Adakah Pencegahan untuk Kondisi Keratosis Pilaris?
Halodoc, Jakarta – Keratosis pilaris, disebut juga penyakit kulit ayam, adalah kondisi ketika permukaan kulit menjadi kasar dan muncul bentol kecil mirip jerawat. Berbeda dengan penyakit kulit lain, keratosis pilaris tidak menimbulkan rasa nyeri atau gatal. Penyakit kulit ini muncul di kulit lengan, paha, pipi, dan bokong. Area tubuh lain yang rentan terkena adalah alis, wajah, atau kulit kepala.
Baca Juga: Kenali Keratosis Pilaris, Penyakit yang Disebut Kulit Ayam
Apa Tanda dan Gejala Keratosis Pilaris?
Berikut ini tanda dan gejala keratosis pilaris yang perlu diwaspadai:
-
Muncul bintik kasar berwarna putih, kemerahan, atau kecokelatan di permukaan kulit.
-
Bintik kasar disertai dengan rasa gatal (jarang terjadi).
-
Kulit tampak lebih kering.
-
Bintik muncul di area berambut.
-
Pada kasus yang jarang terjadi, keratosis pilaris dibarengi dengan gejala atopik lain, seperti rhinitis alergi, eksim atopik, hingga asma.
Mengapa Keratosis Pilaris Terjadi?
Keratosis pilaris terjadi akibat penumpukan keratin atau protein padat yang melindungi kulit dari zat berbahaya maupun infeksi. Jika terus menumpuk, keratin menebal hingga menyumbat lubang pori (tempat folikel rambut berada). Sumbatan ini membuat pori-pori melebar dan jika jumlahnya bertambah banyak, membuat permukaan kulit terasa kasar, tidak rata, hingga bersisik.
Hingga kini, penumpukan keratin belum diketahui secara pasti. Namun, kondisi ini diduga berkaitan dengan penyakit turunan. Beberapa kelompok yang rentan mengalami keratosis pilaris, yaitu: usia (anak-anak dan remaja lebih berisiko), mengidap penyakit kulit lain (seperti iktiosis dan eksim), serta berjenis kelamin pria.
Bagaimana Keratosis Pilaris Didiagnosis dan Diobati?
Diagnosis keratosis pilaris dilakukan melalui pemeriksaan fisik, uji laboratorium, dan uji kulit. Dokter juga menanyai riwayat kesehatan pengidap, termasuk tanda dan gejala yang dirasakannya. Meski kebanyakan kasus keratosis pilaris bisa sembuh sendiri, pada beberapa kasus, pengidap perlu menjalani pengobatan berikut agar kondisi membaik:
-
Topical exfoliants. Pengobatan dilakukan dengan mengoleskan krim pada kulit yang terinfeksi. Tujuannya untuk melembapkan kulit dan menyingkirkan sel kulit mati.
-
Topical retinoid, merupakan turunan vitamin A yang bekerja membantu proses pergantian sel dan mencegah penyumbatan folikel rambut. Obat bisa berbentuk krim atau obat oles.
-
Terapi laser. Sinar laser ditembakkan ke bagian kulit yang terinfeksi. Prosedur ini perlu dilakukan beberapa sesi agar hasilnya maksimal.
Baca Juga: 3 Gejala Keratosis Pilaris yang Perlu Diketahui
Bisakah Keratosis Pilaris Dicegah?
Jawabannya, tidak. Hingga saat ini belum ada cara mencegah keratosis pilaris. Namun, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi risikonya, antara lain:
-
Gunakan pelembap udara (humidifier).
-
Jangan mandi terlalu lama.
-
Mandi dengan air hangat, lalu keringkan kulit secara merata.
-
Saat mandi, gunakan sabun ringan yang mengandung minyak.
-
Setelah mandi, oleskan pelembap sesuai jenis kulit.
Baca Juga: 5 Penyakit yang Mudah Menyerang Kulit
Itulah cara mencegah keratosis pilaris yang perlu diketahui. Kalau kamu punya keluhan serupa, jangan ragu berbicara dengan dokter ahli. Tanpa harus antre, sekarang kamu bisa langsung membuat janji dengan dokter di rumah sakit pilihan di sini. Kamu juga bisa tanya jawab sama dokter dengan download aplikasi Halodoc via fitur Tanya Dokter.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan