Adakah Pencegahan Efektif untuk Anemia Hemolitik?
Halodoc, Jakarta - Anemia hemolitik merupakan sebuah gangguan autoimun dan termasuk dalam jenis anemia yang jarang terjadi. Saat kamu mengalami anemia, sumsum tulang dalam tubuh tidak akan cukup menghasilkan sel darah merah atau sel darah merah tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Fungsi utama dari sel darah merah adalah membawa oksigen ke seluruh tubuh. Ketika hanya ada terlalu sedikit sel darah merah, tubuh tidak akan mendapatkan oksigen yang cukup sehingga membuat kamu merasa lelah atau kehabisan napas.
Baca juga: Kenali Gejala dari Penyakit Anemia Hemolitik
Adakah Cara Pencegahannya?
Sel darah merah dibuat dalam bahan seperti spons yang disebut sumsum tulang. Sel darah ini biasanya hidup selama sekitar 120 hari. Apabila kamu mengalami anemia hemolitik, tubuh akan menghancurkan sel darah merah lebih cepat dibandingkan yang bisa dibuat oleh sumsum tulang. Terkadang, sel darah merah ini hanya hidup selama beberapa hari.
Kamu tidak dapat mencegah jenis anemia hemolitik bawaan. Pengecualiannya adalah defisiensi glukosa 6 fosfat dehidrogenase (G6PD). Jika kamu terlahir dengan kekurangan G6PD, kamu dapat menghindari zat yang dapat memicu kondisi tersebut. Misalnya, hindari kacang fava, naftalena (zat yang ditemukan di beberapa bola ngengat) dan obat-obatan tertentu (sesuai anjuran dokter).
Meski begitu, beberapa jenis anemia hemolitik bisa dicegah. Misalnya, reaksi terhadap transfusi darah yang dapat menyebabkan anemia hemolitik. Ini membutuhkan pencocokan jenis darah yang cepat antara pendonor dan penerima.
Baca juga: Inilah Jenis-jenis Anemia yang Merupakan Penyakit Keturunan
Perawatan pranatal yang tepat dan tepat juga dapat membantu menghindari masalah ketidakcocokan Rhesus darah atau Rh. Kondisi ini dapat terjadi selama kehamilan jika seorang wanita memiliki darah Rh-negatif dan bayinya memiliki darah Rh-positif. “Rh-negatif” dan “Rh-positif” merujuk pada apakah darah memiliki faktor Rh atau protein pada sel darah merah. Ketidakcocokan Rh dapat menyebabkan anemia hemolitik pada janin atau bayi baru lahir.
Jika kamu merasa rentan mengalami anemia, kamu perlu mengomunikasikannya pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Kamu cukup download aplikasi Halodoc dan bisa tanya jawab dengan dokter kapan saja.
Biasanya, dokter akan menyarankan kamu untuk melakukan pemeriksaan seperti tes darah yang disebut hitung darah lengkap atau CBC untuk mencari tanda-tanda anemia. Tes ini akan mengukur:
- Jumlah sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit.
- Ukuran sel darah merah.
- Protein dalam sel darah merah yang membawa oksigen (hemoglobin).
- Berapa banyak ruang yang dihabiskan oleh sel darah merah dalam darah (hematokrit).
Jumlah sel darah merah yang rendah dan kadar hemoglobin serta hematokrit yang rendah adalah tanda-tanda anemia.
Baca juga: Begini Diagnosis Anemia Hemolitik yang Tepat
Apabila hasil tes CBC menunjukkan anemia, dokter mungkin akan melakukan serangkaian tes lanjutan. Beberapa tes yang umum dilakukan untuk mendapatkan diagnosis anemia hemolitik autoimun meliputi:
- Jumlah retikulosit. Pemeriksaan ini mengukur jumlah sel darah merah muda di tubuh. Jumlah retikulosit yang tinggi berarti sumsum tulang membuat lebih banyak sel untuk menggantikan sel yang telah dihancurkan oleh tubuh.
- Tes Coombs. Dokter biasanya akan melakukan tes ini untuk melihat apakah tubuh membuat antibodi terhadap sel darah merah.