Alasan Bulimia Lebih Sering Menyerang Wanita

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   11 Oktober 2018
Alasan Bulimia Lebih Sering Menyerang WanitaAlasan Bulimia Lebih Sering Menyerang Wanita

Halodoc, Jakarta – Menurut penelitian dari Science Direct, gangguan makanan seperti bulimia lebih sering terjadi pada wanita ketimbang pria. Hal itu karena wanita lebih sering menerapkan diet untuk mengontrol berat badannya. Penekanan terhadap penampilan sangat penting buat wanita sehingga mendapatkan berat badan ideal menjadi faktor penentu kebahagiaan.

Faktor-faktor penyumbang lain yang menjadi penentu wanita mengendalikan berat badan adalah pubertas, konsep tubuh yang buruk, dan kebingungan peran. Faktor-faktor ini meningkatkan risiko untuk pengembangan gangguan makan seperti bulimia pada wanita.

Penelitian dari Departemen Psikologi di Universitas York, Inggris, juga menekankan wanita mungkin mengalami aktivitas otak yang berkaitan dengan persepsi tubuh negatif ketimbang pria. Hal ini berkaitan dengan obesitas serta tekanan sosial dan penerimaan lingkungan.

Usaha mendapat perhatian lawan jenis juga menjadi upaya penurunan berat badan secara sehat dan tidak sehat. Ketika usaha tidak sehat dilakukan, wanita kerap terjebak diet salah yang menyebabkannya masuk ke pola gangguan makan di mana salah satunya adalah bulimia.

Patut diketahui, bulimia adalah gangguan makan yang ditandai dengan periode makan berlebihan, tetapi takut kelebihan berat badan. Didorong karena ketakutan ini membuat pengidap bulimia melakukan pembersihan, caranya dengan memuntahkan kembali makanan yang sudah dikonsumsinya.

Muntah bukan satu-satunya metode pembersihan yang dilakukan. Olahraga yang berlebihan, penggunaan laksatif, enema, puasa, atau kombinasi metode pembersihan adalah alternatif umum untuk muntah.

Bahaya Bulimia

Menurut the National Alliance on Mental Illness, periode makan-muntah yang dilakukan oleh pengidap bulimia dapat memberikan risiko kesehatan, seperti lapisan lambung yang robek, refluks lambung kronis, radang esofagus, gastroparesis, bahkan paralyzation parsial dari otot perut.

Siklus pembersihan kerap menyebabkan stres berat bagi tubuh pengidap bulimia. Penggunaan laksatif atau muntah setiap hari juga bisa memberikan risiko aritmia, palpitasi jantung, serangan jantung, maupun kematian. Berulang kali muntah juga bisa mengikis email gigi, menyebabkan gigi kuning, peningkatan sensitivitas mulut, dan kerusakan gigi yang cepat. Bahkan, bulimia juga bisa berdampak pada masalah kesuburan.

Membangun Imej Tubuh yang Benar

Mengingat risiko bulimia pada wanita lebih tinggi ketimbang pria, ada baiknya wanita mulai membangun imej tubuh yang benar. Memiliki pemahaman yang benar mengenai tubuh yang sehat adalah hal yang dibutuhkan wanita supaya terhindari dari bulimia. Ada beberapa upaya yang bisa kamu lakukan sebagai cara mencegah bulimia, seperti:

1. Makan Makanan Sehat dan Olahraga

Untuk mendapatkan tubuh yang sehat dan tidak hanya bertubuh ideal saja, kamu butuh menerapkan pola makan sehat dan olahraga rutin. Mustahil untuk bertubuh langsing kalau kamu tetap makan sesuka hati dan tidak memiliki aktivitas fisik yang aktif.

2. Punya Konsep Diri yang Benar

Kamu harus punya konsep diri yang benar di mana cantik tidak hanya dinilai dari fisik saja, tetapi juga psikis yang sehat. Bagaimana menjaga supaya pikiranmu tetap sehat? Caranya dengan menjaga diri dari paparan lingkungan yang memberikan penilaian semata pertimbangan fisik saja.

3. Membangun Rasa Percaya Diri

Sibukkan dirimu dengan aktivitas positif yang dapat membangun rasa percaya diri. Hindari  terlalu banyak menghabiskan waktu di media sosial yang secara tidak disadari membentuk konsep dirimu yang salah. Hal itu akan membuat kamu terjerumus pada diet-diet yang tidak sehat sehingga bisa terhindar dari penyebab bulimia.

Kalau ingin mengetahui lebih banyak mengenai bulimia serta informasi kesehatan lainnya terkait pola makan sehat bisa tanyakan langsung ke Halodoc. Dokter-dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Hubungi Dokter, kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.

Baca juga: