Anak yang Kesepian Cenderung jadi Kleptomania, Benarkah?

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   29 Oktober 2019
Anak yang Kesepian Cenderung jadi Kleptomania, Benarkah?Anak yang Kesepian Cenderung jadi Kleptomania, Benarkah?

Halodoc, Jakarta – Sesibuk apapun pekerjaan, para orangtua sebaiknya tetap meluangkan waktu untuk anak. Hal ini penting karena anak-anak yang masih dalam pertumbuhan tidak hanya membutuhkan asupan makanan yang sehat, mainan yang berlimpah, tetapi juga kasih sayang dari orangtuanya. Memberikan perhatian dan kasih sayang pada anak akan memberi dampak baik bagi kesehatan mentalnya di kemudian hari. Sebaliknya, sering menelantarkan anak dan membiarkannya merasa kesepian bisa membuat anak berisiko mengalami gangguan mental, salah satunya adalah kleptomania. Simak penjelasannya lebih lanjut di sini.

Memahami Kleptomania

Kleptomania adalah kondisi di mana seseorang memiliki dorongan yang konsisten untuk mengutil atau mencuri barang-barang yang tidak diperlukan untuk digunakan sendiri maupun untuk mendapatkan uang. Kleptomania sendiri sebenarnya bukanlah kejahatan, melainkan penyakit mental. Pengidap seringkali mencuri bukan karena membutuhkan uang, melainkan karena tidak mampu menahan dorongan untuk mencuri. Barang-barang yang dicuri pun biasanya bernilai kecil, sehingga pengidap biasanya akan memberikannya lagi pada orang lain atau membuangnya. Orang dengan kleptomania biasanya juga merasa tertekan atau bersalah setelah melakukan pencurian.

Meski demikian, kebanyakan pengidap kleptomania enggan mencari perawatan kesehatan mental, karena merasa malu atau takut berurusan dengan pihak yang berwajib. Kleptomania memang tidak bisa disembuhkan. Namun, pemberian obat-obatan atau terapi bicara (psikoterapi) bisa membantu untuk mengakhiri siklus pencurian kompulsif.

Baca juga: Ketahui Perbedaan Pengidap Kleptomania dan Pencuri

Penyebab Kleptomania

Penyebab gangguan ini belum diketahui secara pasti. Menurut beberapa teori, perubahan di otak mungkin menjadi akar penyebab dari kleptomania. Namun, masih dibutuhkan lebih banyak penelitian untuk memahami kemungkinan penyebab tersebut. Meski demikian, kleptomania dapat dikaitkan dengan beberapa kondisi berikut ini:

  • Gangguan zat kimia di otak yang disebut serotonin. Serotonin membantu mengendalikan suasana hati dan emosi. Menurunnya kadar serotonin bisa menyebabkan seseorang berperilaku impulsif.

  • Gangguan adiktif. Mencuri bisa menyebabkan pelepasan dopamine (neurotransmitter lain) yang menimbulkan perasaan menyenangkan. Beberapa orang mencari perasaan tersebut berulang kali.

  • Sistem opioid otak. Dorongan untuk melakukan sesuatu diatur oleh sistem opioid otak. Ketidakseimbangan dalam sistem ini bisa membuat seseorang lebih sulit lagi menolak dorongan untuk mencuri.

Faktor Risiko Kleptomania

Selain penyebab di atas, ada juga berbagai faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami kleptomania, antara lain:

  • Riwayat Keluarga. Memiliki keluarga dekat, seperti orangtua atau saudara kandung yang mengidap kleptomania, gangguan obsesif-kompulsif, kecanduan alkohol atau penggunaan zat lainnya, dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami kleptomania.

  • Memiliki penyakit mental lainnya. Pada sebagian besar orang dengan kleptomania, seringkali ditemukan penyakit mental lainnya, seperti gangguan bipolar, gangguan kecemasan, gangguan makan, gangguan penggunaan zat atau gangguan kepribadian. 

Nah, anak yang tidak mendapatkan kasih sayang yang cukup dari orangtuanya bisa bertumbuh dengan memiliki penyakit mental tertentu, sehingga akhirnya ia mengembangkan perilaku kleptomania sebagai bentuk pelampiasannya.

Baca juga: Anak Miliki Gejala Kleptomania, Ini 5 Penanganan yang Bisa Dilakukan

Kleptomania seringkali dimulai pada awal masa remaja atau di usia dewasa muda, tetapi bisa juga dimulai pada usia dewasa atau lebih tua lagi. Sekitar dua pertiga orang dengan kleptomania berjenis kelamin wanita.

Bila kamu mencurigai Si Kecil mengidap kleptomania, sampaikan kekhawatiran kamu tersebut dengan lembut pada anak. Ingatlah bahwa kleptomania adalah kondisi kesehatan mental, bukan kejahatan, karena itu dekati anak tanpa memarahi atau menyalahkannya.

Baca juga: Jangan Langsung Dimarahi Jika Anak Ketahuan Kleptomania

Ibu juga bisa berdiskusi dengan psikiater Halodoc perihal kleptomania yang dimiliki Si Kecil. Hubungi psikiater melalui Video/Voice Call dan Chat kapan dan di mana saja. Sampaikan keluh kesah dan dapatkan saran terbaik dari ahlinya. Download Halodoc sekarang di App Store dan Google Play!

Referensi:
Psychology Today. Diakses pada 2019. Kleptomania.
Mayo Clinic. Diakses pada 2019. Kleptomania.