Amputasi pada Pengidap Diabetes Bisa Susah Sembuh?
"Pengidap diabetes rentan mengalami masalah pada kaki sehingga tidak jarang memerlukan tindakan amputasi. Proses ini bisa berjalan dengan baik asalkan kamu mengerti perawatannya dengan baik."
Halodoc, Jakarta – Pengidap diabetes tipe 2 memang rentan mengalami masalah pada kaki. Ini sering kali disebabkan oleh dua komplikasi diabetes, yaitu kerusakan saraf (neuropati) dan sirkulasi darah yang buruk. Neuropati menyebabkan kaki menjadi hilang rasa atau mati rasa, sehingga hal ini menghilangkan kemampuan pengidap untuk merasakan rasa sakit atau ketidaknyamanan. Akibatnya, pengidap mungkin bisa tidak tahu bila dirinya mengalami cedera atau iritasi. Sedangkan sirkulasi darah yang buruk, membuat pengidap susah sembuh bila mengalami luka pada kaki.
Masalah kaki yang ringan bisa berubah menjadi komplikasi yang serius, sehingga akhirnya kaki perlu diamputasi. Namun, katanya pengidap diabetes bakal susah sembuh bila menjalani amputasi. Benarkah demikian?
Kondisi yang Menyebabkan Pengidap Diabetes Perlu Diamputasi
Pengidap diabetes jauh lebih rentan mengalami amputasi kaki dibandingkan dengan pengidap penyakit lainnya. Ini karena kebanyakan pengidap diabetes juga memiliki penyakit arteri perifer (PAD) yang membuat aliran darah menuju kaki menjadi sedikit. Selain itu, kerusakan saraf (neuropati) sering membuat pengidap mengalami mati rasa pada kaki. Kedua masalah ini lah yang kerap menyebabkan pengidap diabetes perlu menjalani amputasi.
Amputasi yang paling umum dilakukan pengidap diabetes adalah amputasi kaki, jari kaki, dan kaki bagian bawah. Berikut beberapa kondisi membuat pengidap diabetes perlu menjalani amputasi kaki:
1. Infeksi atau Luka yang Tidak Kunjung Sembuh
Akibat neuropati atau adanya sirkulasi darah yang buruk pada kaki, luka atau lecet yang dialami pengidap diabetes bisa dengan mudah berubah menjadi bisul yang terinfeksi dan tidak kunjung sembuh. Komplikasi serius ini adalah yang paling umum terjadi pada pengidap diabetes dan bisa menyebabkan pengidap kehilangan telapak kaki, kaki, bahkan nyawa.
2. Kulit Kering dan Pecah-pecah
Neuropati juga bisa membuat kulit pengidap menjadi kering. Bagi orang sehat, hal ini tidak berbahaya. Namun bagi pengidap diabetes, kulit yang kering mungkin saja bisa mengakibatkan retakan yang dapat menjadi luka dan menyebabkan infeksi.
3. Mata Ikan dan Kapalan
Pengidap diabetes juga dianjurkan untuk segera mengobati mata ikan dan kapalan yang dialaminya. Karena bila tidak, kedua masalah kaki tersebut bisa berkembang menjadi borok.
4. Kelainan Kuku
Pengidap diabetes juga bisa tidak menyadari bila terjadi kuku kaki tumbuh ke dalam atau adanya infeksi jamur yang menyerang. Ini karena kaki pengidap telah mati rasa. Bila kondisi tersebut tidak segera diobati, maka bisa menyebabkan infeksi.
5. Kaki Charcot
Kaki Charcot adalah kelainan bentuk kaki yang kompleks. Namun akibat neuropati, pengidap diabetes bisa tidak menyadari adanya kondisi kelainan kaki ini, sehingga ia akan terus berjalan tanpa merasa sakit meskipun tulangnya sudah patah. Ini bisa menyebabkan kondisi kaki bertambah semakin parah.
Bisakah Pengidap Diabetes Sembuh Setelah Menjalani Amputasi?
Intinya, amputasi perlu dilakukan bila sudah ada jaringan atau gangren yang mati, agar jaringan mati tersebut tidak menginfeksi anggota tubuh lainnya. Dengan melakukan amputasi, justru nyawa pengidap bisa diselamatkan. Namun, tidak semua luka pada pengidap diabetes harus selalu berakhir dengan amputasi.
Prosedur amputasi bukan satu-satunya cara untuk mengobati luka pada diabetes. Umumnya, para tenaga medis akan mengedukasi pengidap bagaimana cara merawat luka yang baik dan benar, sehingga pengidap dapat mencegah lukas berubah menjadi komplikasi.
Namun sayangnya, kebanyakan pengidap yang perlu diamputasi sudah terlambat dalam mengobati lukanya. Itulah sebabnya tidak sedikit pengidap diabetes yang sudah menjalani amputasi pada salah satu kaki, tapi dalam beberapa tahun kemudian, kaki yang satunya lagi juga perlu diamputasi. Ini karena kurangnya edukasi pada pengidap tentang cara merawat luka yang benar. Jadi, setelah diamputasi, pengidap diabetes sebenarnya bisa sembuh asal tetap memerhatikan kondisi kesehatan kakinya dan melakukan perawatan yang benar pada luka di kaki.
Itulah sedikit penjelasan mengenai peluang kesembuhan pengidap diabetes yang menjalani amputasi. Kalau kamu masih memiliki pertanyaan seputar masalah kesehatan ini, tanyakan saja langsung kepada dokter dengan menggunakan aplikasi Halodoc. Kamu bisa menghubungi dokter melalui Video/Voice Call dan Chat untuk berdiskusi seputar kesehatan kapan saja dan di mana saja. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.