hormon adrenalin sehingga tekanan darah berkurang dan ritme jantung menurun. Alhasil, beban jantung pun akan ikut menurun.
Mau tahu lebih jauh mengenai masalah di atas? Atau memiliki keluhan kesehatan lainnya? Kamu bisa kok bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!