Main Game Terlalu Semangat Bisa Sebabkan Stroke? Ini Alasannya
Halodoc, Jakarta - Bermain game tak lagi menjadi hiburan di kala senggang semata. Di zaman digital ini, bermain game bagi beberapa orang bisa jadi merupakan sebuah talenta, yang bisa menghasilkan prestasi dan bahkan menjadi profesi. Namun, seperti halnya segala sesuatu yang tak baik jika berlebihan, main game pun demikian.
Efek buruk main game yang berlebihan dan terlalu semangat ini menimpa seorang pria berusia 25 tahun asal India, Harshal Memane. Berdasarkan informasi dari Indian Express, Memane yang menyukai game PlayerUnknown's Battlegrounds atau PUBG ini terpaksa dilarikan ke rumah sakit, karena mengalami perdarahan di otak saat memainkan game tersebut.
Baca juga: Tak Pandang Bulu, 6 Orang Terkenal Ini Meninggal karena Stroke
Nahasnya Memane menghembuskan napas terakhir di tengah-tengah perawatan. Perdarahan otak yang dialami Memane ini dalam medis disebut perdarahan intraserebral, yaitu salah satu jenis stroke yang dapat membahayakan nyawa, karena adanya perdarahan di dalam jaringan otak. Hal itulah yang akhirnya membuat nyawa Memane tidak bisa diselamatkan.
Benarkah Hanya Disebabkan oleh Main Game?
Dari kasus Memane tadi, diketahui bahwa ia mengalami stroke saat bermain game PUBG. Namun, apakah penyakit ini benar-benar hanya terjadi karena bermain game yang terlalu semangat? Jawabannya, belum tentu. Sebab, belum ada penelitian yang secara signifikan membuktikan kaitan antara keduanya.
Lagi pula, faktor-faktor yang dapat menyebabkan stroke ada cukup banyak, sehingga sulit untuk menyimpulkan satu faktor sebagai penyebab utama dari penyakit ini. Secara medis, stroke dijelaskan sebagai penyakit yang terjadi karena tidak berfungsinya jaringan otak dan kurangnya aliran darah serta oksigen ke suatu bagian otak.
Adapun beberapa hal yang dapat memicu terjadinya stroke adalah:
-
Faktor genetik. Adanya anggota keluarga yang memiliki riwayat penyakit ini.
-
Kebiasaan merokok.
-
Obesitas atau kegemukan.
-
Mengidap Atrial Fibrillation.
-
Berusia lebih dari 65 tahun.
-
Mengidap penyakit kronis, seperti hipertensi, diabetes, dan kolesterol tinggi.
-
Mengidap Transient Ischemic Attack (TIA), atau yang sering juga disebut stroke ringan.
-
Mengidap serangan jantung. Hal ini dapat meningkatkan risiko untuk terserang stroke.
Baca juga: Mitos atau Fakta, Stroke Bisa Sebabkan Gangguan Memori
Perlu diketahui juga, penyakit stroke terbagi menjadi 2 jenis, yaitu iskemik (sumbatan) dan hemoragik (perdarahan). Pada kasus Memane, diketahui bahwa stroke yang terjadi adalah jenis hemoragik, yaitu adanya perdarahan pada jaringan otak. Stroke hemoragik umumnya terjadi pada pengidap tekanan darah tinggi atau hipertensi.
Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa stroke yang dialami Memane bukan semata disebabkan oleh bermain game yang terlalu semangat. Ia kemungkinan telah mengidap tekanan darah tinggi sebelumnya, yang tidak terkontrol. Seperti telah disebutkan tadi, tekanan darah tinggi, dan penyakit kronis lainnya yang tidak terkontrol dan dikelola dengan baik, dapat memicu terjadinya stroke.
Pentingnya Memiliki Gaya Hidup Sehat
Karena berbagai penyakit kronis seperti hipertensi, diabetes, dan kolesterol tinggi dapat meningkatkan risiko terjadinya stroke, maka pengidap berbagai penyakit tersebut perlu lebih waspada. Terlebih dalam hal pola makan dan gaya hidup sehat. Soal pola makan, penting untuk memiliki pengaturan yang tepat, agar tekanan darah, kolesterol, dan gula darah tetap terkontrol.
Makanan yang tinggi lemak jenuh dan garam benar-benar harus dipangkas. Hal ini karena makanan tinggi lemak dapat membuat terjadinya penimbunan kolesterol dalam arteri dan memicu obesitas. Sementara itu, makanan dengan kadar garam yang tinggi dapat membuat cairan tertahan di dalam pembuluh darah, sehingga tekanan darah dapat menjadi tinggi.
Baca juga: Pengobatan Alternatif untuk Stroke, Amankah?
Oleh karena itu, orang yang mengidap hipertensi harus memiliki pola makan rendah garam. Jumlah asupan garam per hari yang disarankan adalah sebanyak 6 gram atau satu sendok teh. Namun, terkadang menimbang jumlah garam yang dikonsumsi bisa menjadi sulit, karena banyak makanan (seperti makanan kalengan) yang mengandung garam “tersirat”.
Agar lebih mudah, kamu bisa berkonsultasi dengan dokter gizi di aplikasi Halodoc. Mengapa harus Halodoc? Karena ada banyak sekali dokter yang siap bantu kamu dalam mengatur pola makan harian yang tepat, kapan dan di mana saja. Jadi, jangan lupa download aplikasinya di ponselmu sekarang, ya!
Selain menjaga pola makan, memiliki gaya hidup sehat lainnya juga penting, lho. Jangan lupa untuk berolahraga secara rutin setiap harinya dan aktif bergerak, agar tubuh tetap fit dan bugar. Apalagi jika kamu termasuk orang yang suka bermain game. Jangan sampai keasyikan bermain sampai lupa berolahraga, ya!
Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Stroke.
WebMD. Diakses pada 2020. Heart Disease and Stroke.