Alami Mioma Uteri saat Hamil, Apakah Berbahaya?

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   24 Juli 2019
Alami Mioma Uteri saat Hamil, Apakah Berbahaya?Alami Mioma Uteri saat Hamil, Apakah Berbahaya?

Halodoc, Jakarta – Mioma uteri alias fibroid rahim merupakan jenis tumor atau miom jinak, yang terjadi karena sel otot rahim tumbuh secara abnormal. Meski begitu, kondisi ini tidak bersifat kanker. Ukuran tumor yang muncul akibat kondisi ini berbeda-beda, bisa kecil atau besar dan tentunya bisa memengaruhi rahim. Lantas, bagaimana jika mioma uteri muncul saat seorang wanita hamil? Apakah berbahaya? 

Sebenarnya, banyak wanita yang memiliki mioma uteri, tetapi kebanyakan tidak menyadari kondisi tersebut. Munculnya mioma uteri juga bisa saja terjadi tanpa gejala, sehingga jarang dikenali. Miom bisa saja menyerang wanita yang tengah hamil, tetapi umumnya tumor ini sudah berkembang sebelum kehamilan. Keberadaan miom kemudian baru diketahui ketika pemeriksaan USG kehamilan. Mioma yang muncul saat hamil sebenarnya tidak berbeda jauh dengan miom pada umumnya, yaitu memiliki ukuran yang bervariasi. 

Baca juga:  Kaum Hawa Perlu Tahu Jenis-jenis Miom di Rahim

Mioma uteri ditemukan pada 10 persen wanita hamil, dan sering terjadi pada wanita yang hamil pada usia 30–40 tahun. Jika pada kondisi normal miom tidak menunjukkan gejala, mioma uteri pada ibu hamil bisa menyebabkan gejala yang beragam. Gejala penyakit ini tergantung pada ukuran, jumlah, dan letak tumor miom. Umumnya, kondisi ini menyebabkan gejala berupa sakit perut, tekanan atau nyeri di rongga panggul, sering buang air kecil, sembelit, serta perdarahan hebat. 

Miom bisa tumbuh di dalam dinding rahim, menonjol ke arah dalam rongga rahim, bahkan tumbuh ke bagian luar rahim. Kabar buruknya, mioma yang muncul saat hamil bisa menyebabkan terjadi komplikasi kehamilan meski hanya menyerang sebagian kecil wanita. Komplikasi kehamilan yang bisa terjadi adalah nyeri perut hingga perdarahan pada vagina. Meski begitu, kondisi ini jarang memengaruhi kondisi janin, kecuali pada kasus yang berat. 

Pada kondisi yang paling buruk, mioma uteri yang muncul saat hamil bisa meningkatkan risiko keguguran dan persalinan prematur. Kondisi ini juga bisa menyebabkan tertutupnya jalan lahir serta posisi abnormal saat persalinan. Jika itu yang terjadi, kemungkinan ibu hamil harus menjalani operasi Caesar menjadi lebih tinggi. Sayangnya, hingga kini masih belum diketahui secara pasti apa yang menjadi penyebab miom bisa muncul saat hamil. Maka, cara pencegahannya pun masih perlu dicari tahu. 

Baca juga: Kenali 7 Gejala yang Ditunjukkan oleh Mioma Uteri

Faktor Risiko Mioma Uteri saat Hamil 

Hingga kini, penyebab pasti munculnya mioma uteri pada wanita hamil masih belum diketahui secara pasti. Namun, miom saat hamil disebut berkaitan dengan kondisi atau perubahan hormon yang terjadi pada tubuh. Saat seorang wanita hamil, produksi hormon estrogen dan progesterone disebut bisa meningkatkan risiko tumbuhnya miom pada rahim. 

Hormon estrogen dan hormon progesterone diproduksi oleh ovarium. Kedua jenis hormon ini menyebabkan lapisan rahim beregenerasi dan merangsang pertumbuhan miom. Penyakit mioma uteri pada ibu hamil sama sekali tidak boleh dianggap sepele. Segera lakukan pemeriksaan ke dokter kandungan jika merasa mengalami gangguan selama hamil, terutama yang mengarah pada pertumbuhan mioma uteri pada rahim. Pemeriksaan dibutuhkan untuk mencegah kondisi semakin parah dan membantu dokter mempertimbangkan penanganan yang sesuai dengan kondisi tubuh. 

Baca juga: Perlu Diwaspadai, Ini 4 Penyebab Munculnya Mioma Uteri

Masih penasaran tentang mioma uteri pada ibu hamil dan apa saja bahayanya? Tanya dokter di aplikasi Halodoc saja. Kamu bisa dengan mudah menghubungi dokter melalui Video/Voice Call dan Chat. Dapatkan informasi seputar kesehatan dan tips hidup sehat dari dokter terpercaya. Yuk, download Halodoc sekarang di App Store dan Google Play!