Alami Fibroid Rahim Pengaruhi Kesuburan?
Halodoc, Jakarta - Bagi kamu para wanita, pernah mendengar masalah kesehatan bernama fibroid rahim atau fibroid uteri? Kondisi yang juga disebut dengan mioma ini merupakan pertumbuhan tumor jinak di dalam atau luar rahim yang tak bersifat ganas atau kanker.
Mendengar kata “tumor” tentunya akan membuat pendengarnya merasa resah, bahkan ngeri. Mioma ini berasal dari sel otot polos rahim dan pada beberapa kasus juga berasal dari otot polos pembuluh darah rahim. Jumlah dan ukuran mioma bervariasi. Namun, umumnya seorang wanita yang mengidap miom memiliki lebih dari satu buah tumor di dalam rahimnya.
Fibroid rahim cukup berkaitan dengan hormon estrogen. Hormon yang dihasilkan oleh ovarium ini bisa menyebabkan penebalan dinding rahim dalam siklus menstruasi. Penebalan inilah yang bisa berkembang menjadi miom.
Baca juga: Fibroid Rahim Sembuh, Bisakah Kambuh Kembali?
Hal yang bikin resah untuk kaum hawa, katanya seseorang yang mengalami fibroid rahim bisa berisiko mengalami gangguan kesuburan. Benarkah faktanya demikian?
Bukan Cuma Infertilitas
Status tumor jinak yang melekat pada fibroid rahim umumnya memang tak berbahaya. Akan tetapi, tumor jinak ini tetap bisa menimbulkan sederet masalah bila tak ditangani dengan tepat. Nah, kondisi inilah ujung-ujungnya bakal menimbulkan komplikasi, salah satunya kemandulan atau infertilitas. Kok bisa?
Bila tumor yang timbul amat besar, bisa saja berpotensi menghalangi sel telur yang telah dibuahi untuk menempel pada dinding rahim atau menghalangi sperma, sehingga tak bisa mencapai sel telur. Meski begitu, kondisi sangat jarang terjadi.
Namun, hal yang perlu digarisbawahi, komplikasi dari fibroid rahim tak cuma menyoal infertilitas saja. Ada juga komplikasi lainnya seperti:
-
Anemia Defisiensi Besi. Kondisi ini merupakan perdarahan yang disebabkan oleh tumor yang bisa menyebabkan anemia defisiensi besi. Di sini, suplemen zat besi bisa dikonsumsi untuk membantu menggantikan darah yang hilang ketika menstruasi.
-
Gangguan pada kehamilan. Fibroid rahim bisa mengganggu perkembangan bayi dan mempersulit proses persalinan, sehingga bisa menyebabkan kelahiran prematur. Tak hanya itu, bila tumor menghalangi Miss V, ibu hamil mungkin saja memerlukan operasi caesar. Meski jarang terjadi, fibroid rahim ini juga bisa menyebabkan keguguran.
Baca juga: Bagaimanakah Fibroid Rahim Pengaruhi Kehamilan?
Banyak Darah saat Menstruasi hingga Konstipasi
Sebagian besar kasus fibroid rahim tidak menimbulkan gejala. Namun, ada juga beberapa pengidapnya yang mengalami berbagai keluhan. Berikut ini beberapa gejala atau keluhan yang umumnya dialami pengidap fibroid rahim:
-
Menstruasi dalam jumlah banyak atau lebih lama.
-
Perut terasa penuh dan membesar.
-
Rasa sakit atau tidak nyaman yang timbul saat berhubungan seksual.
-
Keluarnya mioma melalui leher rahim yang umumnya disertai nyeri hebat, sehingga menyebabkan luka dan terjadinya infeksi sekunder.
-
Gangguan berkemih akibat ukuran mioma yang menekan saluran kemih.
-
Penimbunan cairan di rongga perut.
-
Nyeri panggul berkepanjangan dan tak kunjung sembuh, yang dapat dirasakan saat menstruasi, setelah berhubungan seksual, atau saat terjadi penekanan pada panggul.
-
Konstipasi akibat mioma menekan bagian bawah usus besar.
Baca juga: Benjolan di Perut, Ini 7 Gejala Tumor Jinak Rahim
Nah, jika mengalami gejala-gejala di atas, segeralah temui dokter untuk mendapatkan saran dan penanganan yang tepat. Kamu bisa kok bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!
Referensi:
American College of Obstetricians and Gynecologist. Diakses pada 2019. Uterine Fibroids.
Mayo Clinic. Diakses pada 2019. Diseases and Conditions. Uterine Fibroids.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan