Alami Tamponade Jantung, Ini Ciri yang Bisa Dikenali
Halodoc, Jakarta - Pernah merasakan cemas dan gelisah diiringi tekanan darah dan nadi yang rendah? Jangan menganggap remeh kondisi ini, karena merupakan tanda dari penyakit tamponade jantung. Penyakit ini menyebabkan terganggunya fungsi jantung dalam memompa darah ke seluruh tubuh.
Tamponade jantung terjadi akibat penimbunan darah atau cairan tubuh lainnya di ruang perikardium, yakni ruang antara jantung dengan selaput jantung (perikardium). Penyakit ini termasuk dalam kondisi yang gawat, sehingga membutuhkan penanganan medis secepatnya.
Baca Juga: Cara Mengetahui Denyut Nadi Normal
Apa Saja Ciri Seseorang Mengalami Tamponade Jantung?
Beberapa gejala yang muncul saat seseorang mengalami tamponade jantung, yaitu:
-
Detak jantung dan dan denyut nadi teraba lemah;
-
Merasa lemas;
-
Terasa nyeri tajam (seperti ditusuk) pada area dada, leher, dan bahu serta punggung;
-
Sulit untuk bernapas;
-
Bernapas dengan cepat;
-
Rasa tidak nyaman yang dapat membaik saat duduk tegak atau condong ke depan;
-
Pusing;
-
Selalu tampak pucat;
Jika kamu merasakan salah satu atau beberapa gejala di atas, maka segera periksakan diri ke dokter. Kamu juga bisa buat janji dengan dokter lebih mudah pakai aplikasi Halodoc. Penanganan yang tepat sangat dibutuhkan untuk menghindari komplikasi seperti syok, perdarahan, edema paru, gagal jantung, bahkan kematian.
Baca Juga: Denyut Nadi Tidak Normal? Hati-hati Aritmia
Hal Apa yang Dapat Menyebabkan Tamponade Jantung?
Tamponade jantung terjadi akibat adanya tekanan kuat pada jantung. Tekanan ini berasal dari cairan tubuh atau darah yang memenuhi area perikardium. Jantung akan tertekan dan terganggu fungsinya saat cairan menumpuk di ruang perikardium. Saat cairan menekan organ jantung, maka bilik jantung (ventrikel) tidak dapat mengembang seluruhnya. Hal ini menyebabkan darah yang masuk ke jantung semakin sedikit. Hasilnya, saat darah tersebut hanya tersalurkan sedikit, maka nutrisi dan oksigen ke seluruh tubuh menjadi tidak maksimal.
Beberapa hal yang bisa menyebabkan kondisi ini antara lain:
-
Infeksi;
-
Gagal ginjal;
-
Kanker ganas pada selaput perikardium, misalnya pada kasus kanker paru – paru atau kanker payudara;
-
penyakit Hodgkin;
-
Komplikasi usai operasi jantung;
-
Gangguan autoimunitas tubuh, seperti lupus dan rheumatoid arthritis;
-
Hipotiroidisme;
-
Aneurisma aorta yang pecah;
-
Adanya cedera, misalnya benturan benda tumpul area dada pada saat trauma kecelakaan;
-
Efek samping radioterapi dada;
-
Radang area perikardium.
Bagaimana Cara Mengatasi Tamponade Jantung?
Sama seperti penyakit lainnya, pengobatan tamponade jantung disesuaikan dengan penyebabnya. Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasinya, antara lain:
-
Pemberian Obatan. Beberapa contoh obat yang bisa diberikan adalah aspirin, colchicine (colcrys), kortikosteroid (seperti prednisone), dan Nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs), yaitu ibuprofen dan indomethacin.
-
Operasi. Tindakan terapi invasif ini dapat dilakukan bila terapi obat tidak memberikan efek apa-apa atau kurang maksimal. Beberapa prosedur yang dapat dilakukan untuk mengeluarkan cairan yang terjebak dalam ruang lapisan perikardium, yaitu tindakan pericardiocentesis, pericardiectomy, pericardiodesis, dan torakotomi. Kamu bisa menanyakan pada dokter mengenai jenis operasi terbaik sesuai kondisi.
Adakah Langkah untuk Mencegah Tamponade Jantung?
Kondisi ini cukup berbahaya sehingga penting untuk melakukan upaya pencegahan dari kondisi ini. Nah, beberapa langkah yang bisa dilakukan antara lain:
-
Makan makanan bergizi seimbang;
-
Kurangi makanan berlemak, bersantan, berminyak;
-
Minum 2-3 liter air dalam sehari;
-
Olahraga secara rutin dan teratur, misalnya berenang;
-
Sebaiknya hindari merokok, konsumsi kafein, alkohol.
Baca Juga: Jangan Diremehkan, Syok Kardiogenik Bisa Sebabkan Koma