Ini Alasan Virus Corona di Indonesia Disebut Berbeda
Halodoc, Jakarta – Beredar informasi yang menyebut bahwa virus Corona yang ada di Indonesia ternyata berbeda dengan tiga tipe utama dunia. Secara global, ada tiga tipe atau kelompok virus corona, yaitu tipe S, G, dan V. Data hasil urutan genom virus (whole genom sequencing) dari Indonesia sudah dikirim ke GISAID, sebagai pihak yang melakukan analisis virus ini.
Data dari seluruh dunia dikumpulkan, kemudian dilanjutkan dengan mengelompokkan virus ke dalam kelompok-kelompok yang sudah ada. Ternyata, hasil whole genom sequencing (WGS) dari Indonesia tidak masuk ke dalam tiga kelompok tersebut. Perbedaan tipe virus Corona yang terjadi diduga akibat virus sudah mengalami mutasi. Alhasil, WGS dari Indonesia masuk dalam kategori tipe lain dan belum teridentifikasi.
Baca juga: Update Corona: Plasma Darah Sudah Diuji di RSPAD
Virus Corona Mengalami Mutasi
Seluruh data WGS terhadap virus Corona di dunia, termasuk di Indonesia bisa diakses di laman gisaid.org. Baru-baru ini, GISAID mengumumkan bahwa virus Corona yang ada di Indonesia tidak masuk ke dalam kelompok yang sudah ada sebelumnya. Perbedaan itu terjadi karena virus mengalami mutasi. Secara umum, virus memang bisa mengalami mutasi sebagai bagian dari siklus hidupnya.
Mutasi pada virus umumnya juga terjadi sebagai bentuk adaptasi terhadap lingkungan. Secara alami, virus akan bergerak mengikuti manusia. Dengan kata lain, setiap kali virus masuk ke dalam tubuh manusia dan menginfeksi, ada kemungkinan virus akan bermutasi. Proses tersebut bisa terjadi saat ada replikasi atau perbanyakan diri virus saat berada di dalam tubuh manusia.
Proses mutasi yang terjadi pada virus bisa memberi dua dampak, yaitu positif dan negatif bagi virus. Pada sisi positif, mutasi bisa menyebabkan virus menjadi lebih kuat, ganas, serta bisa bertahan lebih lama. Sebaliknya, mutasi virus juga bisa berdampak negatif yang menyebabkan virus menjadi semakin lemah, bahkan mati.
Baca juga: Perkembangan Pandemi Corona di Indonesia Membaik
Virus bermutasi untuk bertahan hidup. Selain itu, mutasi virus juga dilakukan untuk berkembang di lingkungan tertentu. Sejauh ini, data WGS yang dikirim Indonesia ke GISAID merupakan data paling awal dan diambil dari 3 kasus COVID-19 yang pertama kali ditemukan. Kedepannya, Indonesia akan terus mengumpulkan data urutan genom virus penyebab COVID-19 agar karakter dari virus ini bisa lebih dikenali.
Selain untuk memahami karakter virus, pengumpulan data WGS ini juga dibutuhkan untuk proses pembuatan vaksin dan obat untuk menangani serangan virus Corona. Setelah semua data dari belahan dunia dikumpulkan dan dipelajari, diharapkan bisa membantu mengembangkan antigen untuk melawan virus. Setelah terbentuk, antigen akan diuji coba pada hewan terlebih dahulu. Kemudian, akan dilakukan uji klinis pada manusia sampai akhirnya diproduksi.
Hingga kini, dunia, termasuk Indonesia tengah berjuang melawan infeksi virus Corona alias COVID-19. Sejumlah negara sempat menerapkan sistem lockdown atau pembatasan aktivitas warganya untuk menurunkan risiko penularan virus. COVID-19 pertama kali ditemukan di Wuhan, China, pada Desember 2019 lalu.
Baca juga: Prediksi Pandemi Corona di Indonesia Berakhir pada 23 September
Oleh karena penyebaran virus ini sangat cepat dan luas, penting untuk selalu menjaga kondisi tubuh dan kebersihan diri agar terhindar dari serangan virus. Batasi aktivitas di luar rumah dan hindari kerumunan. Kalau sakit atau punya pertanyaan terkait Corona, kamu bisa bicara pada dokter ahli di aplikasi Halodoc. Dokter bisa dengan mudah dihubungi melalui Video/Voice Call dan Chat, kapan dan di mana saja tanpa perlu keluar rumah. Yuk, download Halodoc sekarang di App Store dan Google Play!
Referensi:
GISAID. Diakses pada 2020. Genomic epidemiology of hCoV-19.
WHO. Diakses pada 2020. Update on coronavirus disease in Indonesia.
Antara. Diakses pada 2020. Virus Corona Indonesia berbeda dengan tiga tipe utama dunia.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan