Adakah Pengobatan untuk Kondisi Ambiguous Genitalia?

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   21 Juli 2019
Adakah Pengobatan untuk Kondisi Ambiguous Genitalia? Adakah Pengobatan untuk Kondisi Ambiguous Genitalia?

Halodoc, Jakarta - Jenis kelamin terdiri dari laki-laki atau perempuan, namun ketika bayi mengalami kelainan perkembangan seksual, maka hal tersebut dinamakan ambiguous genitalia atau disorders of sex development (DSD). Kondisi ini menyebabkan kelamin bayi menjadi tidak jelas. Pada bayi yang mengalami kondisi ini, alat kelamin tidak terbentuk sempurna sehingga bayi tersebut memiliki tanda kelamin laki-laki dan perempuan.

Tidak hanya itu, alat kelamin bagian luar kemungkinan tidak cocok dengan organ kelamin bagian dalam ataupun dengan kromosom seksual bayi tersebut. Penyakit ambiguous genitalia tidak membahayakan nyawa bayi, namun perlu diingat bahwa hal ini dapat menyebabkan permasalahan sosial. Hal ini memengaruhi identitasnya di tengah masyarakat. 

Baca Juga: Pentingnya Jaga Kehamilan agar Terhindar dari Ambiguous Genitalia

Adakah Cara Mengobati Kondisi Ini?

Tentunya ada. Cara mengatasi kondisi ini dengan dokter melakukan tindakan pembedahan pada bayi. Dikarenakan kelainan perkembangan seksual ini cukup langka, sering pembedahan dilakukan dengan melibatkan dokter dari berbagai bidang spesialisasi. Pembedahan bertujuan menjaga fungsi seksual anak, serta membentuk organ kelamin eksternal agar lebih tampak normal.

Pada anak perempuan, pembedahan ditujukan untuk membantu menjaga fungsi seksualnya nanti dengan cara memperbaiki struktur vagina. Pada anak laki-laki, pembedahan dilakukan untuk memperbaiki struktur penis sehingga menjaga fungsi ereksi dari penis pada saat anak menjadi dewasa.

Namun, jika ambiguous genitalia pada bayi disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon dan tetap berlangsung pada saat bayi tumbuh, bayi diberikan terapi hormon untuk menyeimbangkan hormon seksualnya. Pemberian hormon juga dilakukan pada masa pubertas.

Tidak hanya pengobatan secara fisik, anak harus dirawat kesehatan mentalnya dengan selalu berdiskusi pada psikolog anak. Berbicara dengan psikolog anak kini bisa mudah dilakukan, caranya cukup download aplikasi Halodoc. Selain itu, dianjurkan agar orangtua tidak mengarahkan anaknya untuk tumbuh sebagai laki-laki atau perempuan, hingga jenis kelamin anak dapat ditentukan dengan pasti saat diagnosis oleh dokter.

Baca Juga: 4 Kondisi Medis yang Memungkinkan Operasi Kelamin

Penyebab Ambiguous Genitalia

Penyakit ini bisa terjadi karena ketidakseimbangan hormon pada saat kehamilan, sehingga mengganggu perkembangan organ seksual janin. Gangguan ini menyebabkan ketidaksesuaian antara penampakan alat kelamin dari bagian luar bayi dengan organ seksual internal atau status seksual secara genetik (XX atau XY).

Penyebab ambiguous genitalia pada janin yang memiliki struktur genetik perempuan, antara lain:

  • Abnormalitas kromosom;

  • Kelainan genetik, seperti hiperplasia adrenal kongenital;

  • Terpapar dengan hormon pria pada saat kehamilan;

  • Tumor pada ibu yang memicu produksi hormon pria.

Sementara penyebab dari ambiguous genitalia pada janin yang memiliki struktur genetik laki-laki, antara lain:

  • Abnormalitas kromosom;

  • Kelainan genetik yang diturunkan;

  • Kelainan pada testis atau testosteron;

  • Sindrom insensitivitas androgen.

Baca Juga: Kenapa Seseorang Bisa Jadi Aseksual Ini Penjelasannya

Sementara itu, beberapa kemungkinan faktor risiko untuk ambiguous genitalia mencakup riwayat kondisi kesehatan pada keluarga adalah sebagai berikut:

  • Kematian pada masa bayi yang tidak diketahui penyebabnya;

  • Infertilitas, tidak mengalami menstruasi, atau rambut wajah yang berlebih pada wanita;

  • Abnormalitas genital;

  • Kelainan perkembangan fisik selama pubertas;

  • Hiperplasia adrenal kongenital, yakni sekelompok kelainan genetik bawaan yang memengaruhi kelenjar adrenal.

Apabila kamu ingin mengetahui lebih banyak mengenai ambiguous genitalia, kamu bisa tanyakan langsung ke dokter ahli. Selalu perhatikan kondisi bayi yang baru lahir agar terhindar dari berbagai gangguan kesehatan.