Apa Bahan Terbaik untuk Membuat Masker Kain?
Halodoc, Jakarta – Agar para tenaga medis tidak kekurangan masker bedah (surgical mask), masyarakat Indonesia kini beralih menggunakan masker kain. Oleh karena bisa dicuci dan dipakai ulang, penggunaan masker kain pun juga dinilai lebih hemat dan ramah lingkungan.
Baca juga: Masker Kain Sebaiknya Tidak Dipakai Lebih dari 4 Jam, Ini Alasannya
Namun, jangan hanya memilih masker kain berdasarkan motif atau warnanya yang lucu saja. Kamu juga perlu tahu apa bahan terbaik untuk membuat masker kain. Dengan begitu, kamu pun bisa mendapatkan perlindungan yang optimal.
Kenali Bahan Tepat untuk Keamanan Masker
Dari banyaknya ketentuan penggunaan masker yang tepat, beberapa yang sudah kita ketahui secara pasti adalah bahwa kita harus menggunakan masker kapanpun kita berada di tempat umum yang memungkinkan kita bertemu dengan orang lain, seperti supermarket.
Selain itu, masker juga harus pas dan menutupi sebagian besar hidung dan seluruh mulut kamu. Namun, pertanyaan tentang apa bahan masker terbaik yang dapat digunakan kembali, sampai saat ini mungkin masih terdapat banyak pandangan.
Namun, para ilmuwan di seluruh negeri sedang mempelajari efektivitas masker kain berdasarkan kekuatan filtrasi dan keleluasaan pengguna untuk bernapas. Berdasarkan apa yang sudah mereka ketahui sejauh ini, berikut rekomendasi para ahli:
1. Katun (Kapas)
Bahan yang paling populer untuk masker kain adalah katun, terutama yang diperjualbelikan secara online. Dan menurut Dr. Gustavo Ferrer, ahli paru dan Presiden Jaringan Kesehatan Ahli Perawatan Intensif, bahan katun adalah salah satu bahan terbaik untuk tujuan pencegahan virus corona. Hal ini karena katun memiliki serat kecil yang dapat menahan partikel virus, sehingga virus tidak dapat menembus kain dan terhirup oleh penggunaannya.
Penelitian awal yang dilakukan oleh produsen alat pembersih udara, Smart Air, yang menggunakan kipas dan penghitung partikel laser, membuktikan keefektivitasan masker dari bahan katun ini.
Dari penelitian tersebut, ditemukan bahwa tiga bahan paling baik (berdasarkan keseimbangan perlindungan dan kemudahan bernapas) terbuat dari kapas (katun). Secara spesifik, bahan pertama adalah denim dan seprai dengan jumlah benang 120 dan dapat menyaring 90 persen partikel besar dan 24–29 persen dari partikel kecil.
Bahan kedua adalah kanvas dengan ketebalan 0,4–0,5 milimeter, dapat menyaring 84 persen partikel besar dan 19 persen partikel kecil. Sedangkan bahan ketiga adalah bahan katun dari kaos dan bandana dapat menyaring kurang dari 10 persen partikel kecil.
2. Nilon
Berdasarkan penelitian Smart Air, bahan nilon 70D juga efektif dalam penyaringan yang dapat menahan 77 persen partikel besar dan 12 partikel kecil, dan juga memungkinkan pengguna untuk bernapas dengan mudah. Para peneliti juga menguji bahan nilon 40D yang bahkan memiliki tingkat filtrasi yang lebih tinggi, tetapi lemah dalam keleluasaan bernapas, sama seperti bahan kanvas.
3. Bahan Kertas
Penelitian Smart Air menemukan bahwa tisu kertas dan tisu di toko-toko (yang sering digunakan untuk membersihkan minyak) dapat memberikan baik perlindungan dan keleluasaan bernapas. Sedangkan filter kopi juga efektif untuk menyaring, tetapi tidak memungkinkan pengguna untuk bernapas dengan nyaman.
4. Serat Alami
Secara keseluruhan, Smart Air lebih merekomendasikan serat alami dibandingkan sintetis, karena bahan alami, seperti kertas dan katun, memiliki kekasaran dan ketidakteraturan bahan yang dapat meningkatkan kemampuan penyaringan mereka.
Baca juga: Ini Fakta Tiup Lilin untuk Uji Masker Kain
Kombinasi Bahan Masker Terbaik
Belum lama ini, para peneliti melaporkan bahwa kombinasi bahan katun dengan sutra alami atau sifon dapat secara efektif menyaring partikel aerosol bila ukurannya pas.
Para peneliti menggunakan ruang pencampuran aerosol untuk menghasilkan partikel dengan diameter mulai dari 10 nanometer hingga 6 mikrometer. Kemudian, sebuah kipas angin meniup aerosol ke berbagai sampel kain dengan kecepatan aliran udara yang sesuai dengan respirasi seseorang saat sedang beristirahat, dan tim mengukur jumlah dan ukuran partikel di udara sebelum dan sesudah melewati kain.
Sebuah lapisan kain katun yang diikat rapat dan dikombinasikan dengan dua lapisan sifon polyester dan spandex, kain tipis yang sering digunakan dalam gaun malam, dapat menyaring partikel aerosol paling banyak (sekitar 80–99 persen tergantung pada ukuran partikel). Kemampuan tersebut hampir mendekati efektivitas dari masker N95. Mengganti sifon dengan sutera alam atau kain flanel, atau hanya menggunakan selimut katun dengan batting kapas-poliester juga menghasilkan hasil yang serupa.
Dengan demikian, para peneliti menunjukkan bahwa kain tenunan yang rapat, seperti kapas, dapat bertindak sebagai penghalang mekanis terhadap partikel, sedangkan kain yang menahan muatan statis, contohnya jenis sifon dan sutera alam, berfungsi sebagai penghalang elektrostatik. Namun, efisiensi penyaringan masker dari bahan apapun dapat berkurang bila terdapat celah sebesar 1 persen saja. Hal ini mengingatkan betapa pentingnya memasang masker dengan benar.
Baca juga: 5 Kesalahan Umum Penggunaan Masker Wajah untuk Cegah Corona
Itulah penjelasan mengenai bahan terbaik untuk membuat masker kain yang perlu kamu tahu. Selain penggunaan masker, menjaga imunitas tetap optimal menjadi hal penting di masa pandemi. Penuhi kebutuhan vitamin dan suplemen agar kondisi kesehatan tetap terjaga. Tidak perlu repot, kini kamu bisa gunakan Halodoc dan beli kebutuhan vitamin dan suplemen yang dibutuhkan. Dengan begitu, kamu tidak perlu keluar rumah untuk mendapatkan obat yang kamu butuhkan. Yuk, download Halodoc sekarang juga melalui App Store atau Google Play!
Referensi:
Today. Diakses pada 2021. What type of fabric is best for face masks?
ACS. Diakses pada 2021. The best material for homemade face masks may be a combination of two fabrics.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan