Anak Lebih Baik Makan Manis atau Asin?
Halodoc, Jakarta – Menurut para ahli dari Monell Chemical Senses Center, anak-anak yang menyukai rasa manis sudah pasti memiliki tingkat kesukaan rasa asin yang tinggi. Dan biasanya, tingkat kesukaan rasa manis anak-anak lebih tinggi jika dibandingkan dengan orang dewasa. Tentu, ini akan mempengaruhi pola konsumsi anak. Tidak hanya pola makan, selera kesukaan ini juga memengaruhi asupan gizi dan nutrisi yang masuk ke dalam tubuh anak-anak. Tentu gizi dan nutrisi yang masuk kedalam tubuh anak-anak juga akan berdampak pada kesehatan dan pertumbuhan anak-anak.
Anak-anak sendiri baru boleh mengonsumsi makanan pada usia 6 bulan. Lalu, orang tua bisa memperkenalkan gula dan garam (manis dan asin) pada anak di usia lebih dari 1 tahun. Hal ini tentu akan berdampak pada kesehatan si anak. Terlalu banyak mengonsumsi makanan manis dan asin punya risiko masing-masing bagi kesehatan tubuh.
(Baca juga: Tips Cerdas Agar Anak Makan dengan Lahap)
Tubuh Kita Memerlukan Manis dan Asin yang Seimbang
Rasa manis dan asin yang paling mudah didapatkan pada gula dan garam. Namun ingat, anak tidak boleh berlebihan dan harus seimbang dalam mengonsumsi keduanya. Tubuh kita membutuhkan gula sebagai sumber karbohidrat sederhana. Sementara rasa asin yang dihasilkan dari garam, mengandung zat natrium yang mampu menjaga keseimbangan cairan tubuh pada anak.
Asupan Nutrisi dan Makanan yang Seimbang
Jadi lebih baik anak banyak makan manis atau asin? Pada intinya, mengonsumsi sesuatu secara berlebihan tidak baik bagi tubuh. Sehingga antara manis dan asin pun harus dikonsumsi secara seimbang. Kebanyakan asin atau garam pun berbahaya bagi kesehatan, begitu pula dengan kebanyakan manis atau gula. Keduanya bisa mendatangkan penyakit bagi anak.
Bahaya Kebanyakan Asin atau Garam pada Anak
Anak yang terlalu banyak mengonsumsi asin atau garam, akan cenderung memiliki badan yang besar atau obesitas dan lebih mudah untuk terjangkit penyakit tekanan darah tinggi atau hipertensi. Menurut laporan dari Pusat Pengendalian Penyakit dan Pencegahan (CDC) Amerika Serikat, rasa asin atau garam bisa didapatkan dari berbagai makanan yang digemari oleh anak-anak, seperti pizza, sup, sandwich, keju, dan makanan ringan. Untuk mencegah hal ini, orang tua perlu menjaga pola makan anak-anak mereka dan melihat kandungan yang ada di makanan tersebut.
Bahaya Kebanyakan Manis atau Gula pada Anak
Sama seperti kelebihan garam atau rasa asin pada anak, kelebihan gula atau rasa manis juga akan berdampak pada kesehatan anak. Memang sulit jika memisahkan sesuatu yang manis-manis dari anak, sehingga peran orangtua dalam menjaga makanan yang dikonsumsi anak sangat diperlukan. Ya, kebanyakan rasa manis atau gula pada anak ternyata juga bisa membuat anak menjadi obesitas, lo. Selain itu, kadar gula yang tinggi bisa meningkatkan risiko anak terkena penyakit diabetes.
Pada masa pertumbuhan, sebaiknya anak tidak mengonsumsi makanan manis secara berlebihan karena bisa berisiko merusak pertumbuhan gigi. Jumlah makanan manis yang masuk ke dalam mulut memang tidak menjadi penentu pada kerusakan gigi, namun sisa-sisa makanan manis yang tertinggal di antara mulut lah yang menjadi penyebab utama kerusakan pada gigi. Sebaiknya orang tua segera mengajak anaknya untuk sikat gigi setelah mengonsumsi makanan manis yang mengandung gula.
Kalau ibu dan ayah ingin tahu lebih banyak mengenai pola makan anak terhadap makanan manis atau asin, ibu dan ayah bisa berdiskusi langsung dengan dokter lewat Halodoc. Dokter yang terbaik di bidangnya akan membantu para orangtua untuk menemukan pola asupan yang sehat bagi anak. Yuk, download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store.