Apa Bedanya Gejala Kanker Payudara dengan Mastitis?
“Mastitis dan kanker payudara adalah dua masalah kesehatan yang berbeda, tetapi bisa menimbulkan gejala yang mirip. Itulah mengapa kedua kondisi tersebut seringkali sulit dibedakan. Meskipun gejalanya mirip, tetapi mastitis biasanya dialami oleh wanita muda dan menyusui, sedangkan kanker payudara lebih sering terjadi pada wanita berusia lebih tua.”
Halodoc, Jakarta – Menyadari adanya perubahan yang terjadi pada payudara tentu bikin waswas. Pasalnya, hal itu bisa saja menjadi pertanda penyakit payudara yang berbahaya, seperti kanker payudara.
Namun, kamu tidak perlu panik dulu. Perubahan pada payudara, seperti memerah atau membengkak, seringkali disebabkan oleh infeksi payudara atau disebut juga mastitis. Namun, gejala kanker payudara inflamasi juga mirip dengan gejala mastitis. Kanker payudara inflamasi adalah jenis kanker agresif yang membutuhkan pengobatan segera. Oleh karena itu, penting bagi kamu untuk mengetahui bedanya gejala kanker payudara dengan mastitis agar kamu bisa mewaspadai penyakit payudara yang berbahaya tersebut dan segera mendapatkan pengobatan.
Bedanya Gejala Kanker Payudara dan Mastitis
Mastitis adalah infeksi jaringan payudara yang seringkali dialami oleh ibu menyusui. Penyebabnya, mastitis kerap dipicu oleh ASI tidak dikeluarkan. Selain itu, mastitis juga bisa terjadi ketika salah satu saluran ASI tersumbat atau masuknya bakteri ke payudara melalui puting yang pecah-pecah.
Mastitis sering terjadi dalam 6–12 minggu pertama setelah wanita melahirkan. Meskipun ibu menyusui lebih rentan, tetapi wanita yang tidak menyusui juga bisa mengalaminya.
Mastitis seringkali ditandai dengan bercak merah berbentuk seperti irisan di salah satu payudara. Infeksi payudara ini jarang memengaruhi kedua payudara. Ketika mengalami mastitis, payudara kamu mungkin juga membengkak dan terasa panas atau lembut saat disentuh. Selain itu, berikut ini gejala mastitis yang juga seringkali muncul:
- Benjolan payudara;
- Nyeri payudara (mastalgia atau sensasi terbakar yang bertambah parah saat menyusui;
- Kelelahan;
- Gejala mirip flu, termasuk demam dan menggigil;
- Sakit kepala;
- Mual dan muntah;
- Keluarnya cairan dari puting.
Sementara kanker payudara inflamasi merupakan jenis kanker payudara langka. Penyakit tersebut terjadi ketika sel-sel kanker memblokir saluran getah bening terkecil di payudara. Saluran getah bening adalah bagian dari sistem limfatik yang berfungsi untuk mengalirkan kelebihan cairan jaringan dari jaringan dan organ tubuh. Bila tersumbat, saluran tersebut tidak bisa berfungsi dengan baik yang menyebabkan kulit menjadi merah dan meradang.
Ketika saluran getah bening tersumbat, payudara mungkin akan membengkak, terlihat kemerahan, keras, panas saat disentuh. Payudara juga bisa terasa nyeri akibat kanker, tetapi gejala ini tidak selalu terjadi. Selain itu, gejala kanker payudara inflamasi lainnya, antara lain:
- Tonjolan atau penebalan kulit payudara.
- Bintik-bintik pada kulit, seperti kulit jeruk.
- Benjolan di payudara
- Keluarnya cairan dari puting.
- Puting terbalik, masuk ke dalam payudara.
Nah, karena gejalanya sangat mirip, kanker payudara inflamasi dan mastitis seringkali sulit dibedakan. Namun, hal yang perlu diingat adalah mastitis biasanya menyerang wanita yang lebih muda dan menyusui. Sementara kanker payudara inflamasi lebih sering terjadi pada wanita yang lebih tua. Selain itu, bila konsumsi antibiotik tidak meredakan gejala pada payudara yang meradang, kanker payudara perlu diwaspadai. Apalagi bila hal ini dialami oleh wanita yang lebih tua dan menyusui.
Namun, agar lebih pasti, kamu dianjurkan untuk memeriksakan diri ke dokter bila mengalami gejala-gejala seperti di atas. Kamu bisa buat janji di rumah sakit pilihan kamu melalui aplikasi Halodoc untuk memeriksakan gejala kesehatan yang kamu alami pada dokter.
Selain itu, kamu juga bisa membicarakan gejala yang kamu alami pada dokter spesialis Halodoc berikut ini:
1.dr. Arief Wibisono, Sp.B(K)Onk
Seorang Dokter Spesialis Bedah Onkologi yang aktif melayani pasien di RS Siloam Tb Simatupang. Dokter Arief Wibisono mendapatkan gelar kedokterannya di Universitas Indonesia, Depok pada tahun 1999 dan mendapatkan gelar spesialisnya di Universitas yang sama pada tahun 2008.
Beliau yang tergabung dalam Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi Indonesia, European Society of Surgical Oncology, Indonesia Society of Endo-Laparoscopic Surgery ini bisa memberikan layanan medis terkait pembedahan penyakit kanker.
Seorang Dokter Spesialis Bedah Onkologi yang aktif melayani pasien di RS Mayapada Tangerang. Dokter Bajuadji, Sp.B(K)Onk mendapatkan gelar spesialisnya setelah menamatkan pendidikan di Universitas Indonesia, Depok.
Beliau yang tergabung dalam Ikatan Ahli Bedah Indonesia dan Ikatan Dokter Indonesia sebagai anggota ini dapat memberikan layanan konsultasi seputar bedah onkologi.
Seorang Dokter Spesialis Bedah Konsultan Onkologi yang aktif melayani pasien di RS Mayapada Jakarta Selatan, RSUD Kota Bogor, dan RS Kanker Dharmais. Dokter Bayu Brahma, Sp.B(K)Onk mendapatkan gelar spesialisnya setelah menamatkan pendidikan di Universitas Indonesia, Depok.
Beliau yang tergabung dalam Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi Indonesia ini bisa memberikan layanan Konsultasi, dan Tindakan Bedah terkait onkologi(kanker).
Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga untuk memudahkan kamu mendapatkan solusi kesehatan terlengkap.
Referensi :
Cancer Research UK. Diakses pada 2022. Inflammatory breast cancer.
Cleveland Clinic. Diakses pada 2022. Mastitis.
National Library of Medicine. Diakses pada 2022. Differentiating inflammatory breast cancer from acute mastitis
Diperbarui pada 10 Februari 2022