Anak Sering BAB di Celana, Waspada Gejala Encopresis
Halodoc, Jakarta – Anak buang air besar (BAB) di celana mungkin dianggap sepele. Kebanyakan orangtua menganggap hal ini wajar karena pada usia tersebut, Si Kecil belum bisa mengontrol keinginan buang airnya dengan benar. Tahukah ibu jika ada penyakit yang membuat Si Kecil buang air kecil di celana terus-menerus? Penyakit ini disebut encopresis fungsional.
Baca Juga: Encopresis, Sebutan untuk Anak yang BAB di Celana
Encopresis didefinisikan sebagai kondisi keluarnya feses secara tidak sengaja, terjadi pada anak berusia lebih dari empat tahun atau yang sudah belajar menggunakan toilet (toilet training). Penyakit ini bukan disebabkan karena Si Kecil tidak bisa menahan keinginan buang air besarnya, melainkan ada masalah medis yang membuat fesesnya keluar tanpa kendali.
Mengapa Encopresis Terjadi pada Anak?
Anak pengidap encopresis sering buang air besar di celana, sayangnya hal ini sering dianggap sebagai diare. Gejala ini berdampak pada perilaku anak yang menolak BAB, nafsu makan menurun, dan sering mengompol pada siang hari.
Jika Si Kecil menunjukkan tanda tersebut, bisa jadi ia mengidap encopresis. Ibu perlu segera bicara pada dokter untuk mencari tahu penyebab pastinya. Bila ibu penasaran mengapa Si Kecil bisa mengidap encopresis, mungkin ini sebabnya.
1. Sembelit
Kebanyakan kasus encopresis disebabkan karena sembelit kronis. Pasalnya kondisi ini membuat feses Si Kecil susah keluar, kering, dan terasa sakit saat dikeluarkan. Akibatnya, ia selalu menghindar untuk pergi ke toilet.
Semakin lama feses terkumpul dalam usus besar, semakin sulit feses terdorong keluar. Usus akan meregang dan memengaruhi saraf yang bertugas memberi sinyal untuk pergi ke toilet. Pada saat usus besar penuh, feses cair keluar tanpa disengaja.
Penyebab sembelit sudah banyak diketahui, yakni kurangnya konsumsi makanan berserat, kurangnya cairan tubuh, atau jarang konsumsi produk susu. Pada kasus yang jarang terjadi, sembelit terjadi akibat anak intoleransi susu sapi. Kondisi ini menyebabkan diare pada anak, tapi tak jarang memicu terjadinya sembelit.
2. Masalah Emosional
Stres bukan hanya dialami orang dewasa, tapi juga anak-anak. Stres pada anak berkaitan dengan kehidupannya di rumah, sekolah, atau lingkungan tempat tinggal. Penyebab lainnya adalah pelatihan penggunaan toilet terlalu dini.
Selain sembelit dan masalah emosional, encopresis pada Si Kecil juga bisa disebabkan karena efek samping konsumsi obat-obatan tertentu dan masalah kesehatan seperti ADHD, gangguan spektrum autisme, serta cemas dan depresi.
Baca Juga: 5 Tips untuk Mencegah Sembelit
Bisakah Encopresis Dicegah?
Jawabannya, bisa! Terdapat beberapa hal yang bisa ibu lakukan untuk mencegah encopresis pada anak, di antaranya:
-
Penuhi kebutuhan serat Si Kecil. Pastikan sayur dan buah masuk ke dalam menu makan hariannya. Jika ia tidak suka bentuk sayuran pada makanannya, ibu bisa mengolah dan membuat kreasi makanan yang menarik agar Si Kecil tetap konsumsi sayuran tanpa menyadari keberadaannya dalam makanan. Hal ini membantu mencegah sembelit yang berpotensi sebabkan encopresis.
-
Beri pelatihan toilet saat Si Kecil siap. Hindari memaksanya pakai toilet terlalu dini. Tunggu sampai Si Kecil siap, baru ibu bisa memberikan dorongan positif untuk membantunya berlatih pakai toilet. Penggunaan toilet terlalu dini berpotensi sebabkan encopresis pada Si Kecil.
-
Tangani gejala encopresis sedini mungkin. Jika Si Kecil lebih dari satu kali BAB di celana, tidak ada salahnya segera bicara pada dokter. Hal ini dilakukan untuk membantu mengidentifikasi masalah yang sedang dialami Si Kecil.
Baca Juga: Ciri BAB Normal Pada Anak untuk Ketahui Kondisi Kesehatannya
Itulah penyebab anak sering BAB di celana. Kalau Si Kecil sering BAB di celana, jangan ragu berbicara ke dokter Halodoc. Ibu bisa menggunakan fitur Contact Doctor yang ada di aplikasi Halodoc untuk berbicara pada dokter kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call. Yuk, segera download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan